I Hate to Admit it

202 15 2
                                    

Dengerin lagu yang di mulmed dulu baru baca ceritanya ya.

Typo itu wajar :”)
_____________________________________________


Dipagi hari yang cerah di sebuah cafe terdapat seorang pemuda dengan surai coklat dan mata emas kecoklatan yang sedang menikmati americano sambil mengerjakan tugas kantornya, walaupun ini hari libur tapi dia tetap melakukan tugasnya disaat senggang seperti sekarang, pemuda itu bernama Bam.

Setelah beberapa saat berkutat dengan laptopnya akhirnya dia selesai menyelesaikan laporannya hanya tinggal dikirim ke sekretarisnya, setelah dikirim Bam membereskan barang-barangnya lalu membayar americanonya dan berjalan kaki menuju taman dekat cafe. Sambil berjalan dia sambil memasang earphone lalu mendengarkan lagu favoritnya, sambil flashback ke masa lalu yang hanya tersisa kenangan.

Flashback on

“Khun?” Tanya bam mencari keberadaan pacarnya itu.

“Ada apa bam?” Tanya Khun.

“Aku pulang” Ucap bam dengan senyuman yang kelewat lebar, iya jadi mereka tinggal di satu apartement, Bam nyewa satu gedung apartement, tapi tenang mereka ga kebablasan kok masi aman, masih tersegel.

“Iya selamat datang Bam” Ucap Khun, dengan wajah lesunya, tapi Bam ga peka.

“Bam, aku mau ngomong sesuatu sama kamu” Ucap Khun dengan nada yang serius, sambil mengajak Bam untuk duduk di sofa.

“Ya? Mau ngomong apa?” Ucap Bam yang masih dengan senyumannya.

“Kita putus aja ya” Ucap Khun dengan nada yang pelan tapi tegas.

Deg

Pada saat Khun selesai menyelesaikan kalimatnya dunia Bam dan sekitarnya terasa berhenti.

“Bisa diulangin lagi Khun?”

“Kita putus aja Bam” Ulang Khun.

“Khun- tapi, kenapa? Apa aku ada ngelakuin kesalahan?” Ucap Bam dengan mata berkaca-kaca dan dengan suara yang sedikit bergetar.

“Aku dijodohin” Ucap Khun lirih tapi Bam masi mendengarnya dengan jelas.

Deg

Hancur sudah, senyuman yang tadinya ada menghilang terganti dengan raut ketidakpercayaan, rencananya Bam mau ngelamar Khun hari ini daritadi tangan kanan bam megangin kotak beludru merah di kantongnya.

“Khun apa kau tidak bisa menolaknya? Bukankah kau sudah berjanji agar kita terus bersama sampai keatas altar” Ucap Bam memelas, dia sangat tidak ingin kehilangan pacar manisnya yang mau dia lamar.

“Maaf, tapi tidak bisa Bam, ini perintah ayahku” Ucap Khun.

Terkutuklah Khun Edahn dan anggur kesukaannya karna sudah membuat Bam murka. Bam hanya diam mematung tapi hatinya retak cuy, lalu Bam bergerak mendekati Khun dan memeluknya untuk yang terakhir kalinya, walaupun dia sangat marah tapi dia ga bisa marah sama seorang Khun, dia sangat mencintainya.

Setelah memeluk Khun Bam berdiri dari duduknya lalu mengeluarkan kotak beludru merah dari kantongnya dan meletakkannya di tangan Khun

“Khun, kau tau? Walaupun aku sangat marah tapi aku tidak bisa marah padamu Khun” Ucap Bam dengan senyum palsunya. “Khun, berbahagialah dengan orang pilihan ayahmu” Lanjutnya lalu pergi meninggalkan apartementnya, meninggalkan Khun yang menangis kencang karna tidak tau jika Bam ingin melamarnya.

Flashback off

Sudah 2 tahun sejak kejadian itu, setelah Khun dikabarkan menikah dengan salah satu anak dari kolega ayahnya, Khun pergi ke luar negeri bersama suaminya Wangnan, sahabat Bam, dunia itu kejam.

Bam benci mengakuinya kalau dia masi sayang sama Khun, walaupun dia tau kalau Khun tidak salah, dia hanya bisa tersenyum sendu sambil menatap jalanan, lalu bergumam “Kamu satu-satunya yang mengubah seluruh hidupku menjadi berantakan, Khun”. Bam tentu tidak bisa melupakan hari dimana Khun mengingkari janjinya, jujur dia tidak bisa move on dari Khun, dia selalu berharap agar Khun ada disisinya, dia menunggu Khun bercerai dengan suaminya lalu Bam akan langsung menikahkan Khun, dia hanya punya kepercayaan diri walaupun sudah pasti mustahil, tapi karna belum dicoba lebih baik dicoba, dia akan menunggu sedikit lebih lama.

Setelahnya hanya diisi oleh keheningan sampai matanya menangkap sosok biru yang selalu datang ke mimpinya, yang selalu dirindukannya, yang selalu berada dipikirannya, tengah menggendong bocah laki-laki yang kira-kira berumur sekitar 2 tahun bersama dengan suaminya.

Disana, dia bisa melihat aura kebahagiaan disana “Sepertinya kau menemukan kebahagiaan mu ya Khun” Gumam Bam, kemana kepercayaan diri yang sebelumnya, dia memang bisa jadi pelakor, tapi setelah melihat senyum kebahagiaan Khun disana, dia bisa apa? Dia tidak ingin membuat Khun-Nya sedih, apalagi itu karna dirinya.

Setelah beberapa saat berdiam diri dan memperhatikan Khun, akhirnya Khun merasa ada yang memperhatikannya sedaritadi lalu dia menengok dan tatapan keduanya bertemu, disana sangat jelas wajah Khun yang kaget karena melihat mantannya itu.

Lalu akhirnya Khun berjalan melewati Bam seperti tidak mengenalnya dan membiarkan Bam mematung disana dan menatap sendu punggung Khun yang semakin menjauh. “Sepertinya aku hanya bisa mengikuti waktu, karna mau bagaimanapun mungkin aku akan melupakan perasaan ini” Ucap Bam lalu melanjutkan perjalanannya ke apartemennya, dia tidak jadi pergi ke taman karna udah ga mood pergi ke taman.

Tanpa Bam ketahui, setelah melewati Bam, Khun langsung menangis dalam diam, Wangnan yang melihat istrinya menangis hanya bisa merangkulnya dan menenangkan istrinya yang sedang terisak, Wangnan tau kalau Khun dan Bam itu sama-sama masih ada rasa, tapi dia bisa apa? Takdir berkata lain.

_____________________________________________

END

Gw nulis apaan sih :”) tiba-tiba kepikiran cerita kek gini sambil dengerin lagunya.

Maaf ya kalo ga ngefeel.

[BL] I Hate to Admit it ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang