aku menyender pada punggung sofa seraya meregangkan otot-otot lumayan pegel karna daritadi aku nunduk buat ngerjain tugas yang akhirnya selesai setelah 2 jam lamanya.
Ini hari minggu, udah 2 minggu aku di jakarta gak kerasa banget perasaan baru kemarin deh aku sampai sini
Aku keluar rumah, sebelum keluar aku beresin dulu peralatan belajar tadi biar gak berantakan kalau kak Mark tau alat belajar aku berserakan gak teratur bisa marah, hufttt
Aku duduk di kursi teras rumah mengedarkan pandangan dan melihat orang-orang berlalu lalang kebetulan komplek yang aku tempati itu cukup banyak orang yang tinggal di wilayah ini
Pandanganku terkunci kepada sosok pria yang tengah melambaikan tangannya kepadaku sembari menggayuh sepeda ontel dan berhenti tepat didepan gerbang rumahku
Aku tersenyum lalu beranjak menghampirinya, "hey, kenapa kau disini? Apa yang sedang kau lakukan?" tanya ku kepadanya yang tengah memandangku dengan senyuman
"ah tidak, rumah ku di komplek sini hanya berkeliling mencari angin. Apa kau mau ikut? Ayo kita bersepeda" ujar Renjun
"benarkah?" tanyaku dan Renjun mengangguk
"tapi aku tak punya sepeda, bagaimana?"
"ikut denganku" Renjun menunjuk ke jok belakang yang kosong dengan dagunya
Aku tersenyum sebelum ikut dengan Renjun aku menutup pintu dan gerbang rumah agar tak ada orang masuk walaupun di rumah ada kak Mark dan temannya, kak Haechan, tetap saja mereka akan sibuk dengan kegiatannya dan tak ingat dengan rumah jadi lebih baik aku menguncinya toh kak Mark juga punya kunci cadangan
"ayo" ujarku saat sudah duduk dan merasa aman di belakang
"pegangan nanti jatuh" katanya, aku dengan ragu meremat kaos pinggang Renjun, nampak Renjun yang tersenyum lalu menggayuh sepedanya
Cukup lama kita berkeliling aku dan Renjun memilih untuk duduk sebentar di kursi taman, hari sudah sore cuaca juga cukup mendung
Aku memejamkan mata, merasakan desiran angin yang menyentuh kulit wajahku, ini sangat dingin tapi aku menyukainya
Sesuatu yang dingin menempel di pipiku refleks aku mengerjapkan mata dan menoleh kesamping, ternyata Renjun pelakunya
Renjun tersenyum begitu juga denganku, ia memberikan 1 botol air putih dingin padaku
"diminum" aku menerimanya kemudian membuka segel pada tutup botol itu lalu meneguknya sedikit
Pandanganku tak lepas dari Renjun yang berada disampingku, ia nampak kehausan bahkan saat meminum menimbulkan suara hingga terlihat jelas jakunnya yang naik turun
Mungkin ia merasa ada yang mengintainya, Renjun menatapku. Astaga ! Aku tertangkap basah tengah menperhatikannya, segera aku memalingkan wajahku ke arah lain dan pura-pura minum agar tak terlalu merasa malu, ini benar-benar malu huhu
"kamu lucu kalau malu" katanya terkekeh kecil
Aku mendengus kecil, bisa-bisanya dia menggodaku setelah mencidukku yang memperhatikannya
"oh iya, aku lupa menanyakan sesuatu" ujarnya tiba-tiba membuatku mendongak dan beralih menatapnya tapi tak seperti tadi karna aku masih merasa malu
"apa itu?"
"dimana kelasmu? Aku tak pernah melihatmu dikelas sebelumnya" katanya tanpa menoleh padaku
"aku di kelas unggulan 12-3, ah aku tidak terlalu pintar jadi mendapatkan kelas itu" sahutku, Renjun mengangguk "kelas kita sebelahan, tapi aku tak pernah melihatmu. Hanya di kantin saja itu juga, oh tidak di parkiran saat pulang juga"
"aku selalu keluar kelas saat jam kosong, mungkin kau yang terlalu betah berdiam diri dikelas jadi kau tak pernah melihatku"
Renjun mengendikan bahunya, "mungkin"
Setelah itu hening beberapa saat, hingga akhirnya aku merasakan setetes air turun dari langit ke hidungku
"astaga! Rel, ayo kita pulang mau hujan"
Aku mengangguk, beranjak dari kursi taman ke sepeda Renjun dan kita pun pulang sebelum hujan turun lebih deras.
"maafkan aku, harusnya aku tak mengajakmu bersepeda juga jadinya kau basah kuyup karna kehujanan" lirih Renjun, aku sudah turun dari sepeda Renjun dengan baju yang basah tak hanya baju tapi semuanya begitu juga Renjun
"tak apa, aku suka hujan" elakku
"tapi nanti kau sakit" Renjun memandangku dengan sendu, seperti merasa bersalah dan menyesal dari raut wajahnya
Aku menggeleng seraya tersenyum untuk meyakinkan Renjun, "aku tak apa, Renjun. Sebaiknya kau segera pulang nanti hujan turun semakin deras"
Renjun mengangguk, "kalau begitu aku pulang dulu, kau masuk dan segera bersihkan dirimu. Jangan lupa hangatkan tubuhmu, ya! Aku pulang"
Aku masuk kedalam rumah setelah Renjun hilang dari pandanganku, saat aku membuka pintu ada kak Mark di ruang tamu dengan raut wajahnya yang cemas
Kak Mark mendongak lalu berlari kecil menghampiriku, "astaga dek, kenapa kamu hujan-hujanan? Kakak cari kamu kemana-mana tapi kamu gak ada"
Aku tersenyum, "aku tadi hanya pergi mencari angin"
"sendirian?"
"tidak, bersama Renjun, temanku di sekolah"
Kak Mark hanya beroh menanggapi, ia menuntunku ke kamar mandi dengan handuk yang ia ambil untukku
"cepat mandi, kakak mau bikin coklat panas buat kamu" katanya dan aku mangangguk
Selesai mandi aku menghampiri kak Mark yang tengah membaca komik di ruang tengah, di depannya sudah ada 2 gelas hot chocolate sepertinya untukku dan kak Mark.
Aku duduk di samping kak Mark, mencodongkan sedikit tubuhku untuk melihat komik apa yang sedang ia baca, hah... Lagi-lagi komik hantu, menjengkelkan
"diminum, biar anget" ujarnya, aku pun meraih gelas itu dan meminumnya sedikit karna panas membuat lidahku merasa melepuh
"hati-hati, dan jangan ditiup" kata kak Mark tanpa mengalihkan pandangannya pada komik
HACHHH
Kak Mark langsung naruh komiknya di meja dan mendekap badanku yang baru saja bersin, kak Mark nempelin punggung tangannya ke dahi aku, "arel kamu flu, tunggu sebentar"
Kak Mark pergi ke arah tempat kotak p3k, aku masih mengusap pundak sendiri sesekali menggesekan jari ke hidung. Tak lama kak Mark datang membawa termometer untuk chek suhu tubuh
Setelah suhu tubuh aku di chek, kak mark terlihat agak syok saat melihat suhu tubuh aku sampai 39°
"kamu demam" lirih kak Mark menatap sendu termometer di tangannya
"jangan pergi lagi bermain dengan Renjun"
🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful time | end to start - Huang Renjun
Random"jangan bersedih, karna kebahagiaanku adalah kamu" Renjun, lelaki yang nyaris mendekati kata 'sempurna'. Lelaki sejati yang selalu mengalihkan rasa resahku kepada kebahagiaan