WARNING!!!
This story contains boys love, crime, mental illness and adult content!
If you don't like the content please leave this book, be a smart reader!!!
Don't forget to leave vote, comment and follow me.
HAPPY READING!
○
○
○Dean menutup mulutnya karena mual dan pusing yang mendadak menghampiri dirinya setelah menyaksikan pemandangan yang tersaji dihadapannya.
Hal pertama yang dilihatnya setelah memasuki rumah adalah mayat kakak perempuannya yang sudah membusuk.
Dean memberanikan dirinya masuk lebih dalam ke rumahnya. Kakinya bergetar dan matanya berkaca-kaca menahan air mata yang ingin keluar dari mata tajamnya.
Baru saja hendak mendekati mayat kakaknya sesuatu terjatuh dibelakangnya dan saat berbalik tangisan pemuda tersebut tidak dapat terbendung karena mayat ibunya tergeletak dengan kepala dan tubuh yang terpisah.
Netranya menangkap seutas tali yang tergantung di langit rumahnya. Dean menggelengkan kepalanya menepis semua prasangka buruk.
"Tidak mungkin ibu membunuh Kak Kyle dan kemudian bunuh diri." Dean mendekati jendela terdekat lalu menarik kuat kain hordeng sehingga terlepas. Dengan langkah gontainya dia mendekati mayat sang ibu dan kakak lalu menutupi tubuh keduanya dengan kain tersebut.
Dean terduduk lemas disudut ruangan, memandangi tubuh kedua wanita tersayangnya yang sudah tak bernyawa. Memikirkan siapa pelaku yang tega melakukan tindakan kejam ini kepada keluarga kecilnya.
Dan kemudian dia teringat ucapan teman sebangkunya yang menurutnya konyol.
"Kau harus segera pulang kerumahmu atau kau akan menyesal dikemudian hari"
Dean berdiri kemudian keluar dari rumahnya dengan langkah lebar dengan rahang mengeras seperti sudah siap menghajar siapapun. Untuk masalah mayat ibu dan kakaknya dia sudah menelpon pihak berwajib untuk dimintai tolong sementara dirinya pergi untuk memastikan sesuatu.
Melewatkan sebuah benda yang nampak berkilau disebuah sudut yang sulit digapai.
●○●○●○●○
"SACHIO BUKA PINTUNYA!" Dean menggedor dengan kuat pintu tersebut, menghiraukan mungkin saja dirinya akan diseret oleh satpam karena menganggu ketenangan. Tapi apa peduli dirinya? saat ini dia harus memastikan sesuatu yang sangat penting lebih dari apapun.
Cklekk
Pintu terbuka dan seorang pemuda manis dengan wajah datarnya menyambut Dean dengan tatapan malas. Tidak taukah temannya ini jika Sachio sedang melakukan hal yang menyenangkan didalam sana?
"Ada apa Mr.Adams? kau menganggu me time-ku dengan kunjunganmu ini" Dean tidak langsung menjawab melainkan memperhatikan penampilan Sachio yang nampak mencurigakan dengan noda merah di pakaiannya. Dia ingin sekali menanyakan itu tetapi diurungkan karena ada hal yang jauh lebih penting sekarang.
"Apa maksud ucapanmu sebulan lalu?" Sachio terdiam cukup lama untuk mengingat sampai tiba-tiba dia tertawa begitu kencang dan membuat Dean menatap bingung kearahnya dengan sedikit kecurigaan.
"Biar kutebak, kau pulang kerumah hari ini untuk mencari ketenangan tetapi yang kau dapati justru mayat ibu dan kakakmu, benar bukan?" badan Dean menegang mendengar ucapan pemuda tersebut.
"Darimana kau tau itu?" suaranya berubah menjadi lebih berat karena menahan amarahnya untuk tidak memukul teman sebangkunya.
"Oh Adams yang malang. Tentu saja aku sangat tahu apa yang terjadi malam itu, ibumu yang ditemukan tergantung dengan mayat kakakmu yang tergeletak di lantai penuh darah. Aku tau itu semua"
Brukk!
Dean mendorong Sachio sambil menyudutkannya ke dinding dengan tangannya yang memegang kerah baju Sachio dan menatapnya emosi bercampur frustasi. Wajahnya memerah, rahangnya mengeras dan mata yang berkaca-kaca siap untuk menangis.
Sachio tertawa melihat raut wajah Dean yang nampak putus asa. Lalu tanpa peringatan dia dengan mudah mendorong Dean menjauh lalu memutar posisi dan mendorong kuat badan pemuda Adams itu ke dinding.
Dean meringis merasakan nyeri di punggungnya dan di hadapannya Sachio menyuguhkan senyum sarkas dengan tatapan merendahkan. Dean sekarang yakin bahwa ada yang janggal dengan temannya.
"Sekarang bukan waktu yang tepat untukmu mengetahui semua ini, bersabarlah sebentar lagi dan kau akan mendapatkan semua jawaban atas pertanyaanmu" ucapan Sachio diakhiri dengan dia mencuri kecupan dari bibir Dean setelah itu melepaskannya dan masuk kedalam rumah dengan santai seolah tidak terjadi apapun.
Meninggalkan Dean yang tertegun sambil memegang bibirnya kemudian mengacak rambutnya frustasi dan terakhir menendang pintu apartement Sachio sebelum pergi. Saat ini banyak perasaan janggal yang dirasakannya terutama tentang Sachio dan kedua saudaranya itu. Dean bertekad akan mencari tahu semuanya dan mengungkapkan apa yang terjadi!
○
●
○
●
○
●Meet the main character
of this stoy :Dean Adams as Kang Taehyun
Sachio Shaquille as Choi BeomgyuProlog End.
●○●○●○●○
➹Chio Notes :
Hallo! jadi ini wattpad pertama aku dan mohon maaf apabila ada beberapa kata yang typo dan sulit dimengerti karena aku suka membuat orang lain kesusahan, hehe.
Dan semua tokoh dari cerita ini adalah milik perusahaan! Mohon untuk tidak membawa kedalam kehidupan nyata semua hal didalam cerita ini karena semua hanyalah karangan semata. Terimakasih!
Mohon dukung aku dengan tinggalkan like, comment dan juga follow aku yah! terimakasih ♡̷!
Sedikit funfact! Terkadang manusia terlalu naif untuk menyadari apa yang sedang terjadi, padahal semua jawaban atas pertanyaanya sudah terpampang jelas didepan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAK SHOW - 3 CHOI'S
FanfictionTidak akan ada lagi kemalangan, kesedihan dan kesialan. Karena aku bukanlah orang yang sama seperti dulu. TW ⚠️❗; boyslove, harshword, mental illness, violence, blood, murder, crime and mature content.