.
.
.
.....
Keyra menatap tumpukan tanah di hadapan nya, terlihat tak terawat karena hanya dia yang datang ke sini bahkan papahnya pun tak pernah ke sini, hal itu yang membuat hati Keyra tercubit, entah kesalahan apa yang telah Mamah nya lakukan hingga membuat Papahnya bersikap seperti ini, namun yang Keyra tau jika Mamah nya adalah orang terbaik di bumi ini,
Keyra tidak ingin mendengar penjelasan apapun mengenai kematian ibunya, rasa takut dan trauma seolah menghantui nya ia sangat ingat ketika Kayana---mamah nya yang meninggal di hadapan nya,
Saat itu usia Keyra masih sangat kecil namun juga ia mengerti tentang hal yang baik ataupun yang salah, saat ia pulang sekolah dengan piala di tangan nya, ia berlari antusias untuk menunjukkan piala itu namun Keyra kecil justru harus melihat bagaimana Papah dan Mamah nya bertengkar bahkan Aryo sampai mendorong Kayana ke tembok mencekik nya keras, Keyra kecil tidak tau harus berbuat apa yang ia tau hanya menangis lalu berteriak hingga membuat kedua orangtuanya menatapnya terkejut,
Kayana dengan bersimpuh mendekati Keyra memeluk Putri kecilnya dengan erat, lalu ,entah datang dari mana sebuah peluru mengenai kepala Kayana membuat darahnya terciprat ke wajah Keyra,
Kejadian itu membuat Keyra ketakutan hingga saat ini, dan membuat nya harus menanggung kepahitan semasa hidup nya,, Keyra kecil harus meringkuk di rumah sakit Jiwa karena ia selalu bilang jika ibunya di bunuh sementara Aryo menepis apa yang anak nya ucapkan di depan polisi Aryo meyakini polisi jika Kayana mati karena serangan jantung, dan akhirnya Keyra di bawa ke rumah sakit Jiwa oleh Clara yang saat itu masih menjadi seketaris Aryo ,, terkurung dalam ruangan gelap sempit dan dingin, jika bukan karena keluarga Jaemin, mungkin Keyra akan terus berada di sana hingga saat ini, Keyra sempat tinggal dengan keluarga Jaemin selama beberapa bulan hingga akhirnya ia kembali kerumahnya pada saat Aryo menikahi Clara,
...
Keyra masih diam melamun memeluk kakinya yang tertekuk dengan tangan memegang sepucuk Dandelion, berharap angin datang membawa kepingan kecil itu terbang bebas, sama seperti harapan nya, ia berharap seseorang datang membuat nya terbebas dari beban yang ia rasakan,
Jungkook terus memperhatikan Keyra, sikap gadis itu yang tak seperti biasanya membuat Jungkook paham akan apa yang Keyra rasakan sebenarnya, kehilangan orang tua bukan lah hal mudah apa lagi seorang ibu ,yakan?
Usapan lembut terasa di punggung nya seiring dengan itu juga kepingan Dandelion yang rapuh itu terbang hingga menyisakan tangkai nya , Keyra menoleh, ia sedikit menyipitkan matanya sinar matahari yang menyelip di balik tubuh Jungkook membuat nya sulit membuka mata,
" Cengeng" Keyra terkekeh,
" Itu mulu "
" Apa?"
Keyra menatap Jungkook lagi " Cengeng, apa apa Cengeng " sahut Keyra
Tanpa sadar Jungkook tersenyum membuat Keyra Terpesona seperkian detik
" Ya, emang cengeng kan? Gimana mau dapetin gue kalo lu aja lemah" Kata Jungkook,
Keyra menatap nya tajam dengan keras ia menepuk bahu Jungkook " Gue gak lemah" elak nya,
Jungkook meraih tangan Keyra, mengusap nya, membersihkan tanah yang menempel di sana " ayo pulang, udah 2 jam kita di sini " Ucap Jungkook membuat Keyra tersipu malu
Keyra mengangguk, ia menaruh bunga Daisy yang tumbuh liar di makam Kayana,
" Mah, Key pamit ya, Nanti Key kesini lagi " ucap Keyra mencium nisan Kayana lalu melambaikan tangan nya,
Jungkook tersentuh melihat hal itu hingga tanpa sadar ia tersenyum menatap Keyra,,
______
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOYFRIEND (JJK) ,
ФанфикWARNING 18+ ...... Terjebak di antara dua cinta, membuat Keyra bingung harus tetap berjuang mendapatkan cinta seorang Jeon Jungkook siswa terpintar di kelas nya namun memiliki sikap dingin dan acuh Atau Dengan Na Jaemin, sahabat sejak kecil nya ya...