coba coba nulis

3 0 0
                                    


Seorang kakak bersama adiknya baru saja keluar dari ruang guru dengan senyum yang mengembang. Tujuan mereka berdua sekarang adalah Parkiran.

Sang kakak menghentikan langkahnya diikuti adiknya, "kakak sudah tidak sabar menunjukkan ini pada Ibu" ujar sang Kakak sembari melirik benda yang ia bawa dari ruang guru tadi.

"Pasti ibu bangga dengan kak Bella," balas sang adik.

Bella Athena ia merupakan kakak dari Aurel Aprilia, mereka hidup dikeluarga yang sederhana bersama ibunya, karena ayahnya meninggal sejak mereka masih kecil karena penyakit yang ia derita.

Drtttttt Drttttttttt

Bella merogoh tas yang ia pake, mencari  handphonnya yang sejak tadi bergetar, "Siapa, Kak?" tanya Aurel.

"Ibu, kamu duluan aja ... Nanti kakak nyusul"

"Oke, Kak"

Saat aurel sudah menjauh dari Bella, barulah Bella mengangkat telfon tersebu.

"assalamualaikum, Bu"

"......................."

1 detik
2 detik
3 detik
Brughhhh

Handphon yang bentuk sebelumnya utuh kini hancur. Bella tidak memperdulikan itu, ia hanya merasakan tubuhnya seperti jelly, Bella merasa tercekat dengan apa yang dia dengar dari telfon tadi. Beberapa menit Bella hanya berdiri dengan tatapan kosong.

"Enggak, dia pasti berbohong" lirihnya sembari menggelengkan kepala, kemudian Bella berlari menghampiri Aurel  dengan air mata yang bercucuran.

Bella berhenti tepat dibelakang Aurel,"Dek."

Aurel yang awalnya membelakangi Bella  berbalik.

"Kak? ... Lohh kakak kenapa?," Aurel kaget karna dia melihat Bella menangis.

Bella memandang mata Aurel, Bella tau Aurel khawatir apa yang terjadi dengan dirinya sehingga dia menangis.

Aurel memeluk sang kakak untuk menenangkannya sejenak, tapi itu malah membuat Bella semakin menangis. "Kak, bilang sama aku, apa yang terjadi kak," tanyanya kembali.

"Hikss i--ibu dek" Lirih Bella

"Ibu kenapa kak? ... kenapa kakak tiba tiba nangis?," Aurel bingung karna bukannya menjawab Bella malah semakin menangis.

"Kak, ibu kenapa Kak ... jangan buat aku khawatir deh Kak"

"I--ibu dek, hikss"

"Iya ibu kanapa?"

"I--ibu kecelakaan hikss"

Reflek Aurel melepaskan pelukannya, dia memundurkan langkahnya sambil menggeleng kepala, "kakak bercanda kan? itu ga lucu Kak"

"KAKAK KALAU MAU BERCANDA JANGAN SEMBARANGAN, KAK!" lanjutnya namun dengan volume suara yang tinggi, orang orang yang ada disekitaran mereka sampai terkejud mendengarnya.

Bella maju untuk mendekati sang adik, seperti Bella, Aurel juga menangis" Dek, lihat kakak," ucapnya dengan suara parau. "Tadi yang telfon itu bukan ibu tapi seseorang yang nolongin ibu saat kecelakaan hikss, kakak juga kaget dengernya, rasanya seperti ada yang nusuk dada ka--kakak. Dek, kakak tau apa kamu rasain, kakak juga ngerasain itu. Tapi, jangan gini Dek hikss kita harus liat keadaan ibu di rumah sakit," Aurel menggeleng.

"Kakak pasti berbohong 'kan?"

"Ohh ... atau seseorang yang ada di telfon tadi  yang bohongin kita? hari inikan ulang tahun Kakak. Aku ngerti Kak, dia sama ibu pasti nge prank Kakak hahaha" lanjutnya sembari terkekeh

Aurel menghapus sisa sisa air matanya lalu melanjutkan perkataanya, "astaga ibu kalau nge prank jago banget sampai buat kita berd--"

"Bel ... Rel," belum sempat Aurel menyelesaikan perkataannya, suara seseorang sudah lebih dulu memotongnya.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GŘUDELASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang