🍂 Happy Reading
_____
"Like a BOOM..." ucap Rara yang sedang asyik melingkari deratan angka di kalender yang saat ini ia pegang dengan erat.
Pikiran Rara saat ini sangat kalut. Bahkan, beberapa kali ia dengan sengaja membenturkan kepalanya ke atas meja tempat ia bekerja.
Akhirnya, Rara meletakkan kalender yang sedari tadi ia pandangi tepat diatas meja bagian tengah. Kemudian, Rara berjalan keluar ruang kerjanya menuju dapur. Kini, Rara mencari sesuatu yang bisa membuatnya tenang.
"I need you boy," ucap Rara pada botol minuman alkohol yang berbaris rapi di dalam lemari pendingin.
Rara mengambil satu botol minuman yang berada di posisi paling depan. Lalu, Rara beranjak ke ruang tengah dan menyalakan televisi. Rara duduk di sofa kesayangannya dan membuka botol minuman yang ia pegang. Sesuai perkiraan, Rara benar-benar meminumnya dalam satu kali teguk.
"Aku tidak tau harus apa, aku hanya ingin tidur," ucap Rara setelah menghabiskan satu botol minuman yang ia bawa.
Akhirnya Rara membaringkan tubuhnya di sofa dan mulai memejamkan matanya.
Rara tak menyangka, hadiah yang ia dapatkan kini berubah menjadi sebuah bencana. Sehari setelah keluar dari gedung itu, Rara merasa dirinya seperti berada dalam penjara. Ia baru sadar kalau hadiah yang diberikan padanya hari itu, kini bisa menjadi boomerang. Atau yang lebih parah, hadiah itu berubah menjadi bom waktu yang akan meledak jika Rara tak menekan tombol off tepat sebelum waktu berakhir.
Rara membuka matanya perlahan. Kini, Rara berpikir sangat keras. Wajahnya terlihat sangat cemas dan sedikit ragu menghadapi situasi yang menurutnya sangat serius.
Perlahan, Rara beranjak dari sofa tempat ia berbaring. Rara duduk sebentar dan mencoba berdiri. Kepalanya masih terasa sangat pusing. Di tambah efek minuman alkohol yang tadi ia minum, membuat Rara hilang keseimbangan.
"Aishhh..." Rara menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Kemudian, Rara berjalan perlahan mengelilingi seisi ruangan. Hal seperti itu selalu Rara lakukan saat ia merasa sangat tertekan. Ia melewati ruang tamu, kemudian ke ruang baca, ke dapur dan semua ruangan yang ada di rumahnya. Rara akan terus berkeliling sampai ia merasa lelah. Selama Rara berjalan banyak yang Rara pikirkan.
'Bagaimana ia bisa menyelesaikan satu album dalam waktu 3 bulan? Bagaimana dia bisa menemukan inspirasi jika selama perjalanan ia hanya seorang diri? Tak ada teman untuk diajak bicara atau bahkan membantunya saat Rara dalam kesulitan?' kini, pertanyaan seperti itu memenuhi kepala Rara. Alhasil, semua pertanyaan yang Rara pikirkan membuat otak Rara menjadi semakin panas.
Sempat terlintas di benak Rara untuk pergi dengan managernya yang selalu siap sedia kapanpun Rara butuh bantuan. Tapi, di sisi lain Rara ingin sekali memberi kesempatan berlibur untuk managernya. Kali ini Rara ingin bepergian sendiri tanpa ditemani pria berambut cokelat itu. Rara sadar kalau pria itu juga punya kehidupannya sendiri. So, Rara tak ingin bersikap egois kali ini.
Meskipun sudah memutuskan untuk bepergian tanpa managernya, Rara tetap tak bisa menggati raut wajahnya yang terlihat sangat kalut dan butuh pendapat seseorang. Dia terus berjalan berputar-putar mengelilingi seisi ruangan. Jelas sekali wajah Rara yang saat ini tengah kebingungan.
Tutttt...tuttt...
Rara merasakan getaran ponsel yang terus berbunyi di dalam saku celana miliknya. Suara itu berhasil membangunkan Rara dari lamunannya. Namun hal itu belum bisa membuat raut wajahnya berubah. Dia pun segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Rara melihat ke arah layar ponselnya. Dan tiba-tiba matanya berbinar seolah menemukan sesuatu yang hilang.
'Malikat Penolong' - nama itu terlihat dengan jelas di layar ponsel Rara. Matanya yang berbinar, menunjukkan bahwa saat ini Rara sangat senang mendapat panggilan tersebut. Dengan cepat Rara langsung menggeser simbol hijau di layar ponselnya.
"Yeoboseyo?" terdengar suara seorang pria dari ponsel Rara.
To be continued...
***
Sipakah pria yang menghubungi Rara?
Akankah nama yang sengaja Rara pilih untuk pria itu benar-benar akan menjadi 'malaikat penolong' bagi Rara?Tunggu cerita Yoon Rara di part berikutnya.
🍂Thank for Reading
_____
Notes :*"Yeoboseyo?" = halo/ diucapkan saat mengangkat telpon
🍂________________________________
Dear readers,
I hope you enjoy my writing.
Please, tap simbol bintang dan tinggalin jejak komentar yaa.With Love
@haluhalyu
15 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me in the fall [ ON GOING ]
FanfictionKeajaiban datang secara tiba-tiba dan tanpa rencana sejak Kim Ro Woon bertemu dengan Yoon Rara. Entah mereka memang sudah Tuhan takdirkan atau hanya sebuah ketidaksengajaan yang berujung kenyamanan dan tak ingin saling melepaskan. "I still remembe...