Satu

15 1 0
                                    

Semesta itu banyak kejutannya, banyak misterinya. Kadang menghadirkan kebahagiaan namun saat yang bersamaan ia juga memberikan kesedihan.

-Pramoedya Jenga

Terlahir dengan keadaan sempurna, paras dan kehidupan yang berada menjadi impian setiap manusia semesta. Seperti keluarga Pramoedya yang memiliki perusahaan keluarga dibidang mabel yang sudah pasti memiliki dua orang penerus. Si sulung Pramoedya Jengga namanya, manusia paling mager di keluarga Pramoedya, dan kedua si paling bungsu Pramoedya Jenga nama lahirnya, manusia bawel nan berisik di keluarga Pramoedya.

"Moe..angkat kain jemuran hujan dah nak turun!!!" Jenga berteriak dengan nada Upin&Ipin yang sering Moe tonton.

"Gua sibuk!!"

"Kan kamar lu yang paling deket dari balkon," Kata Jenga.

Kalo kalian pikir jemuran nya selamat, kalian salah besar. Ibarat jemuran bisa ngomong mungkin dia udah caci maki Jengga, karena tidak mengangkatnya. Bahkan saking magernya  ia pernah menyuruh Jenga untuk mengambilkan remot TV   yang padahal ada di hadapannya. Dan kata 'kan gua abang' selalu menjadi andalannya.

Jenga biasa memanggil Jengga dengan sebutan bang Moe, seluruh orang rumah juga memanggilnya Moe. Kalo kalian tanya kenapa gak Jengga, karena Bang Moe sedirilah yang minta, katanya lebih cocok sama mukanya yang imut nan ganteng. Cehh..Najiss, itu kata yang keluar dari mulut Jenga saat mendengar alasan abangnya untuk dipanggil Moe. Dan kebiasaan paling aneh bang Moe yang bikin semua orang takut itu, bang Moe suka banget gentayangan malem-malem udah badan kaya bambu, malem-malem gerayang didapur ditambah pake masker wajah dengan warna putih. Waktu itu Jenga hapir pingsan dibuatnya saat melihat bang Moe berdiri didepan kulkas pake kaos putih. Jenga pikir maling yang numpang makan, tapi waktu berbalik.

Baaa..

"SETANNNN!!!"

Mulut Jenga langsung disumpal dengan sepotong bolu coklat.

"Pala lu setan, ini gua abang lu"

"Lagian lu ngapain sih bang pake gituan, mau bikin orang rumah mati cepet," Protes Jenga.

"Mulut lu. Lagian ngapain jam segini belom tidur"

"Tadi tuh gua udah tidur, tapi denger ada yang berisik di dapur. Taunya ada dedemit," Ujar Jenga.

"Tidur, jangan ganggu orang rumah, apa lagi penunggu rumah," Kata Moe berlalu meninggalkan Jenga yang masih berdiri di dapur.

"Iya elu si penunggu rumahnya," Jenga dengan nada meledek.
Toweng.. Weng.. Weng..weng...

Diwaktu bersama ada sesuatu yang jatuh dari arah ruang TV yang gelap. Jenga terpaku melihat kearah kegelapan di hadapannya sedetik kemudian.

"Ihhhh.." Jenga langsung menyusul Moe menuju kamarnya yang juga berada di lantai atas.

Terkadang Jenga berfikir bisa-bisanya memiliki abang dengan sifat jauh dari kata 'abang', memang ajaib bang Moe. Walaupun dengan sikap dan sifatnya yang super aneh bin ajaib, bang Moe jadi salah satu panutan Jenga selain Ayah. Kalau soal perusahan bang Moe bener-bener mirip banget sama Ayah, bahkan sikap dan sifatnya akan berubah jika membahas tentang bisnis. Walaupun sikapnya lebih terlihat seperti orang bodoh, tapi bang Moe jadi salah satu lulusan mahasiswa terbaik di Nasional University Of  Singapore dengan jurusan Manajemen Bisnis. Dan jadi salah satu harapan Ayah untuk melanjutkan perusahaan, karena Jenga memilih jalannya sendiri untuk menjadi seorang seniman, terutama di bidang musik.

Temperature || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang