Dua

25 7 7
                                        

Vote atau komen kek apa kek biar semangat akunya ayangnim ayangnim yang tercintaa~~ tapi sebenarnya gw nulis karna gabut doang sihh muehehehe :v Okey lanjut kembali keceritanya

Meeting You - Huang Renjun
________________________________________

***

"Aku pulang" Renjun baru saja membuka pintu rumahnya, dan tak mendapati siapapun berada di ruang tamu. Renjun berjalan ke arah dapur dan menemukan Bi Ina -Pembantu di rumah Renjun-

"Bi orang rumah pada kemana?" Tanya Renjun kepada Bi Ina

"Lagi ada urusan diluar sepertinya Tuan, tadi nyonya sedang minum teh dan tiba-tiba tergesa-gesa pergi keluar mungkin ada urusan diluar yang perlu di selesaikan" Ucap Bi Ina kepada Renjun sambil di angguki oleh Renjun.

"Selalu saja, aku harus sendiri dirumah" Guman Renjun sambil berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan diri dan mengistirahatkan pikirannya yang seharian panas akibat makhluk tak berakhlak Jaemin dan Haechan.

☆☆☆

"Permisi tuan muda, makanan sudah siap. Mari turun kebawah" Ucap Bi Ina kepada Renjun dengan Renjun yang mengikuti suruhan Bi Ina untuk turun ke bawah. Sebenarnya Renjun biasanya makan sendirian aja guyss, orang-orang rumah sibuk sama urusannya masing-masing gak ada namanya makan malam bersama.

"Nak sini makanlah" Ucap seorang pria kisaran umur 50-an yang memanggil Renjun untuk duduk.

"Ayah?!" Ucap Renjun terkejut, karna yaa memang yang perduli sama Renjun selain Bi Ina, itu adalah ayahnya pemilik Pratama Company. Namun ayahnya juga jarang menyempatkan diri untuk mengunjungi Renjun dan sibuk memperluas koneksi dengan banyak perusahaan lainnya yang juga terkemuka.

"Sini duduk kita makan, ada yang ingin ayah katakan" Senyum ramah yang sudah lama tidak Renjun lihat, akhirnya ia melihatnya malam ini. Renjun duduk dan makan bersama keluarganya ada ayahnya dan ibu angkatnya. Ibu Renjun sudah meninggal dari lama.

Skip makan malam.

"Ayah ingin menjodohkan dirimu nak, bagaimana kamu setuju?" Ucap sang pria paruh baya yang disebut ayah.

"ta-tapi yah, Renjun kan juga mau menentukan pasangan hidup renjun"Ucapnya sembari dilanjutkan membatin 'kalo perjodohannya sama Ningning, Renjun mah mau nerima ikhlas lahir dan batin' Buat kalian tau aja Renjun tuh budak cinta, bucin sama ningning yang notabenenya sahabat Renjun sejak kecil.

"Renjun ngertiin papa yaa? papa gak mau sembarangan milih pasangan hidup kamu nak" Ditatapnya anak semata wayangnya dengan tatapan sedu.

"serah ayah, renjun mau setuju atau engga juga pasti ayah lakuin kan" Renjun sudah tau persetujuannya atau tidak, tak akan mengubah keputusan ayahnya 'heleh dusta bilang aja kali elu bukan cari pasangan yang baik buat gw, tapi pasangan yang tajir dan kaya buat kepentingan bisnis kesayangan elu itu' Batin renjun sambil menahan emosi yang meluap-luap.

"Yasudah kamu makan yang banyak, besok ada acara resepsi nikahan sepupumu, kamu datang kan nak? sekaligus ayah kenalkan pada kolega-kolega bisnis ayah. Bagaimana pun juga kamu harus akrab sebagai pewaris dari Pratama Company"
Kata pria didepan Renjun sambil tersenyum.

"Iyaa renjun datang yah" Balas Renjun lemas karna sebenarnya dia tuh cuman dapat perhatian dari ayahnya jika ada sesuatu saja.

Skip makan dan renjun sudah balik ke kandangnya a.k.a kamarnya.

"Semoga yang dijodohin sama gw itu Ningning pliss" guman Renjun pelan sambil menutup mata dan memohon dengan berdoa.

"Kalo bukan ningning maka setidaknya, cewenya itu baik dan mau bantu supaya batalin pertunangan biar gw bersama Ningning, Amin." yaa begitulah doa Renjun, Bucin tetaplah bucin. Bucin level dewa jika ada pepatah berkata jodoh gak akan kemana maka dalam kamus Renjun menjadi pemaksaan dimana jika jodohnya bukan Ningning, maka ia akan memaksa dan mengubah takdir menjadikan Ningning jodohnya.

Renjun pun bangkit dari tempat tidurnya setelah berdoa tentang kebucinannya kemudian berjalan ke lemari pakaian untuk melihat apa yang akan dia pakai ke acara resepsi nikah kakak sepupunya nanti, Kim doyoung -sepupu renjun-.

tbc...

_________________________________________

Meeting You - Huang Renjun

Meeting You - Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang