Mohon tandai jika ada typo nama🙏
-
-
-
-
-Hari demi hari berlalu, seperti bongkahan es batu yang perlahan mencair karena suasana hangat, begitulah Jaemin.
Suara alunan nada dari piano terdengar begitu lembut, Jaemin tersenyum dan merasa damai mendengarnya. Ia pun menutup pekerjaannya yang ia bawa pulang. Suara alunan melodi itu mengantarkan dirinya kepada sesosok pemuda tampan yang tengah bermain piano.
Suara melodi yang dihasilkannya begitu indah, Jaemin bersandar pada dinding menatap punggung lebar Jeno. Sudah hampir sebulan ia menjalani kehidupan bersama Jeno, yah walau sebatas teman. Banyak hal yang ia kagumi dari cara pandang suaminya.
"Jika Nana i-ingin keuntungan besar, Nana pun harus berani bermain. Cara promosikan Nana harus di ubah, se-semisal Nana mencari sesuatu yang masyarakat sukai. Sesuatu yang di maksud pasti akan menarik perhatian. Dan Nana juga perlu memperhatikan pekerja, karena jika mereka merasa di perhatikan, mereka akan bekerja baik. Mereka akan bekerja baik untuk Perusahaan Nana." Jaemin menatap Jeno, mengapa ia dapat memikirkan ini? Yah biasanya pemikiran ini hanya berlaku oleh para Pembisnis saja.
"Kau? Berpikir cara-cara itu, bagaimana bisa? Kau belajar dengan Appamu?" Jeno menganggukan kepalanya.
"Jeno hanya melihat Appa."
"Hanya melihat?" Sekali lagi Jeno mengangguk.
Jaemin melangkahkan kakinya menuju Jeno, ia pun duduk di samping suaminya, ia tersenyum melihat Jeno yang sangat hanyut dalam permainannya. Jaemin tak mau mengganggunya, ia membiarkan Jeno menyelesaikan permainannya.
Setiap melodi yang dihasilkan memang sangat sempurna.
Jemari Jeno pun berhenti di akhir permainan. Jaemin menepuk tangannya.
Jeno melihat Jaemin yang kini sudah berada di sampingnya, ia hanya tersenyum melihat kehadiran istrinya.
"Aku suka. Indah sekali." Ujar Jaemin riang.
"Jeno senang jika Nana menyukainya." Ujarnya.
"Aku juga senang. Kau mau mengajarkanku?" Tanya Jaemin. Jeno pun mengangguk. Ia segera menggeser sedikit posisi duduk dan di ikuti oleg Jaemin.
"Nana hafalkan nada-nada pada tuts ini. Do, re, mi, fa, sol, la, si. Jika Nana menekan tuts hitam ini, nada yang dihasilkan akan datar." Ujar Jeno menekan setiap tuts yang ia kenalkan kepada Jaemin.
Jaemin mengangguk paham. Ia mencoba mengikuti setiap yang Jeno tunjukan.
"Ahaha jelas, dari dulu aku ingin sekali belajar piano tetapi tak ada waktu." Jelas Jaemin, Jeno hanya terkekeh.
"Nana pintar." Ujar Jeno tersenyum.
Jaemin terus menekan tuts tersebut dengan senang. Jeno pun begitu riang kelihatannya
"Lalu jika Nana telah hapal. Nana berlatih untuk menghafalkan chord. Seperti ini." Jeno menekan tiga tuts dan menghasilkan nada seirama yang halus.
"Ini Chord C atau Chord Do." Jeno menekan tuts Do, mi, dan Si.
Jaemin memperhatikannya, ia pun mencoba mengikutinya. Sedikit sulit karena jemarinya yang masih terasa kaku.
Jeno kembali terkekeh, ia meraih tangan Jaemin dan menuntun pergerakan tangannya. Cukup sulit dengan posisi menyamping. Ia segera beranjak dari duduknya.
Grab!
Jeno seakan memeluk Jaemin dari belakang, tangannya menuntun jari-jari Jaemin untuk melantunkan nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae, Because I'm Idiot | Nomin
Fanfiction⚠️Remake⚠️ Setiap orang menginginkan pasangan yang begitu sempurna, segalanya. Lalu bagaimanakah jika kau di haruskan menikah dengan seseorang yang 'berbeda'? Hanya demi harta ia harus melakukan hal memalukan itu. Na Jaemin bersumpah untuk membuat S...