Jika di pikir kembali, El memang sangat nyaman jika di dekat Alesh. Bahkan dirinya rela membatalkan janji dengan siapa pun jika itu berurusan dengan Alesh. Bahkan detak jantungnya kadang menjadi tidak karuan kala Alesh tersenyum. Benarkah ia jatuh cinta? Jika dilihat kembali ia memang tak pernah merasakan hal tersebut karena harinya memang selalu bersama Alesh.
Alesh terlihat merenung, sejak hari ketiga ia di Italia, handphonenya rusak karena jatuh dari atas meja dan mengakibatkan mati total pada ponselnya tersebut. Selama ini ia menggunakan handphone milik Nico untuk mengupload foto ke media sosialnya. Ia merasakan ada sesuatu yang hilang, setelah memikirkan hampir dua puluh menit. Ia baru tersadar bahwa sudah selama ini pula ia tak mengabari El. Dirinya lalu menepuk kening dan panik. Ia takut El akan marah karena sudah selama hampir tiga minggu dan sebentar lagi kepulangannya ia justru tak memberi kabar apapun pada El. Ingin meminjam ponsel milik Nico untuk menghubungi El namun dirinya lupa dengan nomor telepon sahabatnya tersebut.
"Kenapa Alesh?"
"Aku lupa kabarin El," Ucap Alesh dengan nada sedihnya.
"Mau kabarin pake handphone saya?"
"Alesh lupa nomor telepon El.."
"Yah, yaudah Alesh. El pasti ngerti kok kalau kamu disini kan kuliah. Lagian buat surprise El juga kalau dua hari lagi kamu pulang."
"Hm iya juga ya hihi. Semoga El gak marah ya."Musim dingin di penghujung akhir bulan Januari. El terlihat sedang berada di basecamp dirinya dan Alesh dan menonton beberapa film untuk menghilangkan jenuh. Rasa rindunya kepada Alesh sudah tak terbendung lagi. Meski film sedang diputar pada layar proyektor di depannya, El memilih melihat - lihat galeri fotonya. Melihat foto dan video dirinya bersama Alesh. Besok adalah bulan Februari, Alesh akan pulang kembali ke tanah air. El sangat senang mendengarnya, semoga Alesh masih tetap mengenalnya.
Jam menunjukan pukul empat pagi waktu Seoul. Akhirnya Alesh mendarat dengan selamat dan kembali ke Negara tercintanya dengan selamat. Terlihat kedua orangnya kini melambaikan tangan padanya. Dengan tergesa Alesh berlari dan memeluk kedua orang tuanya. Rindu, ia sangat rindu Papi dan Maminya. Setelah berpelukan, Alesh baru menyadari bahwa ada seseorang yang tak muncul untuk menjemputnya."Mami, El kemana?"
"Tadi Mami nanya sama Mamanya El katanya El belum pulang. Mungkin sibuk UKM kan kamu tau sendiri El aktif di UKM."
"Ih masa iya El sibuk banget UKM sampe gak ikut jemput aku. Sebal."
"Kamu udah kasih tau El belum kalau pulang hari ini?," Sahut Papi.
"Eum belum sih. Tapi kan Papi lihat sendiri nih handphone Alesh rusak huhu. Jadi gak bisa kasih kabar El."
"Ya pantesan aja El gak ikut mungkin dia gatau kalau kamu pulang."
"Hm iya juga ya. Yaudah deh nanti Alesh buat kejutan buat El hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer : 14 Hari
RomanceEl dan Alesh sudah bersahabat sejak masa kecil. Keduanya selalu bersama tak terpisahkan bak perangko dan lemnya. Suatu ketika saat menginjak jenjang perkuliahan, di tengah semester Alesh mendapatkan kesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar ke I...