BAB 4 : WB1

44 5 0
                                    

Hari ini Gwen mengumumkan pertemuan urgent. Ini memang terjadi beberapa kali, tapi kali ini ia mengharuskan semua anggota datang ke markas.

Elara adalah orang pertama yang tiba, bersama dengan Gwen. Sara mungkin masih mengurus toko rotinya mengingat ini masih pukul empat sore. Karen izin terlambat karena harus menangani pasien, Wanda biasanya akan datang bersama Rhea, dan Freya ... Tidak bisa dihubungi, mungkin ia masih ada di tengah konser.

"Apa ada sesuatu, Ace?"

"Ya, apa kau familiar dengan nama Theo?"

Elara terdiam sesaat. "Oh ya, si pemimpin mafia kecil yang mengirim surat permintaan kode WB1. Ada apa dengannya? Membuat perhitungan?"

"Tepat."

Elara memutar matanya. "Tikus kotor!"

"Dengan pamanku."

Elara menutup mulutnya, reaksinya berubah, kini keningnya berkerut.

"Bagaimana bisa?"

"Bisa saja."

"Mereka bermain kotor!"

Siapa pun tahu, Redfox adalah salah satu kelompok mafia besar yang ditakuti banyak orang. Ya, satu dari sepuluh peringkat kelompok mafia teratas. ETA adalah salah satunya, meski tidak sebesar Redfox.

Pintu dibuka secara tiba-tiba, perempuan berambut hitam panjang menatap Wlara dan Gwen dengan panik. Peluh mengalir di dahinya seakan baru saja lari maraton ribuan mil jauhnya.

"Ada apa, Ace? Ada apa?"

Perempuan yang dipanggil Ace hanya memejamkan mata.

"kita tunggu yang lain," ujar Elara, mewakili Ace.

Rhea mencoba mengatur napasnya, kemudian duduk. Wanda lebih dulu duduk, mengambil posisi di sebelah Elara.

"Kau tahu bila kita berkumpul itu artinya ada sesuatu yang sangat penting, Bos."

"Ya, ini memang penting."

Karen tiba tak lama kemudian, disusul dengan Sara. Dua jam kemudian, Freya tiba.

"Jangan mengadakan pertemuan seperti ini di tengah aku sedang jumpa pers! Itu membuatku ingin meledak!" sungut Freya.

"Baiklah, semua sudah berkumpul. Frey, apa ada hal mencurigakan di sekitar sini?"

Freya menatap tajam pasa Gwen. "Satu-satunya hal mencurigakan adalah panggilanmu!"

Freya duduk di sofa single, merajuk. Rhea tertawa, Wanda dan Sara tersenyum, begitu pula dengan Karen.

"Kita berurusan dengan Redfox," ujar Gwen pada intinya. Kini ia duduk dengan tegap, membuka matanya.

Mata Rhea membulat. "Apa salah kita?"

"Tidak ada. Kita harus membuat WB1 sebanyak lima buah dalam waktu kurang dari seminggu," ujar Gwen.

"Ini agak berat sebenarnya, mengingat seminggu ini jadwalku sangat padat. Tapi aku akan mengusahakannya," ujar Karen sambil menggaruk kepalanya.

"Aku akan membuat cetak birunya, Karen yang akan menyempurnakannya," imbuh Sara, "kita lakukan seperti biasa."

"Ini yang harus kalian lakukan," ujar Ace yang kini raut wajahnya lebih serius.

***

Sepulang dari markas, Sara langsung menuju kamar dan menguncinya rapat. Ia mengatakan pada Jane bahwa beberapa hari ke depan mungkin ia akan sibuk dan tidak akan membantu mereka di toko. Semua urusan toko roti ia serahkan sepenuhnya pada Jane.

Angels of ETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang