Hari Yang Mulai Berbeda

47 4 2
                                    

"Sayang, Ayo bangun! Ini sudah pagi." ... ....

"Hhmmm ... Iya, Ma." ... ....

"Semua keperluan sekolah dan juga sarapan sudah Mama persiapkan semua, jadi kamu tinggal mandi terus langsung berangkat sekolah, ya." ... ....

"Baik, Ma." ... ....

Namaku adalah Khairunnisa dan biasanya orang-orang terdekatku memanggil dengan sebutan Nisa. Usiaku sudah memasuki umur sembilan belas tahun dan aku tinggal bersama dengan kedua orang tuaku, mereka berdua adalah orang yang sangat sibuk sehingga kami jarang sekali bertemu kecuali dipagi hari karena disaat itulah seperti biasanya mamaku selalu menyiapkan segala keperluanku mulai dari sekolah sampai dengan yang lain-lainnya.

Namun kedua orang tuaku tetap menyayangiku secara aku adalah anak tunggal, hanya saja untuk menghabiskan waktu untuk bersama-sama sangatlah jarang.
Jadi sebagai gantinya apapun yang aku inginkan selalu mereka wujudkan untuk menemani dikala aku merasa kesepian.

Waktu sudah menunjukkan pukul jam tujuh pagi, jam dimana semua kegiatanku dipagi hari telah selesai dan kini aku bersama dengan kedua orang tuaku berkumpul dimeja makan untuk sarapan.

"Sayang, makan yang banyak dong, nanti kamu sakit, lho!" kata mama seraya menambahkan lagi nasi kedalam piringku.

"Uuh, terlalu banyak Ma." keluhku.

Tak berselang lama ....

"Mah, sudah waktunya nih." kata Papa seraya melihat jam tangannya.

"Nisa sayang, Mama sama Papa langsung berangkat pergi kerja soalnya sudah ada janji sama klien dikantor," ucap Mama yang langsung beranjak dari meja makan bersama Papa.

"Cepat selesaikan makannya, jangan sampai terlambat ya," sambung Papa.

"Ma ... Pa, makanannya aja belum dihabisin udah main tinggalin az." sahutku pada mereka.

"Sayang, udah jadwal rapatnya begitu dan seperti biasanya biar mang sopir yang nganterin kamu sekolah ya. Nanti kapan-kapan Papa sama Mama yang antar Nisa kalau udah gak sibuk lagi," ucap Papa sambil mencium keningku disusul Mama yang juga ikut mencium keningku.

"Iya deh, dah! ... Hati-hati dijalan ya," kataku sambil menghabiskan makanan masih tersisa.

Setelah selesai sarapan, akupun pergi menuju sekolah yang kira-kira berjarak sekitar 5 kilo meter dari rumahku dengan diantar oleh sopir pribadi dengan mobil satunya lagi.

Setiap melihat pemandangan kota yang ada, ternyata membuatku sedikit bosan karena yang ku lihat setiap hari itu-itu saja. Pengen rasanya tinggal dipedesaan tempat eyangku tinggal seperti liburan ditahun kemarin, karena udara disana sangatlah segar tidak seperti suasana dikota yang membuatku sesak nafas dengan polusi yang ada mulai dari pagi sampai seterusnya.

Tak terasa kini aku sudah tiba didepan gerbang sekolahku yang bertuliskan SMA Nusa Indah IV, dan kebetulan disini aku juga sudah kelas tiga SMA yang diperkirakan dalam tahun ini aku bisa menempuh pendidikkan diperkuliahan kalau sudah lulus nanti.

Mobil pun sudah terparkir disamping parkir sekolah dan pintu mobilku pun dibukakan oleh mang sopir, nampak dua orang sahabatku yang bernama Rini dan Santi datang menghampiriku.

"Selamat pagi Nisa," ucap Rini dan Santi bersamaan.

"Pagi gaes!" sahutku penuh dengan senyum.

Tak berselang lama, datang sebuah mobil yang parkir tepat disebelah mobilku.

"Lihat, itu si Randy," ucap Santi sambil melihat ke arah mobil yang terparkir tadi.

Aku dan Rini pun ikut memperhatikan mobil tersebut, dan saat seseorang keluar dari mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Banjar GantungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang