1

49 4 0
                                    

Hari ini adalah 24  Desember, malam natal tahun ini diperkirakan  turun hujan salju sangat lebat namun tidak sampai menimbulkan badai. Sore itu semua orang memadati toko kue, toko mainan ataupun toko pakaian. Mereka sibuk memilih kado natal untuk orang terkasih ataupun sekedar bingkisan kue untuk mengunjungi keluarga. Biasanya toko-toko akan tutup saat pukul 6 sore dan memberikan pegawai yang bekerja untuk libur setelah bekerja sangat keras untuk mempersiapkan pernak-pernik natal yang dijual ditoko mereka. Libur yang cukup panjang untuk mengistirahatkan dari rasa lelah setelah bekerja begitu lelah.
Begitu juga dengan Seokjin, ia bekerja paruh waktu ditoko mainan sebagai pembungkus kado. Seokjin sudah bekerja hampir sebulan ini dan pekerjaan ini memberikan gaji lumayan besar untuk pekerjaannya di saat menjelang natal seperti ini. Pemilik toko sangat senang karena Seokjin sangat pandai melipat dan membungkus kado dengan cantik. Bahkan seokjin juga terkadang menambahkan pita atau pernak-pernik  supaya menambah aksen menawan pada kado-kado yang dibungkus olehnya. Karena keahliannya ini terkadang seokjin mendapat tips dari pelanggan dan jika beruntung ia akan mendapat banyak sekali tips dari orang-orang kaya yang terkesan akan hasil kerjanya. Pemilik toko tahu hal itu dan tidak pernah melarang pengunjung memberi tips kepada Seokjin karena memang pekerjaannya sangat memuaskan pelanggan, semuanya terserah Seokjin apakah akan menerima tips itu atau tidak. Tentu saja Seokjin menerima tips tersebut karena ia merasa ini adalah bentuk apresiasi pelanggan terhadap dirinya, namun Seokjin akan mengembalikan beberapa jika menurutnya terlalu banyak dan berlebihan.
"Seokjin pulang lah, ini sudah jam 7 malam. Toko tidak terlalu berantakan biar aku dan beberapa pegawai yang membereskanya"
Seokjin mendengar itupun tersenyum dan segera mengucap terimakasih kepada pemilik toko dan segera berpamitan kepada pegawai yang lainnya, namun ia berpikir untuk sedikit membereskan meja tempatnya membungkus kado-kado itu. Pegawai yang lain tersenyum senang melihat wajah ceria Seokjin yang kegirangan. Para pegawai tidak pernah iri melihat perlakuan pemilik toko terhadap Seokjin karena melihat senyum menggemaskan Seokjin semua hati pasti akan luluh. Seokjin juga hanyalah anak berumur 10tahun yang sedang berjuang hidup di masa yang sulit ini. Semua orang dikota tahu bagaimana kehidupan Seokjin, bagaimana ia bekerja keras dan bagaimana ia tak mau dikasihani. Bila ada orang berbaik hati memberi makanan maka Seokjin kecil akan berusa menggantinya dengan tenaga atau bantuan apapun agar ia merasa bahwa umakanan ataupun uang yang diberi orang lain tidaklah diberikan secara cuma-cuma.
Sebelum Seokjin meninggalkan toko, ia masih sedikit membereskan meja tempat ia membungkus kado. Ada banyak potongan kertas kecil dan beberapa selotip yang menempel pada lengan bajunya. Saat hendak beranjak beberapa orang masuk, 1 anak kecil mungkin seumuran Seokjin atau mungkin sedikit lebih tua karena ia lebih tinggi dari Seokjin itu agak terlihat angkuh karena sorot mata sipitnya yang tajam dan 2 orang berbadan besar yang lebih terlihat dua orang dewasa itu adalah pengawal masuk ke toko menuju rak mainan. Seokjin baru akan beranjak dari mejanya namun anak tadi menaruh mainan besar dimeja kasir dan sedikit menarik perhatiannya.
"Ingin memberi kado natal kepada adikmu ya nak? Waaah kau benar-benar kakak yang baik"
Pemilik toko berujar penuh dengan keramahan namun anak kecil itu hanya menjawab dengan anggukan kecil dan keluar meninggalkan toko dengan satu pengawal dibelakangnya dan satu lagi membayar mainan tadi dikasir
"Apakah akan sekalian dibungkus?" Pemilik toko bertanya kepada pengawal yang berada didalam toko.
"Tidak perlu"
Setelah selesai membayar iapun pergi membawa tas belanjaan berisi mainan tersebut. Seokjin sedikit melamun namun ia bergegas berpamitan kepada pemilik toko untuk pulang karena seseorang menantinya dirumah kecilnya.
"Nak tunggu" gerakan kaki Seokjin yang baru saja menuruni anak tangga toko terhenti oleh panghilan pemilik toko. Ternyata ia memberikan dua bungkus kecil kado natal dan juga bungkusan hamburger hangat untuknya. Ia melonjak kegirangan karena belum pernah ada yang memberinya kado natal selama ini.
"Terima kasih tuan, ini benar-benar natal terbaiku"
Seokjin segera berlari ke rumah setelah berpamitan kepada pemilik toko. Salju mulai turun dengan lebat dan ia mempercepat langakah kecilnya menuju gang-gang kumuh tempatnya tinggal.

ineffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang