Dua

5 0 0
                                    

Bila kau butuh telinga 'tuk mendengar

Bahu 'tuk bersandar..raga 'tuk berlindung...

Akulah orang yang selalu ada untukmu

Meski hanya sebatas teman...

Yakin kau temukan ku di garis terdepan...

Bertepuk dengan sebelah tangan~~

Garis Terdepan judul lagu dari penyanyi yang sering dipanggil bung Fiersa oleh para pengikut dan penikmat lagunya, berhasil di nyanyikan oleh Jenga dengan band Akustiknya, menghipnotis semua pengunjung degan lagu bertema seseorang yang terjebak dalam cinta di lingkar persahabatan.

Semua pengunjung memberikan applause untuk mereka, namun mata Jenga terhenti pada sosok perempuan berambut hitam panjang yang duduk di sisi pojok cafe dengan wajah yang teduh dan sendu.

Dia satu-satunya orang yang tidak ikut bertepuk tangan dengan penampilan band yang diberi nama Der-AnJeng, yang diambil dari inisial nama-nama mereka Der=HenDERy Kusnadi sebagai keyboard, An=yANto Pranoto sebagai drumer, dan yang terakhir Jeng=Pramoedya JENGa sebagai vokalis dan gitaris.

Kembali pada sosok perempuan berambut panjang yang Jenga lihat, masih penasaran mengapa perempuan itu melihat kearah Jenga dan teman-temannya dengan tatapan yang Jenga sendiri tidak tahu apa artinya. Jenga sempat takut karena mengira bahwa yang dilihatnya bukan manusia melainkan tante kun yang mampir ke cafe.

Tapi meyakinkan diri bahwa yang Jenga lihat itu manusia. Sempat mengalihkan pandangan, lalu kembali melihat kearah perempuan itu, tapi ia sudah tidak ada di sana, benar-benar tidak ada menghilang. Padahal Jenga hanya mengalihkan pandangan beberapa detik. Melihat ke setiap sudut cafe tidak ada. Jenga masih penasaran ia menaruh gitar yang terkalung di pundaknya lalu segera keluar untuk mengejar perempuan itu.

Jenga mengedarkan matanya ke ruas jalan yang cukup ramai, mencari seseorang yang Jenga cari, dan saat menoleh kearah kanan, dia, perempuan yang Jenga cari tentang berjalan di antara manusia manusia disana.

"Hey!!"

"Hey..! Tunggu.." Jenga berteriak sembari menyusul perempuan tersebut.

Beberapa kali dipanggil, perempuan itu tidak menoleh sama sekali. Ia terus berjalan menjauh.

"Apa dia gak dengar," Gumam Jenga.

Jenga berniat untuk kembali mengejarnya namun..

"Woy..! Jenga.."

Suara teman-temannya menghentikan langkah Jenga.

Jenga berhenti mengikutinya, namun mata Jenga masih betah untuk menatap sosok yang semakin menjauh...

***

Terlahir dengan keadaan sempurna menjadi rasa syukur paling sederhana. Memiliki keluarga yang utuh dan kehidupan yang nyaman menjadi kesyukuran bagi setiap makhluk.
Tapi bagaimana jika kesempurnaan itu justeru menghadirkan begitu banyak luka dan kesakitan. Menghadirkan banyak hal-hal yang tidak ingin didengar dan tidak ingin di lihat.

"Bukannya itu si anak koruptor itu kan"

"Kok dia masih berani masuk. Kalo gua jadi dia udah keluar kali dari sekolah, punya bapak koruptor"

"Eh, ada anak koruptor masih berani dateng. Gimana rasanya jadi anak tukang ngambil bukan haknya, pasti rasanya lebih enak ya, gak perlu usaha, tinggal terima. Nikmatin deh hasilnya,"

Menangis. Itu yang bisa Keyla lakukan saat itu, menangis tanpa membalas perkataan mereka, karena yang mereka ucapkan itu benar, semua yang mereka sebutkan itu fakta. Satu sekolah sudah tahu tentang hal itu, tentang Papa yang...

Temperature || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang