Chanyeol tidak mengerti kenapa dunianya tiba-tiba terasa jungkir balik. Jika biasanya dia selalu sibuk dan diganggu oleh kedua temannya yang kurang kerjaan dan berisik, hari-hari ini dirinyalah yang mencari-cari cara mengganggu mereka. Padahal Chanyeol bukannya tidak sibuk, dia memiliki banyak pekerjaan namun memilih mendelegasikan sebagian besar tugasnya pada bawahannya. Lebih lucunya lagi, baik Baekhyun maupun Jennie berubah menjadi pekerja keras yang tidak mengindahkan kehadiran Chanyeol.
"Kau diturunkan dari jababatanmu atau perusahaanmu sudah bangkrut?" Jennie benar-benar heran karena Chanyeol sepertinya memiliki banyak waktu luang akhir-akhir ini. Chanyeol yang biasanya memiliki rutinitas pekerjaan yang padat, hampir setiap hari mengahampiri Jennie di kantornya untuk mengajak makan siang bersama. Saat Jennie mengusir Chanyeol untuk mengajak Baekhyun saja, dia menolak beralasan Baekhyun tiap harinya diawasi oleh asisten ayahnya yang menyeramkan takut-takut jika lelaki imut itu langsung dinikahkan minggu depan karena ulahnya.
"Inilah kelebihan seorang direktur sekaligus anak dari pemilik perusahaan." Chanyeol dengan bangga mengangkat sebelah kakinya untuk bersila. Ia sudah berada di kantor Jennie sejak pukul 11 siang, mondar-mandir membuat kopi di mesin kopi, membereskan mantel Jennie yang diletakkan sembarangan dan melihat-lihat desain baju tak terlalu bagus yang digambar oleh Jennie, karena memang Jennie bukan perancang busana profesional. Jennie hanya membuat desain menurut seleranya dengan seadanya lalu diserahkan pada tim desainer untuk memperbaiki gambarnya agar dapat dijahit dengan indah.
"Inikah cara kerja seseorang yang selalu menceramahiku tentang pemilik perusahaan harus lebih giat bekerja daripada karyawannya?" Jennie sedikit pusing dengan tingkah laku pria yang sebenarnya dia coba hindari belakangan ini ditambah dengan banyaknya pekerjaan karena clothing linenya yang akan meluncurkan baju edisi musim dingin mengingat musim segera berganti. Perusahaan kecil selalu membutuhkan pemiliknya untuk melakukan ini dan itu.
"Secara teknis aku belum menjadi pemilik perusahaan, hanya pemilik sebagian saham. Lagipula si pemilik perusahaan bersenang-senang di Eropa untuk satu bulan ke depan kenapa aku harus bekerja dengan giat?" Chanyeol bersungut-sungut, sejak dia diangkat menjadi direktur rasanya semua beban pekerjaan diletakkan pada pundaknya, dan ayahnya selalu mengisi waktunya dengan berlibur ke negara lain.
"Bukankah dulu mulutmu mengatakan dengan bangga jika kau bekerja dengan giat agar ayahmu dapat banyak beristirahat dan menikmati masa tuanya?"
"Aku berubah pikiran, aku harus menikmati masa mudaku yang hilang." Chanyeol mengerutkan alisnya seolah-olah ini adalah pembicaraan yang begitu serius.
"Masa mudamu mana yang hilang? Kau pergi ke club tiap akhir pekan"
"Untuk menjagamu agar tidak mabuk dan melakukan perbuatan kriminal? Apakah itu bisa disebut sebagai masa muda?"
"Hei aku juga merawatmu saat mabuk!"
"Kau hanya melakukannya sekali dan sudah bangga sekali? Harusnya aku mendapat penghargaan kalau begitu." Jennie membalasnya hanya dengan mengedip-ngedipkan matanya, bertingkah imut agar tidak terlihat terlalu bersalah.
"Berhenti bertingkah seperti anak anjing, ayo kita makan siang aku sudah lapar setengah mati."
Jennie menggelengkan kepalanya menolak, "Tidak bisa, hari jum'at saatnya aku makan siang bersama Sehun."
"Kau masih bersamanya?"
"Bukankah kau tidak suka jika aku mempermainkan temanmu?" Jennie sengaja menekankan nada bicaranya pada kata 'teman' menyindir Chanyeol yang dulu memarahinya untuk tidak mempermainkan Sehun.
Chanyeol tidak membuka mulutnya lagi, Jennie tidak terlalu memusingkannya karena sedang memeriksa beberapa laporan dari bawahannya. Hanya ada suara mousse yang di tekan-tekan dan hembusan nafas Jennie beberapa kali. Berselang 15 menit Jennie kembali membuka mulutnya karena merasa sedikit khawatir dengan kediaman pria cerewet itu. "Kediamanmu itu artinya kau mati atau marah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ribbon [End]
RomanceTie up a ribbon, so it won't come undone Tie up a ribbon, so we won't lose each other If it's still not too late If you feel the same way Tie up a ribbon