Hari ini Kaisar kembali ke cafe tempat Abi bekerja. 4 hari sudah Kaisar tidak bertemu anak kecil yang akhir akhir ini selalu ada di otaknya yang juga dipenuhi rasa khawatir apakah anak itu baik baik saja atau tidak.
Abi menghampiri pelanggan yang baru saja datang dan ternyata adalah Kaisar.
"Eh abang?"
Abi melamun sebentar
"Eh maaf bang, abang mau pesen apa?"
"Mau ice americano nya 1 dek"
"Oke tunggu sebentar ya bang"Abi kembali ke meja Kaisar untuk memberikan pesanannya.
"Dek disini aja temenin abang ngerjain skripsi sekalian mau ngobrol"
"Maaf bang, cucian di belakang numpuk. Abi harus kerja lagi abis ini kasian yang lain soalnya"
"Udah gapapa, adek disini ajaa"
"Tapi kasian yang lain kalo kerja sendiri, masa Abi enak enakan disini"
"Yaudah deh abang tunggu kamu sampe pulang"
"Eh tapi Abi pulang nya masih lama bang"
"Udah sana, katanya tadi banyak cucian"
"hehehe iya deh Abi ke belakang dulu ya bang"Kaisar mengangguk dan tersenyum, melihat Abi yang semangat bekerja membuat ia juga semangat untuk mengerjakan skripsinya.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19.00 artinya shift kerja nya telah selesai. Memang sudah aturan di Aline's cafe bagi pekerja yang masih sma hanya diperbolehkan bekerja 3 jam kecuali hari Sabtu dan Minggu.
"Loh abang masih disini?"
Abi yang akan keluar dari cafe masih melihat Kaisar yang sedang fokus dengan laptopnya.
"Udah selesai dek?"
"udah bang, abang ga pulang?"
"kan tadi abang udah bilang mau nunggu adek. Tunggu bentar abang mau beres beres dulu"Abi menunggu Kaisar membereskan barang barangnya. Dengan sedikit paksaan dari Kaisar akhirnya Abi mau makan malam dengan Kaisar dengan syarat Abi yang menentukan tempatnya.
Kaisar yang mengira Abi akan membawanya ke restoran ternyata hanya membawnya ke penjual nasi goreng pinggir jalan."Loh kok kesini dek?"
"Eh abang ga bisa makan disini?"
Kaisar menggruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.
"Bisa kok, abang kira kamu mau ke resto atau cafe hehe"
"Abi lagi pengen makan ini kak, gapapa kan?"
"Gapapa udah ayo pesen""Abi kalo pulang emang suka sendirian?"
Abi mengangguk kemudian menggeleng dengan polosnya membuat Kaisar gemas dan mengacak pelan rambut Abi.
"Loh jadi yang mana yang bener?"
"Abi kadang dijemput Ferro bang atau engga Abi pulang sendirian"
"Ferro? Ferro siapa?"
"Ferro sahabat Abi bang dia sekelas sama Abi"Obrolan itu berlanjut dengan Abi yang menceritakan awal pertemuannya dengan Ferro hingga sekarang menjadi sahabat. Terkadang Kaisar menunjukkan raut muka kesal karena cerita Abi. Kesal karena kenapa tidak dari dulu Kaisar bertemu Abi, dan kenapa juga Abi terlihat seperti adik yang sangat bangga pada kakaknya saat menceritakan Ferro. Dan ya dia iri dengan kedekatan Ferro dan Abi.
Kaisar dan Abi sudah sampai di depan panti.
"Bi, minjem hp nya bentar"
Abi memberikan hp ke tangan Kaisar, Kaisar yang melihat hp Abi termenung sebentar.
"loh ini hp masih ada?"Hp pertama Abi hasil dari nabung semasa smp ya meskipun hp nya itu hanya mampu menerima sms dan telfon Abi sudah sangat bersyukur. Selama ini pula, untuk kegiatan belajar Abi meminjam hp milik Ferro, atau jika sangat mendesak Ferro meminjamkan ipad nya untuk dipakai Abi.
Ferro dan keluarganya sangat menyayangi Abi, bahkan akan mengangkat Abi sebagai bagian dari keluarganya. Namun Abi masih menunggu hingga kedua orang tuanya menjemputnya. Tapi jika sampai akhir januari nanti orang tua nya belum juga menjemputnya mungkin ia akan menyetujui keinginan bunda, ayah dan Ferro untuk menjadi bagian dari keluarga sebastian.
Setelah mengembalikan hp, Kaisar pamit pulang.
"Dek, abang pulang dulu ya. Salam buat ibu panti dan maaf abang belom bisa mampir. Abang udah dicari keluarga soalnya"
Abi memberi hormat ditambah dengan senyum manisnya membuat Kaisar gemas dan tidak ingin meninggalkan Abi. Akhirnya Kaisar pulang dengan mengusak rambut Abi terlebih dahulu.Setelah sampai , Kaisar memasuki kediamannya dengan senyum dan itu sangatlah aneh dimata keluarganya terutama daddy dan mommy nya.
"Abang darimana aja sih?! Ini udah lewat jam makan malem loh!"
"Hehehe.. Abang abis nganterin Adek pulang dulu"
"Adek siapa maksud abang?"
Kaisar mulai menceritakan pertemuan pertamanya dengan Abi hingga alasan Kaisar pulang telat dan melewatkan jam makan malamnya di rumah.
"Abi gemes banget loh mom, mommy pasti bakal suka sama Abi!!"
"Yaudah kapan kapan Abi ajak kesini ya bang, mommy pengen kenal juga"
Mommy nya memang terlihat senang, tapi air matanya yang menggenang di pelupuk mata membuat Kaisar sadar harusnya ia jangan dulu menceritakan ini semua.
"Mom?"
"Gapapa, momny ke kamar dulu ya bang, kalo abang masih laper nanti suruh bibi manasin makanannya"Kaisar hendak meraih tangan mommynya tapi kalah cepat dengan Aline yang tergesa gesa menuju kamarnya. Gibran yang sedari tadi diam melihat interaksi ibu dan anak, menepuk pelan bahu Kaisar.
"Udah gapapa, nanti mommy biar daddy yang tenangin"
"Tapi dad.."
"Udah sana ke kamar ya"
Kaisar mengangguk dan beranjak ke kamarnya. Kaisar tidak bermaksud membuat Aline sedih dan mengingat adiknya yang hilang. Kaisar juga sampai saat ini masih merindukan adiknya meski setelah melihat Abi kerinduan pada adiknya lumayan terobati. Tapi tetap yang Kaisar inginkan adiknya, adik kandungnya.