Pertemuan

28 2 0
                                    

Abi berjalan santai dengan melihat lihat sekitarnya. Tiba tiba abi terkekeh melihat orang yang berlawanan arah dengan nya mengejar kertas yang diterbangkan angin.

Lelaki itu mendapatkan kertasnya namun tidak segera kembali ke trotoar. Abi yang melihat mobil datang segera mendorong tubuh orang itu dan tubuhnya ke pinggir. Namun naas, Abi tersenggol badan mobil sebelah kanan hingga ia sedikit terpental dan membuat kakinya lecet.

Abi berdiri dengan susah payah.
"Aduh ya ampun maafin abang yah, pasti sakit banget ayo sini abang gendong. Abang bakal bawa kamu ke rumah sakit"
Kaisar, pemuda yang hampir tertabrak itu jongkok didepan anak yang tadi menolongnya.

"eh...eh gapapa mmm... Gapapa bang, Abi cuman lecet dikit, Abi gabisa ikut ke rumah sakit soalnya Abi mau kerja. Abi duluan ya bang"
Kaisar langsung membalikkan tubuhnya dan mencekal tangan anak didepannya ini.

"Gaboleh!! Adek sekarang ikut abang ke rumah sakit!"

"Maaf bang, tapi kerjaan Abi lebih penting. Abi gapapa ko beneran, bentar lagi juga sembuh"
Kaisar menelfon seseorang membertiahukan alamat tanpa melepas cekalan pada tangan Abi.

Abi ingin melepas cekalan itu, tapi cekalan itu terlalu kuat untuk dilepas.
"Tunggu sebentar ya, mobil abang lagi kesini. Abang anter kamu ke tempat kerja. Abang gamau ditolak!"
"Eh?!"

Benar saja, mobilnya langsung datang. Kaisar membantu Abi berjalan masuk ke mobil.
"Tempat kerja adek dimana?"
"Abi kerja di Aline's cafe bang, tapi di cabang ke-2 nya"
"Pak, tolong anterin ke cafe mommy yang cabang ke-2 ya"
"baik tuan"

Abi terdiam, dia baru tau kalo orang yang dia tolong adalah anak pemilik cafe. Tapi Abi belum tau siapa namanya.
"Ini udah sampe cafe, Abi turun dulu ya mmm bang..."
"Kaisar. Nama abang Kaisar"
"Bang Kaisar, makasih udah anterin Abi... Luka abang jangan lupa diobatin ya. Abi masuk dulu, dadahh"

Abi langsung keluar dari mobil dengan jalan tertatih dan agak dipaksakan. Menurutnya, terlalu lama di dalam mobil akan semakin canggung. Abi bahkan tidak membiarkan Kaisar berbicara lagi.
"Eh... Ko ditinggal?!"
Emang dasar Kaisar udah ditinggal dari tadi baru sadar sekarang.

"Apa kita akan ke rumah sakit tuan?"
"Ga usah, kotak P3K di mobil mana pak?"
"Ini tuan"
"Kasi tau mommy sama daddy kalo saya disini. Nanti jemput saya pas cafe nya tutup. Saya mau masuk dulu"
"Baik tuan"

Kaisar mencari-cari Abi. Menunggu di meja kasir. Baru kali ini dia punya rasa khawatir pada orang yang bahkan baru dikenalnya tadi. Kaisar melihat Abi berjalan membawa kertas pesanan ke meja yang baru saja terisi. Kaisar berdecak.
"Anak itu.... Dia tau kaki nya luka tapi tetep dibiarin!"

Abi menyunggingkan senyumnya
"Selamat databg di aline's cafe, pesanan nya apa saja kak?"
Baru saja sang customer mau memesan sudah dipotong oleh Kaisar yang berada di belakang Abi.
"Maaf nona nona, saya ada urusan dengan anak ini. Nanti kalian bisa pesan ke yang lain ya. Ndra! Tolong catet pesenannya, gue ada urusan sama ni anak!"
"Oke bos!"
Kaisar langsung menggendong Abi. Abi tidak bisa berontak karena kaki nya yang sakit ditambah dia tidak mau mencelakakan bos nya yang sedang menaiki tangga.

"Kamu tuh, main pergi pergi aja! Abang belom ngomong juga!"
Kaisar mendudukan Abi di sofa dan mulai membuka kotak P3K.
"Ga usah diobatin bos.. Tadi Abi udah basuh pake air. Abi juga.."
"Diem! Ke atasin celananya! Siapa juga yang nyuruh kamu panggil bos!?"
"Kak Indra manggil bos, berarti Abi juga harus manggil bos. Abi kan kerja disini"

Kaisar tidak menjawab, ia hanya fokus mengobati Abi. Tanpa sadar Abi juga memperhatikan tangan kaisar yang mengeluarkan sedikit darah.
"Kamu kerja disini kan?"
Abi mengangguk polos
"Berarti kamu harus nurut perintah bos kan?"
Abi mengangguk lagi
"Sekarang, jangan panggil bos lagi! Panggil abang!"
Abi mengangguk lagi. Kemudian tersadar. Kaisar yang melihat Abi sedari tadi ingin tertawa sebenarnya. Abi polos mungkin terlalu polos?.

"Eh tapikan bos..."
"Abang!"
"Tapi bos..."
"ABANG! BUKAN BOS!"
"Tapi Abi ga enak sama yang lain"
"Gamau tau, pokonnya panggil abang bukan bos!"
Abi hanya mengangguk pelan. Abi tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan bos nya.
"coba panggil abang gimana?"
"Iya bo... Eh abang"
Hampir saja Abi mendapatkan pelototan dari Kaisar.

"mmm Abang tangannya luka, sini Abi obatin dulu"
"Gausah, luka kecil doang"
"Ish tadi abang maksa maksa Abi buat ngobatin luka Abi! Sekarang giliran tangan abang yang harus diobatin juga!"
Abi tersadar dengan ucapannya dan langsung menunduk.
Ya ampun!!! Abi takut dipecat :( kenapa sih Abi tiba tiba nyerocos!!!

Kaisar terkekeh pelan, Abi sangat menggemaskan. Biasanya Kaisar akan merasa terganggu dengan orang-orang cerewet kecuali keluarganya. Entahlah Kaisar pun tak tahu kenapa dia tiba tiba seperti ini.

Kaisar mengusap pelan rambut Abi. Dan menyodorkan tangannya pada Abi. Abi mendongak dan terdiam menatap Kaisar yang tersenyum.
"Katanya tadi mau ngobatin tangan abang? Ko malah diem?"
Abi gelagapan dan langsung membuka kotak P3K dan langsung mengobati luka Kaisar.

Sekali lagi Kaisar terkekeh dibuatnya. Ingin rasanya membawa Abi pulang ke rumah nya. Ia menatap Abi sedih, melihat Abi... Ia mengingat adiknya yang telah lama hilang. Mungkin sekarang usianya sama dengan usia Abi. Pencarian bahkan masih dilakukan sampai sekarang tapi belum membuahkan hasil apa-apa.

"Loh, abang nangis? Abi tadi ngobatinnya ke kencengan yah??"
Kaisar menghapus air mata yang turun.
"Abang gapapa, temenin abang disini ya dek?"
"Abi kan harus kerja bang, Abi gabisa temenin abang disini"
"Hari ini kerjaan adek nemenin abang disini. Abang mau ngerjain skripsi, tapi abang juga laper. Tapi abang gabisa makan sambil ngerjain kan tangan abang dipake ngetik"

Kaisar lagi lagi bertingkah aneh. Menunjukkan raut pura pura sedihnya pada Abi. Padahal dia tidak pernah melakukan itu kesiapapun. Abi pun diterpa rasa bersalah.

"Aduh maafin Abi bang, Abi lupa ga nawarin makanan ke abang"
"Yaudah sebagai hukumannya kamu harus nemenin abang disini terus nyuapin abang!"
"Eh masa Abi nyuapin bosnya Abi? Engga ah bang"
"Jadi Adek tega sama abang?"

Abi gelagapan melihat Kaisar yang lagi lagi memperlihatkan wajah pura pura sedih nya.
"Abang jangan sedih, Abi mau disini kok. Abi juga mau nyuapin abang. Maafin abi ya bangg"

THE LOST PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang