rea menatap sekeliling kelas nya yang masih sangat sepi. bahkan embun sisa subuh tadi masih tersisa di sekitarnya. dingin nan sejuk. bau sampah yang membusuk karna belum sempat di angkut OB samar samar kadang lewat di hidungnya. suara serangga yang masih bisa terdengar tanda masih banyak orang belum banyak yang melakukan aktifitasnya di luar.
siswa siswi pun masih sangat sedikit yang berdatangan, mungkin jumlah nya bisa rea hitung dengan jari. menandakan rea berangkat terlalu pagi ke sekolahnya. para OB sekolahnya saja belum selesai menyapu halaman sekolah.
rea jadi tertawa sendiri mempertanyakan dirinya sendiri kenapa bisa serajin ini untuk datang ke sekolah pagi buta.
namun dirinya tentu dapat menjawab,
pastilah karna rea sangat menyukai suasana sunyi nan sejuk sekolah nya ini.
juga...
karna rea bisa menggunakan waktunya untuk menyalin tugas yang mungkin belum saja dirinya selesaikan.
"hai re!" seru teman nya yang tentu membuat tubuhnya tergucang kaget.
"shit you agatha! kaget gua!" seru rea.
agatha tertawa lebar. "lagian, lu ngapa rajin amat dateng pagi pagi mulu dah."
rea menyandarkan dirinya ke kursi. "ya gak tau, enak aja gitu."
"oh iya, lu dah ngerjain tugas sejarah belom?"
rea langsung terbelalak. "eh? ada emang?"
"iya bege. nih salin punya gua aja"
kan!
rea sudah bilang.
inilah keuntungan dirinya datang pagi buta. dirinya tidak akan sekalang kabut teman teman nya yang datang lebih telat dan belum mengerjakan tugas seperti ini.
selesainya menyalin tugas rea bersandar kembali ke kursi nya, merenggang kan sendi sendi nya dan membenarkan posisi ikat rambut nya.
para teman kelas nya pun mulai berdatangan. ada yang saling menyapa, panik karna belum mengerjakan tugas, dan menjalankan piket.
rea menghelang nafas pelan. teman teman nya sibuk dengan kegiatan nya masing masing, rea pun memutuskan untuk menggulir ponselnya. melihat thread twiter yang sedang menjadi tren.
menghelang nafas lagi, bosan. belum ada yang menarik. kembali menggulir layar, berharap ada suatu hal yang menarik.
sampai...
guliran jari nya terhenti
pada suatu thread seorang laki laki berbadan Kekar tanpa busana, namun tangan nya menutupi 'kepunyaan' nya.
nafas rea tiba tiba saja tertahan.
"re! lu udah kerjain tugas sejarah?"
pertanyaan tiba tiba yang kontan membuat rea menekan tombol power ponselnya, mematikan layar ponsel.
"e-eh?" seru rea gugup. lalu mengerjap beberapa kali hingga otak nya mencerna apa perkataan teman sebangku nya tadi. "oh udah kok"
sheren, teman sebangkunya mengangguk. "oh bagus deh, gue pinjem dong."
rea menghelang nafas pelan. lega sekali teman nya tidak menyadari respon aneh rea tadi. "nih,"
buru buru, rea keluar dari aplikasi twiternya dan mematikan ponselnya. perhatian nya beralih kepada sheren yang sekarang sudah sibuk menyalin tugas.
"nanti ada kumpul pengurus kelas pulang sekolah nanti, lo mau ikut?" tanya sheren, melirik rea sesaat.
rea menompa wajah nya dengan tangan. "ikut deh,"
"bareng anak osis juga loh." sheren terkekeh seolah fakta itu membuat nya senang. "bisa liat ketos ganteng kita deh"
"dih genit lo"
=====
rea membenarkan kunciran nya yang di rasa mulai mengendur, membenarkan letak tas di bahu nya dan mengangguk sekilas untuk sapaan dari teman teman nya yang akan kembali ke rumah nya masing- masing, berhubung bel sekolah sudah di bunyikan sejak 15 menit lalu. rea sendiri akan pulang nantinya, setelah dirinya menemani teman teman kelas nya yang menjadi pengurus kelas seperti rea.
"its gonna be bored" kekeh sheren saat keduanya sampai di auditorium, tempat para pengurus kelas dan osis akan berdiskusi.
rea tertawa kecil sambil menggeleng. "dah lah, ikutin aja mau nya kayak apa."
sheren menarik salah satu bangku dan mendudukinya, rea duduk di sebelah nya. "always be re huh?"
"what do you mean darl?" tanya rea sambil tersenyum penuh arti, tentu sudah tau maksud teman nya itu.
sheren mengendikan bahunya. "selalu ngikutin peraturan, datang pagi buta, baju sesuai standart sekolah dan...uh nggak pernah mau bolos? really re?"
"so? what wrong with that?" tanya rea yang tentu bukan maksud untuk benar benar bertanya, melainkan memancing sheren untuk mengatakan apa yang sudah rea duga.
"your life too freaking bored!"
setelahnya rea hanya tertawa sebagai balasan nya, tidak membantah.
bertepatan dengan sang ketua osis sekolah nya naik ke podium dengan terburu buru, sambil mengancingkan seragam nya dan menutupi baju basket yang menjadi dalaman nya sekarang.
beberapa perempuan terdengar menahan pekikan nya karna melihat sekilas betapa seksi nya ketua osisnya ini dengan keringat yang masih menempel di badan nya.
rea melirik teman nya, sheren pun tertanya tak ada bedanya. malah terpaku dengan mulut sedikit terbuka.
rea terkekeh sambil mengulurkan tangan nya untuk menaikan dagu sheren agar mulut teman nya ini tak kemasukan lalat.
"sher, muka lo tolong kondisikan."
kontan sheren pun mengantupkan rahang nya, mengerjap perlahan, dan tersenyum ke arah rea seolah mengirimkan pesan 'oh thanks re'.
rea tertawa kecil menjawab nya. tatapan nya kembali ke depan, menyimak ucapan dan diskusi yang sang ketua osis nya lakukan bersama para tim inti.
terlihat seperti memperhatikan.
namun tidak,
tatapan rea tidak benar benar fokus, bahkan kemana mana, pikiran nya pun begitu.
dalam pikiran nya rea bingung.
'apa sih yang bagus dari nano si ketos ini?'
'seksi? oh hell... manurios, camdal lebih dari nanonanonogat ini'
'ganteng? ya...boleh lah.'
tatapan rea mulai turun, menatapi lekuk tubuh ketos yang di kagumi banyak siswa di sekolah nya ini.
semakin turun...
'oh...shit.' lenguh rea dalam hati, saat melihat bagian yang tidak sepantasnya.
yang sial nya di tangkap basah oleh sang pemilik nya.
rea menengguk ludah nya.
bingung luar biasa saat mata nya bertubrukan dengan nano.
'sat!'
alis nano naik sebelah. "lu?"
====
A/N
JUST INFORMASI AJA
mungkin banyak pembaca baru.
ini cerita dari akun lama gue, gue bikin akun baru karna akun lama error
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERFLOW
Teen FictionOVER Series #1 Dewasa memang bukan tentang umur saja. Tapi pikiran dewasa terlalu dini kadang tak baik juga. Maret2021 [ Pertama kali publish ] Maret2022 [ Revisi version ]