Minggu 1

134 20 9
                                    


Sejak awal Shingeki no Kyojin milik Hajime Isayama
Ini hanya imajinasi yang tertuang dalam tulisan
Typos, bahasa dan penulisan jelek
Fanfic ini sekedar hiburan semata jadi jangan diambil pusing apalagi diambil hati
Levi x Chiby Eren x Mikasa
Actions, Comedy, Family, Romance
Kritik & saran dibutuhkan untuk perbaikan
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aarush
Sinar matahari pertama
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Prolog
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Bagaimana, kau tidak akan mendapatkan keuntungan sebesar ini di kantor polisi lain?"

Wanita berpotongan pendek melotot tajam seolah menanyakan harga diri dari seorang polisi yang coba membuat kesepakatan dengan dirinya. Dan sosok bocah cilik yang terus menatapnya tanpa bekedip. Helaan nafas berat begitu ketara tak kala bulpoin di atas meja menggelinding ke arah wanita tersebut seolah ikut memaksa segera mungkin mengambil keputusan. Diantara pilihan keuntungan yang diberikan memang tidak ada kantor polisi yang menawarkan kesepakatan konyol seperti ini. Hanya satu orang kepala polisi di distrik ini yang memiliki kekuasaan penuh bisa menawari pilihan tersebut. Seperti komedi panggung,tak kala seorang penjahat seperti dirinya dimintai tolong secara paksa dengan cara kotor pula. Padahal, ia adalah pencuri profesional yang paham situasi tapi tidak dengan kondisi dirinya sekarang ini. Dimana setiap keputusan yang diambil mempengaruhi jalan kehidupan yang ia lakoni. Tawaran ini ibarat terjebak di antara pilihan ingin pergi ke kandang buaya atau pergi ke kandang singa.

"Mama, mama mau kan tinggal bersamaku?"

Oke, bocah laki-laki ini semakin membuat kepala wanita bersurai hitam berasa ingin pecah. Lalu tatapan memelas pamannya di balik jeruji juga membuatnya seperti dipaksa untuk segera menanda tangani perjanjian hitam di atas putih itu. Sungguh, rasa-rasanya ia ingin lari atau lebih baik menggali lubang kuburan.
Kalau saja waktu itu iya tidak gegabah mengambil keputusan untuk datang kekediaman tuan Pixis. Situasi runyam sekarang pasti tidak akan pernah terjadi. Apalagi tertangkap oleh seorang kepala Polisi di distrik Singgasina, Levi Ackerman.

"Waktumu tidak banyak"

"Ah... Sial seharusnya aku tidak melakukan ini. Terserah atau penjarakan aku sekarang juga tidak masalah"

Emosi yang tidak stabil. Wanita beriris obsidian berada diambang batas kesabaran. Biar sekalian saja ia tinggal di penjara. Toh keselamatannya juga akan terjamin, tidak perlu ambil pusing tentang gerombolan gangster yang mengejar dirinya ataupun pamannya. Di penjara hidupnya akan sedikit lebih baik, tidak perlu lagi memikirkan tentang biaya hidup. Pemerintah sudah berbaik hati memberi jatah makanan dan juga tempat tinggal secara gratis.

"Baiklah hukuman 20 tahun kurungan akan menantimu. Jadi persiapkan dirimu"

"Tunggu-tunggu, sejak kapan hukumanku sudah diputuskan?Apa kau seorang hakim yang berkuasa atas hidupku? "

"Kau bisa melihat berkas kejahatanmu nona, itu sudah sesuai dengan pasal yang berlaku"

Wanita itu semakin dibuat pusing lagi. Diatas meja ada beberapa tumpukan map coklat berisi berkas kasus yang siap memberatkan hukuman wanita tersebut. Urat nadi tercetak jelas di persimpangan kepala, kalau dipikir-pikir kejahatan yang ia lakukan tidak pernah merugikan negara sebesar itu. Dirinya hanya melakukan tindakan mencuri pada target yang sedari awal memang sudah bermasalah di lingkungan publik. Atau para penjabat pemerintahan yang bermasalah. Bukannya seharusnya aparat kepolisian berterima kasih atas jasa-jasanya karena mau mengurangi jumlah penggelapan dana oleh tikus-tikus pemerintahan.

"Tawaran yang kau berikan itu, sampai kapan?"
Mikasa masih memiliki pikiran waras, tawaran dari sang inspektur juga tidak buruk. Ia hanya diminta untuk menjadi baby sister bagi iblis berwujud manusia mini bernama Eren.

"2 bulan, itu lebih baik dari pada hukuman dua puluh tahun penjara, dan juga kau bisa meringankan hukuman pamanmu"

Inspektur dengan wajah hot Daddy itu melirik pada paman si wanita yang duduk memelas dengan penuh air mata menggenang di pelupuk. Seakan seperti dorongan agar Mikasa mau menyetujui persyaratan yang diajukan sang kepala polisi. Dari dulu hidupnya sudah sial, sekarang bertambah sial lagi saat polisi berstatus duda anak satu itu memintanya untuk jadi ibu pengganti bagi iblis kecilnya. Kesalahan masa lalu apa yang membuat Kami-sama tega memberinya takdir sesulit ini di kehidupan sekarang?

"Apa yang harus aku lakukan?"

Mikasa memilih menyerah, tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan duda anak satu tersebut.

"Sebagai ibu pengganti itu saja" Jelas Levi.

"Ibu pengganti, anak ini?" Tunjuk Mikasa pada Eren kecil yang tersenyum sambil memamerkan deretan gigi ompong nya. Seakan mengejek, mengajak wanita itu untuk masuk ke neraka baru berstatus ibu asuh.

"Dia anak semata wayang ku, Eren"

"Mama" panggil Eren kesenangan. Sampai-sampai bocah mungil itu reflek memeluk Mikasa.

Tanpa sengaja bulu kuduk wanita berambut hitam berdiri seketika karena mengamati tubuh mungil bergelayut ria diantara kedua kaki.

Hari ini dirinya memiliki jalan cerita berbeda. Cukup yakin saja dua bulan bukan waktu yang lama. Dia hanya perlu menyetok yang namanya 'kesabaran' lebih banyak lagi. Tentu saja untuk menghadapi ayah dan anak tersebut.

Selamat datang di dunia baru Mikasa, kini medan perang sudah berganti dengan genre berbeda.


🍀🍀🍀

.

.

.

.

.

TBC

Komen yak...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AarushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang