01

20 5 4
                                    

Pagi ini seorang laki-laki terbangun dari tidurnya karena alarm yang berasal dari handphone nya.

Ya, laki-laki itu adalah Haikal Mahendra.

"Hooaaammmm" Haikal menguap setelah terduduk sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

"HAHH JAM SEMBILAN??!!" Haikal terkejut bukan main saat melihat jam yang berada di dinding kamarnya itu. Pasalnya dia sudah janjian dengan yang lainnya untuk pergi jogging tapi dia bangun kesiangan kali ini.

Bukan pertama kalinya bagi Haikal mengalami kejadian seperti ini, tapi sering kali. Sudah merencanakan sesuatu untuk dilakukan besok dan tidur lebih awal dari biasanya, tapi tetap saja ia bangun terlewat dari jam yang direncanakan. Giliran tak ada sesuatu yang dilakukan esok hari, pasti Haikal akan bangun lebih awal daripada teman-temannya.

Kalian mungkin pernah atau bahkan sering ngalamin juga kan?

Haikal yakin pasti teman-temannya sudah meninggalkannya karena dia bangun terlalu siang. Tapi nyatanya, setelah Haikal mandi dan keluar kamar. Ternyata teman-temannya sedang berkumpul di lantai dasar, dan ada beberapa yang berada di dapur. Seperti Julian dan Yoshi yang sedang memasak, Rizal yang membersihkan meja makan di bantu Joshua, dan sisanya menonton pertandingan sepak bola di ruang tengah. Haikal lega karena ia tidak sendirian di kost-an.

"Loh bang ekal tumben banget baru bangun, biasanya dari pagi buta udah teriak-teriak buat bangunin kita". Joshua keheranan saat melihat Haikal baru keluar kamar se-siang ini, karena biasanya orang yang pertama kali bangun di kost-an adalah Haikal . Dan dia akan membangunkan yang lain dengan menggunakan panci yang dipukul-pukul.

"Iya nih kebiasaan kalo udah janjian dari malem pasti bangunnya lewat, btw kalian cepet banget udah balik jogging, biasanya baru balik dzuhur"

"Gimana mau jogging bang, diluar ujan deres"

"Masa iya??" Haikal terkejut. Pantas saja saat dia bangun tadi tak ada cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya, ia kira masih subuh ternyata mendung.

"Lahhh, iya bang. Dari tadi pagi geledek gede bener abang ga denger? Senyenyak itu tidurnya? Gue aja pas geledek pertama langsung bangun, trus buru-buru ke kamar bang Eyos buat ngungsi". Joshua keheranan untuk kedua kalinya.

"Bang ekal kalo udah ngebo mah mau ada yang masang petasan dikamarnya juga dia tetep tidur" Yoshi datang bersama Julian dari dapur sambil membawa masakan yang sudah matang.

"Yeee kurang ajar lu yos, eh btw lu masak apa njul? Enak banget tuh kayanya"

"Lo juga kurang ajar anjrit. Njal njul njal njul, bagus bagus emak bapa gue ngasi nama Julian Aksara, udah di aqiqahin pula. Maen ganti-ganti aja lo ga terima gue" Julian ngegas karena sudah sering kali ia dipanggil tidak sesuai dengan nama aslinya. Sebenarnya Julian tidak marah saat teman-temannya memanggilnya Panjul, bahkan ia merasa itu seperti panggilan sayang dari teman-temannya untuknya.

Tapi Julian merasa sedikit kesal saat ada yang memanggilnya Njul, menurutnya Jul lebih baik daripada Njul.

"Wetss berantem ajanih mama sama papa gabaik tau diliat anak-anak" Sahut Jidan sambil menyomot paha ayam dari piring yang baru Yoshi letakkan di meja makan.

"Tuman banget sih lu bang nyomot nyomot kaya gitu gue tempeleng mabok lu" Sebenarnya sudah biasa jika mereka seperti itu, mengambil makanan yang baru saja sampai ke meja makan. Tapi lama-lama Joshua kesal juga masalahnya itu makanan baru matang, mbok ya sabar dulu gitu loh.

"Nih tempeleng aja kalo bisa"

"AAAWW PANAS"

"Mampus makan tuh ayam" Rizal yang dari tadi tidak bersuara akhirnya mengeluarkan suaranya hanya untuk memaki Jidan yang terkadang tingkahnya di luar nalar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trouble Maker | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang