Mentari pagi mulai menampakkan diri, dengan malu² dia tetap berusaha keluar untuk dunia.
Hari ini adalah hari dimana tepat satu minggu aku menjadi mahasiswi di kampus ternama di kota ini.
Tidak terasa aku sudah memasuki bangku perkuliahan ini.
Dimana aku harus bisa mencari jati diri ku sendiri tanpa diarahkan lagi seperti anak kecil.
Ku pandangi gedung yang megah tinggi menjulang ini.
Rasanya aku baru kemaren masuk smk tapi sekarang aku sudah jadi mahasiswi.
"Rara" panggil seseorang yang baru saja keluar dari gedung yang aku pandangi sejak tadi.
Dia berjalan kearah ku sambil mengumbar senyumnya yang membuat kaum hawa tidak mampu mengalihkan pandangannya.
Siapa lagi dia kalau bukan fahmi, Ahmad Dafin Fahmi.
Fahmi adalah temen sejak kecil ku yang kemanapun aku pergi dia ada bersama ku, lebih tepatnya kita sudah seperti saudara sendiri.
Dan panggilan 'rara' adalah panggilan khusus dia buat aku.
Yang katanya biar gampang aku ngenali dia saat manggil.
Entahlah, terserah dia aja yang penting dia bahagia.
Ya kami adalah teman yang selamanya akan jadi teman dan nggak lebih.
Aku tidak pernah berharap memiliki hubungan lebih dengan fahmi karena aku sudah nyaman dengan pertemanan kami.
"Rara kamu udah lama disini?" Tanya fahmi padaku.
"Hmmm lumayan sihh, kenapa?" Kataku balik tanya.
"Kog nggak kasih tau aku sih, telfon kek, wa kek. Atau jangan-jangan kamu tadi berangkatnya dianter cowok ya? Makanya nggak kasih tau aku" crocosnya sambil menyipitkan matanya.
"Kamu kog tau sih mi" kata ku sambil melotot kearahnya, yang pastinya aku cumak akting didepan fahmi.
"Loh beneran ra? Kamu dianter cowok? Siapa dia? Pacar kamu?" Katanya serius
"Hhhhhh satu² dong tanyanya hhhhh. Iya tadi dianter cowok nah cowoknya itu ojol hhhhh" jawabku tertawa keras sambil memegangi perut.
"Rara, kog tega sih boongin aku" katanya sambil menirukan anak kecil.
"Maaf deh maaf hehehe, lagian kenapa sih kamu tanya gitu?" Kataku
"Eee i itu, ya kan aku peduli sama kamu iya" katanya kikuk
"Udah ah, ayo masuk kelas" ajak ku ke fahmi.
Kami pun berjalan menuju kelas yang kelas kita adalah kelas yang sama.
Sambil bercanda sama fahmi aku meloncat² seperti anak kecil.
Dan saat aku melihat kedepan tiba² mata ini berhenti ke satu titik.
Dimana disana berdiri seseorang yang dengan lihai menjelaskan materi yang dia ampu.
Dia berada ditengah-tengah organisasi yang ku kenal nama organisasi itu adalah PMII.
Dia yang mengisi materi disana, dengan senyum dia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh anggotanya.
Dengan kacamatanya yang berada dihidung mancungnya malah menambah ketampanan yang murni darinya.
Subhanallah, sungguh indah ciptaan MU ini Robb.
Jaga selalu anugerah MU ini Robb, jangan biarkan dia berbelok diatas jalanMU ini.
"Rara, kamu lihat apa sih?" Tanya fahmi sambil mengekori pandanganku.
"Eh enggak kog, aku cumak mikir aja. Gimana kalau kita ikut organisasi itu" jawab ku sambil menunjuk kearah sekrumunan para mahasiswa.
![](https://img.wattpad.com/cover/259004526-288-k445673.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yang Berkacamata
HumorFollow dulu sebelum baca!!!☺ Dengan diam Zaya melirik ke arah pintu yang disana sudah berdiri pria idamannya, pria yang dikagumi sejak lama. Pria yang sangat digandrungi para kaum hawa. Zaya tidak pernah sedikitpun mengganti pria itu didalam hatin...