Gue sedang berada di sebuah bioskop. Sedang ada acara premiere film atau semacamnya. Pokoknya di situ ramai banget dan semua bintang terkenal Indonesia ada di situ. Bahkan gue bisa mengenali beberapa aktor dan aktris Hollywood. Wow, ada apa ini? Kenapa gue tiba-tiba ada di situ?
Gue duduk di deretan bangku paling atas di bioskop itu. Tapi bangkunya agak berbeda karena bisa diputar-putar ke depan, ke belakang. Ada beberapa teman gue di situ tapi gue nggak ingat siapa saja, kecuali satu orang namanya Saras. Dia adalah temen gue di kantor yang sekarang. Dia host salah satu acara podcast yang gue produseri tapi lagi stuck karena wfh terus (shit kok curhat).
Ketika gue duduk di bangku bioskop itu rasanya kayak dapat kesempatan kedua untuk hidup. Apa yang terjadi antara gue dan pembunuh botak di mimpi yang sebelumnya terasa seperti... mimpi, tapi nyata.
Aneh.
Yang pasti rasanya seperti lo mati di Genshin Impact setelah melawan salah satu bos nyebelin tapi kemudian hidup lagi dan lo bisa ingat semua kejadian yang lo alami sebelum lo mati. Gue ingat semua kejadian yang gue alami sebelum kena setrum kabel listrik di dalam gang yang banjir itu. Dan gue ceritain itu ke beberapa teman gue yang ada di sana termasuk Saras.
Awalnya gue pikir nggak ada yang aneh dengan acara itu. Semua orang terkenal ada di sana, semua orang yang berpengaruh di negeri ini ada di sana, semua berjalan baik-baik saja. Sebenarnya ada banyak dialog antara gue, Saras, dan beberapa tamu orang terkenal yang ada di ruangan itu tapi gue lupa detail obrolannya. Kayaknya tentang film atau politik gue lupa. Yang pasti gue nggak terlalu paham obrolannya karena yang banyak berdiskusi dan berdialog adalah Saras. Sementara gue masih dalam fase recovery dari mimpi buruk dan sedang menyesuaikan diri dengan kenyataan baru di mimpi kedua yang gue nggak tahu kalau ternyata jauh lebih buruk dari mimpi yang pertama.
Acara itu bubar dan selesai. Teman-teman gue nggak lagi sama gue dan Saras udah entah ada di mana. Gue kemudian keluar dari gedung bioskop dan di luar juga tetap ramai. Semacam ada sebuah acara besar-besaran yang digelar karena jalanan ramai banget. Kondisi jalan tidak macet tapi orang-orang berkerumun. Mobil-mobil terparkir di pinggir jalan dan semua orang tumpah ke jalanan. Kondisinya kurang lebih, dalam mimpi gue itu, seperti ketika acara wisuda di UI atau acara lebaran di kampung. Anehnya, gue tidak merasa aman. Sama sekali.
Tiba-tiba perasaan tentang dikejar-kejar pembunuh itu datang lagi. Seperti gue akhirnya sadar bahwa hidup gue yang sekarang, yang akhirnya bebas dari kejaran pembunuh itu, hanyalah sebuah halusinasi. Ah, entah, gue bingung menjelaskannnya. Yang mana yang halusinasi? Hidup gue yang ini? Atau hidup gue yang sebelumnya?
Ketika gue berdiri di sebuah jalan sempat di mimpi yang kedua, gue merasa seperti ada orang yang sengaja menempatkan gue di situasi terburuk yang pernah gue alami. Seperti W.I.C.K.E.D yang menempatkan pemeran-pemeran utama dalam film The Maze Runner. Seperti ada orang yang dengan sengaja mempermainkan hidup gue tapi enggak tahu motifnya apa. Nggak tahu tujuannya apa. Tapi gue bisa menyadari itu, entah itu benar atau hanya perasaan gue saja. Yang pasti gue nggak merasa aman sama sekali saat itu.
Lagi-lagi gue berada di tempat yang familier. Kalau lo pernah ke UI, lo pasti tahu belokan dari FMIPA menuju ke Stadion UI-PNJ, kawasan dekat Menara Air dan kuburan bikun. Ada jalur sepeda dan pejalan kaki di sana yang kalau lo jalan terus lo akan sampai juga ke gedung Rektoran.
Gue seperti sedang berdiri di sana. Gue nggak pernah suka tempat itu karena pas zaman ospek, gue inget dipaksa lari sama senior yang teriak-teriak nyuruh gue lari dengan cepat. Gue benci banget sama orang-orang itu. Gue benci banget sama ospek UI. Seharusnya gue nggak usah ikutan ospek itu karena nggak ada gunanya. Ketika gue berdiri di sana dalam mimpi itu, gue dihantui oleh dua hal: kenangan buruk ospek itu dan ingatan soal pembunuh botak. Juga ancaman yang gue tahu akan muncul kalau gue berjalan beberapa langkah ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Buruk
Mystery / ThrillerPasti lo pernah deh, mengalami mimpi yang rasanya nyata banget dan bikin lo nangis sejadi-jadinya. Buat gue, semua mimpi selalu terasa seperti betulan. Tapi yang satu ini bukanlah mimpi yang gue harapkan.