Apakah kau bisa melihatnya?
Api merah yang membakar habis semua kenangan
Pedang tajam yang membilah habis tenggorokan
Mata yang berdarah
Jiwa yang hampa
Happy Reading
Dimana ini?
Aku baru saja keluar dari sebuah pintu tua, melewati lorong panjang spiral yang membuatku berpikir bahwa tangga itu tak akan ada ujungnya. Lorong gelap dan sunyi. Dingin dan mencekam.
Ada beberapa orang yang berjalan bersamaku, membawa lentera minyak kecil dengan penerangan lemah seolah-olah akan redup.
Namun kami pada akhirnya sampai di ujung lorong. Aku sempat menghela napas lega karena kami terbebas dari terowongan mengerikan berbau amis itu sebelum lentera kami padam. Membuka pintu, dan pemandangan mengerikan lainnya datang menyambut.
Aku sempat berspekulasi bahwa tempat itu adalah neraka. Sebuah lapangan tua yang mirip pelatihan tentara, ada cukup banyak orang yang berada di sana.
Orang-orang yang berlumuran darah. Orang-orang yang entah tak ku tahu kenapa malah tertawa bahagia, sebagian menjerit meminta pertolongan, separuhnya melolong minta diselamatkan.
Mirip hiruk pikuk festival.
Dimana ini? Apakah ini alam lain?
"Wah! Akhirnya kita sampai juga!!"
Seorang perempuan dengan rambut panjang pirangnya tampak bertepuk tangan, matanya berbinar cerah bahkan ketika dia melihat pemandangan menyeramkan yang terpampang di depan kami.
"Seru! Kelihatannya itu sangat seru!" Pekiknya lagi sembari tersenyum lebar.
Aku cukup tidak mengerti dan tak bisa berkata-kata, bagaimana dia bisa sesenang ini melihat banyak bencana di depan matanya.
Orang-orang saling menusuk satu sama lain, saling menggorok leher masing-masing.
Orang-orang yang dipaksa memakan bangkai manusia.
Orang-orang yang dicambuk dengan besi berduri di punggungnya.
Aku merasa mual dan hampir muntah. Ku tutup hidungku dengan telapak tangan, berusaha agar bau anyir dan amis itu tak membuat perutku semakin bergejolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
99 DAYS DREAM : the dark of past life
General Fiction❝a short story that come from dreams.❞