THAT DAY...

27 7 0
                                    

memasuki area villa perasaan mencekam tak dapat ku tutupi lagi, dengan panik ku parkirkan mobil dengan cepat. dan ketika yang lain sibuk merapikan barang, aku percepat langkahku menemui keluarga yang menjaga villa ini. mereka terdiri dari bapak, ibu dan seorang anak lelaki mereka. 

" selamat siang neng, dengan neng audrey ya, kamar sudah kami siapkan, mari masuk ke dalam neng, makan siang pun sudah mang dan bibi  masak, harus cepat dimakan kalau dingin nanti ga enak lho'', ucapnya seraya tersenyum dengan ramah di sertai senyuman yang tidak bisa aku mengerti. atau ini hanya perasaanku saj, entahlah.. semenjak peristiwa itu, hidupku telah berubah...

tiba-tiba aku tersadar jika aku sendiri disini,, sejak kapan aku ada di bawah pohon besar ini seraya berlari menuju teras sebuah rumah. aku cari anakku alisyia, dari anak sepemilik villa, ku mendapat info jika anak dan anggota keluarga ku yang lain berenang di sebuah sungai kecil di lembah yang berada dibelakang villa ini. entahlah apa yang mereka fikirkan di cuaca yang dingin dan berkabut mereka malah pergi ke lembah yang ada di belakang rumah.

''alis, alisya... dimana kamu nak, dengan panik ku berlari di atas jembatan bambu yang menghubungkan antara villa dan lembah tersebut. tak ada jawaban dari seorang pun. dengan penuh cemas ku berlari di tepian sungai kecil ini, tiba-tiba adikku muncul dari pemandian, "eli, kamu lihat alisyia ga?' tanyaku dengan cepat.

''tadi ada disini dia, sekarang ga tau kemana'' jawabnya cepat, dan kembali lagi melanjutkan berenangnya di sungai kecil ini. sekujur tubuhku merinding ketika ku melihat sekelompok wanita yang sedang ada di tepian sungai itu. ku menganggukkan kepala dan berusaha secepatnya berlalu dari hadapan mereka.

sungai ini sungguh menyeramkan bagiku, di tepian kanan atau pun kiri di tutupi oleh rimbunnya pohon bambu yang menjuntai ketengah sungai, bahkan sinar matahari pun tidak bisa menerangi sungai tersebut. kabut putih selalu muncul dan menyelimuti sepanjang sungai ini.

ku lihat beberapa anak kecil sedang berenang dan bermain di tepi sungai. "kalian lihat alisya ga nak? ''tanyaku cepat. " lihat tante, dia sedang pinjam hp aku, dia sedang di atas jembatan", jawab mereka cepat.

"alisya, kamu kenapa pergi tanpa izin? kamu tau gak mama hawatir, ayo cepat pergi dari sini", omelku, tanpa ku beri kesempatan untuk dia menjawabku.

entahlah, ketakutanku semakin menjadi-jadi saat rimbunnya pohon bambu itu bergerak tertiup angin laksana ribuan tangan yang berusaha menggapaiku. sayup-sayup ku dengar nyanyian langgam jawa dan suara gamelan, siapa pun yang mendengarnya akan pucat pasi dan ketakutan.


THE DEAD OF VALLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang