Laut biru membentang luas dengan kapas putih bertebaran dan riakan gelombang laut ikut membayangi angkasa. Ikan pari melayang bersama paus biru di atas langit yang memayungi Mairi. Gelembung-gelembung berbentuk ikan nemo melewatinya beberapa kali meninggalkan lintasan gelembung-gelembung kecil lebih banyak. Setelah 15 menit berjalan, ia sampai di gedung megah bernuansa kayu yang membuat kesan anggun. Mairi memasuki gedung itu dengan senyum lebar dan rambut hitam panjangnya pun seakan melambai. Ia melewati berbagai orang dan menangguk sambil tersenyum seperti menyapa. Kakinya berjingkrakan di lorong yang sudah seperti labirin ini. Saat tiba di sebuah ruangan penuh pajangan lukisan, ada satu orang yang sedang duduk dengan headphone terpasang di kedua telinga dan kepala yang tenggelam dalam lipatan tangan di meja. Tanpa melihat wajahnya, Mairi sudah tahu itu siapa. Dia meletakan tas rajut bewarna biru muda di loker yang tersedia. Lalu, bersama gelembung ikan julung-julung, ia menghampiri si kotak mimpi yang sedang tertidur bersama gendangan musik yang ia yakini ada unsur rap.
"Hei, Gerhana! Ayok kita mulai,". Mairi menggerakan tangan Gerhana yang membuat si pemilik menegakan kepala. Lihatlah rambut hitamnya yang sedikit ikal dan rahang tegas serta hidung mancung membuat Gerhana disukai banyak orang.
Gerhana mendengus. Jika Mairi bukan tetangganya semenjak bayi, dipastikan orang dihadapannya sudah ia maki-maki. Waktu yang menunjukan pukul 3 sore menunjukan seberapa molornya Mairi terhadap janjian mereka yang seharusnya jam 1 siang.
"Tadi ikan pari membawaku pergi lagi ke atas langit, Ger. Lihatlah sekitar kita. Ada ikan julung-julung yang kujemput — " .
Imajinasi yang semakin liar justru membuat Gerhana bergidik memandangi perempuan yang sangat berwarna ini. "Dahlah langsung mulai. Jadi, apa yang mau kamu kolaborasikan dalam tarian dan tulisan-tulisan kamu?".
Mairi pun mengambil sebuah buku kecil dan tertera tulisan acak-acakan yang Gerhana yakini, seorang dokter juga tidak akan bisa membacanya.
"Saat berbagai lagu musikal itu keluar dan warna-warni nadanya pasti akan menyentuh telingaku, maka biarkan lagu itu berhenti. Aku akan bernyanyi dari puisi yang sudah kubuat dan menari mengikuti angin. Lampu panggung juga akan mengikuti gerakanku. Lalu saat sampai klimaks puisi, biarkan aku merajut,".
Gerhana tertegun. Dia tidak pernah mengerti jalan pikiran Mairi yang terlalu liar. Tapi dia meyakini dari mata Mairi yang menujukan kepercayaan diri. Kali ini, Mairi pasti bisa. Ide-ide unik yang selama ini berada di benak Mairi akan terealisasikan pada pertunjukan yang semoga saja jadi.
Mairi pun mengeluarkan benang bewarna pastel yang sudah berwarna-warni. Ia ingin memberi contoh pada Gerhana. Dia pun mulai memasuki benang ke lubang jarum dan mulai merajut. Saat ada benang yang berhasil disilangkan, seketika semuanya berubah. Ada sebuah panggung dengan Mairi di atasnya. Gerhana melongo. Matanya melihat sekitar. Tepuk tangan gemuruh menguasai ruangan. Dia berada di tempat duduk teater yang bahkan akan menjadi tempat pertunjukan teater musikal dari novel Mairi. Di sana Mairi menari menguasai panggung sendiri dari ujung ke ujung. Saat mulai bernyanyi, penonton seakan tersihir dengan suara Mairi yang begitu jernih, tenang, dan sangat sopan untuk masuk telinga. Di luar tempat segala itu terjadi, Mairi masih merajut. Ia menyaksikan Gerhana yang seakan sedang tidak berada di hadapannya. Mairi menghentikan rajutannya dan seakan baru terbangun dari tidur, Gerhana masih melongo melihat Mairi.
Mairi langsung berdiri dan mengepalkan kedua tangannya ke atas. "Akhirnya aku berhasil menunjukannya pada kamu!".
Gerhana yakin, dia akan mati berdiri jika sekali lagi dia tidak ingat bahwa dihadapannya adalah Myristica Mahidara. Tidak, ini semua ilusi. Mairi berhasil membuatnya masuk kembali ke ilusi mimpi, kata Mairi. Gadis di depannya benar-benar mempunyai banyak kejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Cake
Short StoryKejutan! Kejutan tengah malam dengan kue dan lilin ulang tahun layaknya kembang api yang meledak. Kisah mereka tercipta dari percikan api. Masuklah dan kamu tidak akan pernah bisa keluar ke dalam kumpulan memori. [Short Story]