Aturan dan Nurani

17 0 0
                                    

Malam ini, entah malam yang ke berapa. Sony harus menjalankan tugasnya sekali lagi untuk menindak masyarakat yang masih berkerumun dan berjualan di waktu yang telah melewati aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Aturan darurat di masa pandemi yang dibuat secara dadurat juga terasanya. Semua serba buru-buru, semu serba urgen. Sehingga saat penetapkan Suatu aturan, kebutuhan yang paling dasar masyarakat luput di perhitungkan

Jam telah menunjukan pukul 20:05. Sudah lewat dari batas Operasional kegiatan usaha dalam bentuk apapun. Masyarakat dipaksa dalam kondisi untuk tetap di rumah. Usaha-usaha restoran, kedai, mall, bioskop dan yang lainnya semua harus di tutup. Dan tidak memandang buku, bahkan sampai kaki lima. Pasar malam yang biasanya berlangsung sampai tengah malam Kini di tiadakan. Semua harus patuh kepada aturan, jika tidak maka sanki dan denda menanti mereka-mereka yang melanggar

Sony telah naik di mobil yang membawanya dan lima tujuh orang rekannya yang lain menuju tempat yang diinfokan Masih ramai dengan kegiatan usaha kaki lima. Sony dan 3 mobil di belakangnya berjalan beriringan membelah malam. Lamou-lamou jalan telah mati sebagian, membuat shasan malam terasa sepi. Sebagian toko-toko sudah tutup. Meski begitu lampunya tidak semi mati. Ada juga yg Masih terlihat ada kegiatan. Ketika Sony dan timnya turun menghampiri toko tersebut, toko itu sudah tutup. Hanya saja sedang beres-beres barang yang Baru saja datang. Dan yg berkegiatan semua karyawan nya bukan pelanggan. Setelah memberi arahan agar Segera menyelesaikan bongkar muatnya, komandan Sony kembali naik mobil dan menuju tempat berikut. Di belakang,  rekan-rekan sony duduk sambil saling bercerita. Tapi tidak dengan sony. Ia Masih teringat dengan pemilik warung makan yg kemarin di gerebek Tim nya dan di tutup pakda karena Masih menerima pelanggan di waktu yang telah melewati aturan. Ya, kemarin pemilik yang usahanya di Segel dan ijinnya di cabut sebagai bentuk sanksi membentak-bentak Sony dan rekan-rekannya karena tidak terima usahanya di tutup pakda dan di Segel sampai di cabut ijinny. Bahkan pemilik itu menyatakan kata-kata yang sampai saat ini mengganhgu di Fikiran sony.

"Bapak-bapak ini jangan seenaknya membubarkan customer saya. Mereka sedang makan jangan ganggu"
"Kamu di sini hanya menjalankan tugas. Jadi mohon maaf, aturan tetaplah aturan, bagaimanapun ia harus di tegakkan!" Ujar komandan Sony.
"Kami dibatasi operasionlnya. Sementara kondisi sepi seperti Ini. Kami juga butuh makan, kami juga butuh membayar karyawan. Kasihan jika mereka kehilangan pekerjaan. Mau dikasih apa keluarga mereka. Lah kalau bapak-bapak enak, meski pandemi kalian tetap di gaji. Lah kami?"

Saat itu, semu diam, semua merasa seperti ada yg menusuk di hati para polisi pamongpraja itu. Termasuk sony. Dan malam ini, ia akan melakukannya lagi. Kali ini ke tempat pinggir jalan protokol. Saat melewati sebuah simpang, rombingan polPP me dapati jalan yang sudah sepi. Tindakan mereka selama ini ternyata ampuh membuat para pesagang dan masyarakat untuk tidak berkegiatan di luar Rumah. Lebih tepatnya, mereka berhasil menakut-nakuti.

Kendaraan yang sony tumpangi mendadak berhenti. Terlihat, di trotoar ada Seorang pedagang yang masih berjualan. Sony dan rekan-rekanny pun menghampiri pedagang itu yang ternyata ibu-ibu. Ia me jul nasi bungkus yang di susun di sebuah box dan di bagian atasnya di tulus besar dengan kardus dan spidol, harga 10 ribu. Temn Sony mendekati ibu itu dan memberitahu bawa ibu itu harus mengemas daganganny. Namun nampakny ibu itu bersikeras tak mau. Terjadi perdebatan panjang.

"Ibu, ini sudah aturannya. Jadi jika tidak mU kami bawa, ibunlekas membereskan barang dagangan ibu dan pergi"

"Tapi dagangan saya baru laku satu bungkus. Belum cukup untuk membelu kuot internet anak saya yang sekolahnya sistem online yang memerlukan koneksi internet" pinta ibu itu sambil merintih

"Tetap bu. Aturannya ibu hanya boleh berdagng sampai jam delapan malam. Ini sudah lewat hampir sejam. Jadi ibu harus membereskan ini semua. Kalau tidak akan kami tindak tegas!" Ujar komandan Sony dengan sangat galak

"Pak, saya mohon. Balik modalpun belum. Besok keluarga saya harus tetap makan. Jika saya tutup dagangan saya sekarang , saya besok tidak bisa makan" semakin lirih

"Tapi kan Masih ada suami ibu" ujar sony yang kali ini menimpali, berusaha membantu komandanny "

"suami saya baru saya kena pengurangan karyawan di tempatnya bekerja karena pandemi ini. Jadi saya dan dagangan saya Jadi tumpuan keluarga kami"

"Jika ibu Masih tidak mau. Maka kami akan ambil tindakan tegas! Mau tidak mau!"tegas komandan Sony dengan mata yang hampir keluar

"Kalian pemerintah, seenaknya membuat aturan tanpa menyediakan rakyatny jaminan makanan. Rakyat di paksa membatasi kegiatan dan usahany. Tapi kalian tidak memberikan jaminan sebagai ganti usaha merek yang tutup. Memberi sanksi dan denda kepada rakyat yang Bandel terhadap aturan protokol kesehatan tetapi pemerintah sendiri selalu terlambat dan gugup dalam penanganan masalah pandemi ini!"

Sony terhenyut hatinya mendengar curhatan ibu pedagang nasi bungkus itu. Ia kasihan bagaimana ibu itu tetap berjualan agar bisa makan bersama keluargany, tetapi ketika ibu itu baru menjual satu bungkus, sony dan teman-temnya memaksa untuk di tutup. Ibu itu juga tidak mau kondisi nya. Tetapi itu tidak ada pilihan lain. Bahkan jika itu melanggar aturan terkait pandemi.

Satu persatu barang ibu itu di kemas oleh temn-teman sony. Tetapi komandannya meminta untuk hati-hati. Sementara ia mengajk ibu itu bicara. Sony melihat ibu itu menagis semakin deras air matanya ketika diajak bicara 4 mata oleh komandan

Akhirnya ibu itu mau merapihkan dagangannya. Komandan meminta yang lain kembali naik mobil untuk lanjut patroli. Ibu itu memindahkan sebagian besar nasi bungkus yg ada di box plastik ke plastik kresek berikutan besar berwarna Merah. Setelah kami naik semua, dan memastikan ibu itu telah benar-benar Menutup lapaknya dan pergi, sony dan kawan-kawannya bersiap ke tempat selanjutny. Sesaat sebelum berangkat, sony menlihat ibu itu meninggalkan kresek Merah besarnya tadi. Saat sony akan turun untuk mengambil dan mengbalikan pada ibu itu, komandannya mencegahnya.

"Tidak usah son, itu hanya sampah" lalu setelah itu komandannya malah yang turun. Meminta semua untuk pergi duluan. Dia dan satu mobil nya akan menyusul setelah mengembalikan plastik ibu oenjual nasi bungkus tadi

Di perjalanan, sony dan rekannya terus membicarakan ksang komandan yang sangat tegas cendrung kejam dalam menegakkan aturan

"Komandan itu terkenal disiplinnya dan galaknya. Lihat kan ibu tadi. Dibuatnya menangis semakin tersedu sampai akhirnya ibu itu menyerah dan pergi"

Yang lain pun ikut menanggapi dan bahkan menceritakan kisah lainnya tentang komandan mereka.

Setelah tiba di tempat kunjungan, mereka Segera menelusuri jalan-jalan dan memastikan tidak ada masyarakat yg berkerumun dan tidak ada yang masih membuka toko atau berjualan di kaki lima.

Setelah selesai dengan rangkaian kegiatan patroli, sony dsn rekan-rekannya pun kembali ke pos. Ke ruang pamong praja. Saat itu mereka telah di suguhkan sebakul nasi besar oleh staff dapur. Nasi berisi ikan teri dan ada yang oreg dimana semua diberinsamabal sedikit di dalamnya. Seperti nasi kucing cuma jauh lebih besar bentuknya, besarnya seperti sebungkus nasi uduk. Merekalun melahap nasi tersebut.

Setelah selesai, sony ke belakang karena kebelet ingin buang air kecil. Di dapur, saat akan ke kamar mandi so y menemui bungkusan-bungkusan kertas nasi berwarna cokelat bertebaran di tong sampah karena penuh. Sony perhatikan baik-baik hal itu, lalu ia penasaran bertanya pada staff jury masaknya

"Oh ini nasi bukan aku yang buat. Komandan klian tadi yang membawanya dengan itu" menunjuk ke arah kantong plastik besar yang masih ada bergantung di depan kamarnya
"Ia tadi membelinya dari Seorang ibu yang tidak mau di Gusur oleh kalian. Akhirnya komandan kalian itu berhasil membujuk ibunya itu setelah membeli sebagian besar dagangannya ibu itu baru bersedia pergi. Lalu staff dapur itu meminta agar sony merahasiakan nya dari yang lain tentang cerita itu. Karena pasti komandan akan marah

"Jadi, komandan ?" Tanya sony ragu
"Iya begitulah dia. Terlihat kasar dari luar, tapi dalam hatinya lembut. Ia tidak tega dengan si ibu penjual nasi kemarin dan membeli sebagian besar dagangannya agar bisa digunakan untuk membelu paket internet anak nya sekolah dan untuk makan sehari-hari"

"Selama ini sony salah. Ia baru paham Cara berfikir komandannya yang selalu senyap saat berbaik hati. Orang yang tetap tegas dalam tugas tanpa menyingkirkan hati nuraninya

Jakarta, 16 februari 2021
#syarifhidate

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pandemi dan DilemanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang