Pairing : Draco x Fem!Harry
Note : Genderswitch. Latar tempat di Eropa dengan citarasa lokal, setting waktu jadul..
.
.
'Omong-omong, wanita yang tinggal di seberang sungai itu janda lho'
Suara bisik pria kepada pria satunya terdengar menggebu-gebu, diikuti sahutan penasaran lainnya yang tak mau kalah. Siang bolong begini, mereka sedang berkumpul di bawah pohon ek sambil minum-minum bersama, membahas apa saja yang tabu dan tidak bisa ditolerir para istri. Kali ini, topiknya lebih asyik dan membuat semangat. Seperti kutipan salah satu pria diatas, mereka tengah membicarakan janda yang baru pindah ke desa ini dua bulan lalu.
Titik-titik peluh muncul dari kening hanya dengan berbagi cerita tentang si janda baru. Mungkin cuma karena terik matahari, maklum saja ini sudah pertengahan musim panas. Namun semburat merah dan senyum kebelet nafsu itu tentu tidak bisa bohong kalau ada sesuatu yang menumpuk dibawah sana.
"Aku pernah dengar rumor" Seorang pria botak mengusap kumis. "Janda itu pakai linen terawang saat Cormac datang membenahi ledeng. Membayangkannya saja panas dingin, beruntung sekali si keparat itu."
Pria-pria disebelah mengiyakan setuju. Raut wajah membara seakan ingin mendeklarasikan perang pada si tukang ledeng. Imaji tubuh janda itu langsung tersetel di otak, lengkap dengan serat pakaian tipis dan wajah mengundang. Acara berfantasi liar itu seharusnya berjalan mulus dan basah, namun alam berkata lain dengan mengirimkan sepasukan istri yang sedang menggendong anak. Mereka mengobrak dengan alasan pekerjaan rumah belum selesai.
Takut. Para pria itu langsung bubar jalan.
.
.
Namanya Hariette. Umur 25 tahun. Baru saja pindah ke desa Hogsmeade dua bulan lalu dengan seorang anak balita. Orang-orang menjulukinya 'Janda Kembang'.
Parasnya ayu menyilaukan, dibingkai rambut cokelat sepanjang bahu yang tidak pernah dicepol seperti wanita kebanyakan. Mata hijau, bibir ranum, dan pinggul ramping minta dipeluk walau badannya tak tinggi-tinggi amat. Hariette berkulit putih madu dengan sentuhan warna merah di pipi—segar dan berkilau apalagi saat tertimpa cahaya matahari. Segala pria yang lewat selalu bersorak "Aduh siapa yang tahan?" dalam hati saat wanita itu berkeliling desa tanpa maksud menggoda. Tak sampai seminggu sejak kehadirannya, ia sukses menggeser 'pencurian kolor' dari pembicaraan.
Ia suka menyapa warga desa jika berpapasan, membantu jika ada yang kesusahan—tipikal rakyat yang baik dan bijaksana, atau mungkin tuntutan penghuni baru agar tak dicap arogan. Tapi karena sikap halus dan juga kemolekannya itu, keharumannya tercium sampai ke desa sebelah. Lebah-lebah berdatangan ingin memandang karena terpecut rasa penasaran. Akibatnya, wabah 'haus belaian' melanda para perjaka-dan juga pria beristri yang tak tahu rasa bersyukur.
Wabah serupa juga menjangkit anak kepala desa Hogsmeade, Draco Malfoy—yang baru saja mengecap delapan belas tahun minggu ini.
Semuanya bermula dari kunjungan si janda untuk mengurus beberapa hal soal tempat tinggal barunya, jauh-jauh hari sebelum ia resmi berada disini dan jadi rebutan. Draco yang selalu acuh dengan urusan ayahnya, mendadak terpaku saat sang perempuan berada di ambang pintu rumah. Tersenyum sopan dengan gaya kikuk menggemaskan. Alamak, indah nian—batin Draco terpesona, lantas buru-buru pergi dan memantau dari balik kelambu karena rambut masih acak-acakan.
Perempuan itu masuk, lalu ayahnya datang menjamu. Tak seperti pria-pria lainnya, Lucius tidak menunjukkan wajah tergugah dengan kehadiran sang dewi. Ia terus fokus dengan kertas-kertas di meja, sesekali menanyai perempuan itu dengan wajah masam karena acara baca korannya terganggu. Kepala Draco masih tersembul mengintip,semuanya terasa masuk akal saat perkataan ibunya tentang ayahnya terngiang di kepala : 'Draco, ini rahasia ya. Ayahmu itu lemah syahwat'. Jangan tanya mengapa, saat itu Narcissa frustasi berat karena ranjang jarang digoyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
R O S E // Harry-oneshoots
FanfictionHarry x All. One-shoots Harry Potter © J.K. Rowling