Alma Anindra, gadis muda berusia akhir 20 tahun yang bekerja sebagai salah satu editor di sebuah Penerbit besar di Jakarta. Meskipun bukan impiannya, menjadi seorang editor cukup membantunya untuk menjadi penulis yang peka terhadap kaidah dan tata bahasa.
Saat ini ia tengah merevisi sebuah buku "Panduan meditasi bagi wanita di usia akhir 20-an" karya Prof. Nimas Soesastro. Ia mengeluh lelah setelah hanya membaca dua paragraf tulisan itu.
"Astaga Tuhan berikanlah hamba secangkir Es Americano agar hamba dapat menyelesaikan revisian ini secepat kilat," ujar Alma sambil menengadahkan tangannya dengan raut semelas mungkin.
"Suruh Pak Udin beliin aja kalau beneran pingin sih, Ma. Daripada kagak kelar tuh revisian dimarahin Si Bos lo nanti," kata Kimmy-teman samping kubikel Alma yang sangat cerewet.
"Kagak mau gue nyuruh Pak Udin, kemarin gue suruh dia beliin waffle di streetfood malah dibeliin wafer ta*go kan nyeleneh tuh orang," kata Alma pelan.
"Namanya juga udah tua rada' budheg emang."
"Gue beli kopinya sendiri aja nanti pas istirahat makan siang."
Mereka kembali melanjutkan aktifitas bekerja mereka tanpa disadari bos mereka memperhatikan kegiatan mereka dari ruangannya. Sambil menggelengkan kepala Jonathan tersenyum mengingat lagi kejadian yang membuatnya dekat dengan Alma.
"Misi Pak, Apa saya sudah boleh keluar?" pertanyaan dari Lina menyadarkan Nathan untuk fokus pada pekerjaannya.
"Iya silahkan, jangan lupa revisiannya cuma dua hari."
"Siap, Pak."
"Silahkan kembali ke kubikelmu."
🏢🏢🏢
"Nah, mulai sekarang kamu tinggal di apartemen ini, Romo dan Ibu sudah membeli apartemen ini agar kamu bisa mandiri apalagi sekarang kamu sudah jadi mahasiswa Universitas Indonesia," kata seorang ibu berkebaya dan bersanggul pada seorang anak muda yang memakai pakaian casual.
"Denger tho kata-kata Ibu?"
"Enggih Bu, Arya dengar kata-kata Ibu."
"Mas ayok nasihatin anakmu sebelum kita pulang ke Solo," tuntut Ibu Arya pada sang suami.
"Le, anake Romo sing paling baik lan nurut ojo aneh-aneh ya neng kene eling nek iki dudu omahmu," (anak bapak yang paling baik dan penurut jangan melakukan hal tidak baik disini ingat disini bukan rumahmu) kata laki-laki paru baya itu pada sang putra.
"Enggih Romo, nasihat Romo akan Arya laksanakan dengan baik," jawab Arya sambil menunduk.
"Ibu bakal kangen banget sama anak Ibu ini, jaga kesehatan ya,"kata Ibu Arya sambil memeluk erat putranya.
Setelah berpamitan pasangan suami isteri itu meninggalkan sang putra sendirian di apartemen. Arya menghela nafas kemudian berjingkrak kegirangan.
"Yes! Hidupku ndak diatur sama Ibu lagi! Enggak percuma aku belajar mati-matian biar masuk UI," pekik senang Arya.
"Arya Bimantara selamat hidupmu bebas mulai sekarang!" Lelah bereuforia Arya merebahkan tubuhnya di kasur hingga ia tertidur karena bahagianya.
🏢🏢🏢
To be continue...
"Kamu penghuni baru apartemen ini ya?"
"Iya, mbak."
"Hati-hati ya soalnya apartemen ini bekas orang yang bunuh diri dan arwah gentanyangan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
First and Last
General FictionPertemuan antara wanita karier yang hidup dengan penuh kepasrahan yang berjumpa dengan seorang mahasiswa ambisius dari kota jauh. Akankah takdir memainkan perannya pada mereka berdua?