Epilog

987 75 26
                                    

2029, Finlandia.

Seorang anak perempuan memakai sebuah gaun merah muda dengan motif kelinci membawa sebuah keranjang yang hampir penuh dengan buah beri berwarna biru berjalan bersama dengan dua orang pria dewasa. Tangan kecilnya mencapai buah beri lainnya saat menemukan buah-buah kecil tersebut. Mata anak itu tajam, kulitnya putih menjadikannya sangat mirip dengan salah satu pria dewasa yang sekarang memegangi tangannya agar tidak terjatuh, Oh sehun.

"Hati-hati Oh Jena." Ungkap laki-laki dewasa lainnya yang terlihat lebih tua.

"Tenang saja kakek, ayah memegangiku."

Sehun yang memegangi tangannya tersenyum, "Sudah ayo kita kembali, kau sudah memetik cukup banyak."

"Baiklah, aku akan menunjukkannya pada ibu." Ucapnya melepas genggaman tangan ayahnya, dan berlari dengan langkah kecilnya.

"Jena-ya berhenti, tali sepatumu lepas kau bisa terjatuh." Teriak Sehun khawatir.

"Astaga dia sangat berenergi, mirip Jennie waktu kecil."

Oh Jena, anak berumur 4 tahun itu tidak memperdulikan teriakan ayahnya dan terus berlari dengan riang menuju dimana ibunya berada. Saat akan mencapai tempat ibunya seseorang menghentikannya.

"Tertangkap."

"Paman Chanyeol?"

Tangan pria yang nampak sangat besar dibandingkan wajah yang dielusnya "Kau mendapat banyak beri?"

"Tentu lihatlah, ini cukup untuk semua orang. Aku hebat kan paman?" Ujarnya sambil memamerkan buah beri yang ada di keranjang.

Chanyeol tersenyum mengusap kepalanya, "Tentu saja peri kecil kau hebat, tapi kita harus mengikat tali sepatumu dulu."

Gadis kecil itu merengutkan bibirnya "Kenapa kita harus selalu menalikan tali sepatu?"

"Sebuah tali tentu saja harus ditalikan agar tidak kehilangan ujungnya satu sama lain. Kau tau jena, tali akan lebih kuat jika ditalikan jadi kau tidak akan terjatuh." Chanyeol mengaitkan tali sepatu berwarna putih yang dipakai gadis itu.

"Seperti ayah dan ibu? Mereka ditalikan agar tidak kehilangan satu sama lain?"

Chanyeol tertawa mendengar penuturan Jena, "Astaga, kau sangat pintar."

"Jenaaaa, kemari kau harus makan." Seorang wanita memanggil membuat Jena tersenyum dan menghampirinya, Chanyeol mengikuti di belakangnya.

Terdapat tiga orang yang sedang mengelilingi pemanggang, pria yang berada di antara kedua wanita lainnya sedang memanggang daging. Sudah 5 tahun berlalu, di saat semuanya menjadi dewasa wajah laki-laki itu tetap imut.

"Astaga hentikan, kau sudah menghabiskan semuanya! Tunggu yang lain!" Ucap laki-laki itu sambil manampik tangan salah satu wanita yang berada di sana.

"Sial, aku kelaparan!"

Laki-laki imut itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku tidak mengerti kenapa hanya perutmu yang membesar padahal kau makan sebanyak ini, makhluk di dalam perutmu itu benar-benar parasit."

Chanyeol yang baru saja datang, mendengar lalu memukul kepalanya "Byun Baekhyun, akan ku hancurkan kepalamu jika sekali lagi menyebut anakku parasit."

Baekhyun mengumpat, "Sialan."

"Hei-hei ada anak kecil di sini, bisakah kalian tidak mengumpat." Ujar wanita yang sedari tadi menghabiskan daging itu.

Wanita lainnya mengangguk-anggukan kepalanya, menutupi kedua telinga gadis kecil bermarga Oh itu "Jennie benar jika anakku meniru kalian, kepala kalianlah yang akan hancur." Wajahnya yang terlihat sangat lembut membuatnya tidak cocok mengucapkan ancaman tersebut.

ribbon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang