01

40 0 0
                                    

24 April
you added by +62-873-5421-xxxx

29 April

+62-873-5421-xxxx
Halo, teman-teman semuanya. Selamat malam
Terima kasih tlah bergabung dalam kepanitiaan campus fest
Jangan lupa untuk datang temu perdana panitia inti ya
Semangat ✊









Satu helaan napas berembus ketika notifikasi telah dibuka dan telah dibaca dengan penuh saksama. Kedua matanya terpejam sesaat sebelum akhirnya harus beranjak dari rebahannya dan mulai bergerak untuk berbenah diri.

Sebenarnya ia, Almira, benar-benar malas untuk pergi. Apalagi terkait dengan kumpul nanti, temu perdana panitia inti Campus Fest. Kalau dirinya tidak tahu malu mungkin akan mangkir--kalau bisa selamanya. Tapi itu jelas tidak mungkin. Selain ia masih memiliki rasa takut dibully, nyatanya dirinya memiliki rasa ewuh pekewuh, rasa segan kepada sesama.

Ternyata, punya rasa tidak enakan juga tidak enak, ya?

"Lho, mau kemana?" seorang wanita berparas teduh berdiri di balik pintu yang setengah terbuka.

Almira yang baru saja mengoleskan krim pada bibirnya--krim, bukan yang lain--mengelus dadanya. "Ih, Mama hobinya ngagetin adek, sih?" gerutunya kesal.

Wanita itu tertawa lalu berjalan masuk menghampiri putrinya. "Ya salahnya kamu. Hobi kok jantungan."

Almira hanya bisa menatap kesal pada wanita itu sebelum akhirnya memilih menyelesaikan yang sebelumnya belum sempat terselesaikan.

"Anak Mama paling cantik mau kemana, sih?" goda ibunya tak lupa menaruh kedua tangan di kedua pundaknya.

"Mau rapat, Mah. Tadi udah disuruh kumpul di Mbah Hoogen. Tau, kan?"

Sang ibu pun mengangguk. "Terus dandan gini? Tumben? Udah punya pacar, ya?"

Kembali dirinya digoda oleh perempuan yang terpaut usia beberapa puluh tahun darinya. Almira hanya bisa menghela napas sebelum membalikkan badan seluruhnya pada bundanya. "Biasanya aku juga kayak gini kok, Mah," ujarnya mencari pembelaan.

"Ah, enggak. Biasanya tuh ya, anak mama yang ini males banget buat dandan. Disuruh dandan malah bilang "ya elah, cuma ketemu anak-anak, kok," nah terus ini kamu mau ketemu siapa? Pasti di rapatnya itu ada pacar, kan? Iya, kan?"

"Enggak. Emang Mama percaya aku punya pacar?"

"Enggak juga, sih."

Suara jentikan antara jari tengah dengan jempol tangan kanannya bersahutan dengan suara, "Nah, Mama aja gak percaya, apa lagi aku. Dah ah, mau makan."

Tepat ketika Almira sudah berada di dekat ambang pintu kamar, Ibu pun menyusul dirinya. "Oh, iya. Mama tadi masak ayam kentang sambalado tanak. Kemarin kan kamu minta itu, kan? Dimakan aja sekarang. Takutnya makan di sana bikin kamu gak kenyang."

Diam-diam Almira tersenyum kecil. Ibunya mudah sekali dipengaruhi.

*

Mbah Hoogen adalah salah satu kafe outdoor yang keberadaannya mudah untuk dicapai apabila berangkat dari arah kampus. Kafe ini memiliki keunikannya sendiri. Berdiri di atas susunan kayu lantaran tanah yang dipijak lebih pendek dari jalan raya. Maka, harus dibuatkan bangunan semi permanen di bawahnya agar terlihat kokoh dan tidak mengkhawatirkan pengunjung apabila kafe mulai nampak ramai.

Kafe Mbah Hoogen bisa dibilang sebagai tempat yang tepat untuk berkumpul bahkan rapat. Meskipun letaknya dipinggir jalan raya, namun tidak terlihat bising. Mungkin hanya sesekali ada motor lewat, tapi tidak sampai memekakkan telinga dan harus berteriak apabila hendak berbicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Campus FestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang