side of the river

11 5 0
                                    

setengah berlari ku sambil menyeret alisya yang tampak enggan mengikutiku, wajahnya kesal karena aku dianggapnya telah mengganggu waktu santainya. " jangan panik napa ma, santai aja, nothing happen ma, everything is fine" ucapnya sambil menghentikan langkahnya. belum sempat aku menjelaskan tiba-tiba tubuhku seperti ada yang menarik kearah dalam sungai yang tiba-tiba terlihat seperti kubangan lumpur, langit menghitam, kabut itu kembali turun menyelimuti kami. " maa', alisya berteriak memanggilku, diantara kegelapan aku melihat kuku-kuku tajam yag terus menarikku. aku tidak boleh menyerah pikirku, ku hentakkan kakiku dan berusaha melepaskan kakiku dari genggamannya. dengan terhuyung-huyung dan kaki penuh darah, aku berusaha pergi dari tepian sungai itu, samar-samar kulihat alisya berlari ke arah ku.

" ma, are you ok?'' bisiknya lirih sambil menahan tangisnya.  " ga papa, sekarang kita harus cari yang lainnya, secepatnya pergi dari sini, ucapku seraya melangkah menjauhi tepian sungai. celaka, tadi aku bertemu dengan nenek dan tante kamu, mereka masih ada di pemandian, pekikku tertahan.

"alisya, kamu tunggu mama di atas jembatan ini, mama akan kembali ke sungai mencari yang lainnya, jika dalam waktu 5 menit mama tidak kembali, bawa yang lainnya meninggalkan villa ini" ucapku perlahan seraya memeluknya. 

" tapi ma, " tak ingin mendengar apa pun, aku berlari kembali menuju sungai, aku ingat mama dan adikku ada di pemandian yang pertama, dari atas lembah aku melihat mama sedang berendam d dalam sungai, ku lihat hanya ada mama ku sendiri, dimana yang lain pikirku sembari ku dekati tepian sungai itu.

ku lihat mama ku sedang terlentang d atas sungai, dengan tenang, padahal hawa dingin sangat mencekam dan membuat siapa pun merinding untuk berada di situ.  " mama, maaa sini ayo cepat kembali,,,," iyaaa, audrey" jawabnya . tapi kenapa jawaban itu justru terdengar dari balik rimbunnya pohon bambu dan juga suara adikku.

belum hilang rasa terkejutku, ku tatap nanar wanita diatas sungai itu, dia sudah berubah jadi sosok  yang sangat mengerikan. wajahnya nyaris tak berbentuk, rambutnya panjang putih dan tergerai , kuku-kukunya yang panjang , tajam dan hitam tiba-tiba sudah ada dipergelangan kakiku. " aahhh, lepaskan aku'' sambil berteriak, aku berusaha melepaskan kakiku dari sosok wanita yang sangat menyeramkan itu, kulihat darah mengalir dari kedua kakiku yang tersobek olehnya. 

tiba-tiba lenganku ditarik menjauhi tepian sungai oleh sesosok bayangan yang tidak begitu jelas, sungguh mengerikan sesosok wanita tua itu terlihat tetap ada di kakiku, dengan sisa tenagaku kulepaskan dan ku berlari ke atas jembatan itu. ku dorong mama dan adikku untuk terus mengikuti alisya memasuki villa.

di atas jembatan kecil itu kami berlari tidak lagi menghiraukan angin yang mendesau dengan seram, kabut yang semakin gelap.  kulihat alisya membuka pintu dan membantu adik dan juga ibuku untuk memasuki pintu tersebut. sesaat aku akan mencapai pintu tersebut, sesosok bayangan mengerikan itu tepat ada di hadapanku. diantara ketakutan di wajah alisya aku mendorongnya agar dia masuk pintu itu dan menguncinya bersama adik dan ibuku.

aku terseret menjauh dari jembatan itu, tubuhku  terus memasuki aliran sungai itu... tiba-tiba semua gelap.. sayup-sayup ku dengar suara alisya memanggilku, dan semuanya menghilang.....

 ***

"audrey... bangunlah, buka matamu... dengarkan aku... everything is alright now" bisiknya lirih.

"ya ampun,,, kamu bikin kita semua panik, kalau gak bisa berenang, mending kamu gak usah ikut kita berenang deh " kata rere sambil memberikan handuk. 

" kamu gak papa kan, aku antar kamu pulang ya? jawab dong jangan diam saja," lanjutnya perlahan.

sepasang mata itu sangat aku kenal.... sepasang mata yang selalu ada di samping ku kapan pun aku membutuhkannya.

" hai anak-anak, hari akan menjelang malam, cepat kalian pulang, orang tua kalian akan marah kalau kalian pulang terlambat" teriak bapak tua dari atas jembatan.

akhirnya kami berjalan beriringan pulang menuju rumah kami masing-masing. peristiwa hari ini sangat membuat aku terguncang, sepanjang jalan aku hanya mampu terdiam.

''besok kita bertemu lagi di sungai ya seperti biasa', suara rere memecah keheningan, lalu menghilang di persimpangan jalan, bersama teman-teman yang lain.

kalau kamu lelah, besok tidak usah datang , istirahat lah dirumah, dia berkata seraya melambaikan tangannya.

***

tiba-tiba mataku terbelalak melihat apa yang ada di hadapanku, sesosok bayangan itu berdiri dihadapanku, darah hitam mengalir dari sekujur tubuhnya, dari matanya mengeluarkan cairan hitam yang terus mengalir, mulutnya menjulurkan lidah yang panjang dengan taring gigi yang menyeringai.

" apa yang kau inginkan dari ku... apa?, menjauhlah kau!!!! aku hanya mampu merapatkan tubuhku ke tembok, tiba-tiba tangan dingin itu mencekikku, sesaat aku teringat alisya, banyak cerita dan sejuta maaf yang ingin ku sampaikan padanya, namun sepertinya aku tidak punya waktu lagi... napasku kian tercekik....

***

"hari ini kita pergi berenang? semalam hujan deras, aku takut "ucapku sambil terus berjalan mengikuti teman-temanku menyusuri jalanan.

"kamu kan memang gak bisa berenang penakut lagi, sudah diam saja kamu", sergah rere. 

rere memang paling pintar berenang dia juga anak yang pintar mempengaruhi teman-teman untuk mematuhinya. sesampainya di tepian sungai itu, semua anak siap-siap lomba renang. bagaimana pun juga aku akan ikut serta, aku tidak mau dianggap penakut dan anak manja, aku harus bisa buktikan.

THE DEAD OF VALLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang