" hahahahahaah, anjir serius?boong ah lu"
" Iya sumpah. Gua juga awal rada ga percaya, buktinya ada coy!!!! Hahahaha"
Gelegar tawa menggema di setiap sudut caffe tersebut, tanpa menghiraukan bisikan-bisikan para pengunjung yang menatap mereka dengan terheran-heran.
" Gila sih, terus-terus gimana temen lu nasibnya?" Tanya Veronica di sela-sela tawanya.
" Udah mati orangnya, kebunuh." Jawaban itu sukses membuat 3 orang yang berada di dekatnya itu bungkam dan kaget atas pernyataan Arvel tersebut.
" Psikopat lu ah, tiba-tiba udah mati aja tuh orang," Veronica menimpali dengan lelucon nya yang garing tersebut.
" Lah, tau dari mana lu kalo gua psikopat?," Desisnya tajam.
" Eh? nggaklah, maksudnya tuh elu kayak psiko. Kita lagi cerita si A, terus lu tiba-tiba nimbrung bilang udah ga ada" ucap Veronica menjelaskan
Sementara temannya itu menatap nya dengan senyuman tipis.
Hampir aja
Nice , sebuah senyuman pun terbit tatkala ia berhasil memikirkan
Bagaimana ia bisa menyingkirkan nya." Gua sama Vero balik dulu deh masih ada yang harus di kerjain." Pamit Chika kepada Arvel dan Farel.
" Loh pulang?bareng aja. Nanti gua sama Arvel anter, yakan vel?" Tanya farel ke Arvel.
" Terserah"
" Dih, kaya cewe" ucap Chika yang berhasil mendapat lirikan tajam dari Arvel.
" Chik Lo ikut gua, Ver Lo sama si Arvel ya," jelas Farel.
" Ok sip, ngikut aja gua mah. Cuman gua bawa Bella gpp?" Tanya Veronica ke Arvel sambil melirik ke arah anjingnya itu.
" Udah ayo,gpp," jawab Arvel
" Oke. Kalo gitu gua sama Arvel duluan ya," pamit Veronica kepada yang lain. Sementara temannya itu hanya diam melihat tingkah laku temannya tersebut.
" Loh vel? Kok masih duduk? Katanya mau nganter gua pulang. Kasian ini si Bella belum dapet jatah makan sore," ucap veronica panjang lebar.
" Dih gatau diri," saut Arvel
" Dih yang bilang setuju mau nganter gua siapa coba?," Saut veronica cepat.
" Oke-oke ayo cepet"
" Gua duluan"
" Duluan semua," pamit veronica dan berlalu menuju parkiran.
----
" Rumah lu di daerah mana?," Tanya Arvel membuka percakapan
" Deket indomar't, lurus dikit gang 1 belok kanan, lurus lagi rumah sebelah kiri paling ujung, cat tembok warna putih, pager silver." Ucap veronica panjang lebar yang setelah itu ia kembali berbicara dengan Bella anjingnya itu.
" Emang Bella ngerti lu ngomong apa ver?," Tanya Arvel yang sedari tadi melihatnya tengah asik mengobrol dengan anjing nya itu.
" Ngerti dong. Buktinya nih, setiap gua ngomong pasti dia nyaut atau ngasih tangannya ke gua, kalo misal gua lagi negur dia pasti nanti dia nunduk atau engga ngeluarin puppy eyes tanda minta maaf." Jelas veronica lagi panjang lebar yang di balas gong gong-an oleh Bella anjingnya Tersebut.
Guk
" Pintarnya anakku yang satu ini," ucap veronica tak henti-hentinya menciumi anjingnya itu.
" Suka anjing? Kenapa ga melihara kucing? Biasanya kebanyakan perempuan lebih milih melihara kucing dari pada anjing?," Tanya Arvel lagi
" Kenapa ya? Ya kalo gua gasuka ga bakal gua adopt Bella, kalo soal kucing.....Ga bisa gua pelihara,"
" Kenapa ga bisa?,"
" Ya...gimana ya, ga bisa aja gua pelihara nya,"
Sementara itu dahi Arvel berkerut bingung. Ah mungkin ada kilas cerita di balik itu pikirnya dalam hati.
Suasana di dalam mobilnya pun menjadi hening.
Arvel yang terfokus dengan jalan yang di depannya, dan Veronica yang masih saja menciumi dan mengelus anjingnya itu." Belok kanan?," Tanya Arvel saat sudah sampai di ujung gang yang di maksud Veronica.
" Iya"
" Yang ini rumahnya?,"
" Bukan, tuh yang depan Deket motor skupi."
" Nah oke,"
"Hmm"
" Makasih Vel, mampir dulu ga?," Tawar Veronica.
" Boleh, bentaran aja. Gua mau ikut ke kamar kecil,"
(Kamar kecil -> kamar mandi/Wc)" Oke, ayo masuk," ajak Veronica di saat sudah tiba di depan pintu rumahnya.
" Iya" susul Arvel mengikuti langkah veronica dan Bella yang entah kemana sejak tiba dirumahnya itu
" Nih kamar mandi nya, gua ke dapur dulu buat minum. Kalo udah ke ruang yang itu aja langsung," ucap veronica sambil menunjuk ruangan yang ia maksud.
" Iya," jawab Arvel.
Ceklek
Pintu kamar mandi pun terbuka menampilkan sosok Arvel yang baru keluar dari kamar mandi tersebut.
" Siapa ya?," Tanya seorang pemuda perawakan 18 tahun kepada arvel tepat setelah pintu kamar mandi nya terbuka.
" saya Arvel," jawab arvel tersenyum ramah.
" Temannya k vero?," Tanya pemuda tersebut.
" Iya saya temannya," jawab arvel lagi.
" Dhika, adeknya ka Veronica, salam kenal," ucap pemuda tersebut sambil mengulurkan tangan.
" Salam kenal, arvel," balas arvel menerima uluran tangan pemuda tersebut dan berjabat tangan layaknya orang yang sedang berkenalan.
Yosh! part 5 selese
Jangan lupa vote dan komenMenerima kritik dan saran,
Salam hangat putrinblk dan NlamhirTerimacash
KAMU SEDANG MEMBACA
DarkSide
ChickLit" ka arvel----," " Ssssttt anak manis, diem ya Nanti kalo kamu bilang ke kk kamu----- dia bakal tiada. Kamu mau?," Ucapnya sambil mengelus puncak kepala gadis tersebut " Iya kak, aku ga bakal bi..bilang ke kk kalau k arvel..k arvel...." " Pinter. K...