Seruni Saharaya, seorang mahasiswi tingkat akhir yang akan melaksanakan KKN yang selalu menjadi agenda wajib tiap-tiap kampus, ia adalah gadis yang tak terlalu mencolok, juga tak terlalu pendiam. Seruni sapaannya, ia bersikap netral dalam beradaptasi.
Ramainya suara yang berasal dari lorong panjang yang menghubungkan antara jalan masuk ke tiap kelas serta pintu menuju keluar, hampir semua mahasiwa yang ada di sana sedang memegang ponselnya dan membaca sebuah informasi yang ada didalamnya.
Terkecuali Seruni, ponselnya masih ada didalam tasnya dan ia belum sempat mengecek notifikasi apapun yang masuk, ia mengambil langkah lebar untuk segera masuk ke dalam ruang kelasnya, sama seperti yang terjadi diluar sana, didalam kelas pun teman-temannya sibuk memperhatikan ponsel mereka masing-masing.
Tak ambil pusing, Seruni memilih untuk duduk di bangku yang tersisa dan berniat membuka tasnya untuk mengambil ponsel. Namun, niatannya urung tatkala seorang gadis menarik sebuah bangku untuk duduk didekatnya.
“Astaga, Run! Aku senang sekaligus sedih secara bersamaan.” Gadis itu langsung saja mendumel pada Runi, membuat sang empunya menggelengkan kepala heran.
“Memangnya ada apa?” Sahut Runi yang tak paham maksud perkataan sahabatnya.
“Kelompok KKN kita.” Balas gadis berambut gelombang itu.“Eh sudah dibagi kelompoknya?” Tanya Seruni terkejut, pantas saja banyak mahasiswa yang memelototi ponsel masing-masing, ternyata sedang membaca informasi mengenai pembagian kelompok KKN yang disebar melalui grup Whatsapp.
Buru-buru ia melanjutkan niatnya untuk meraih ponsel dari dalam tas.
“Kamu belum mengeceknya? Dasar kamu ya.” Dengusnya.
“Dengar, Amel! Kemarin aku sibuk menerima tamu, ada acara arisannya Ibu, maka dari itu aku tidak sempat membuka ponsel barang sedikit pun.” Seruni mencebikkan bibirnya, oh ayolah apa hanya dirinya yang ketinggalan informasi?
Amel menganggukkan kepala asal, ia langsung merapatkan duduknya pada Seruni dan hendak membisikkan suatu kalimat di sana.
“Asal kamu tahu, kita sekelompok dengan Dayu, anak kelas A yang dinginnya minta ampun. Terus juga, kata orang-orang yang sekelas sama Dayu, dia itu aneh, selalu menyendiri dan tidak mau bergaul dengan siapapun. Sumpah aku tidak bisa membayangkan jika harus sekelompok sama manusia seperti itu!”
Seruni menghentikan aktivitas menscroll chat grup Whatsapp-nya, ia menoleh menatap Amel yang juga berekspresi murung. “Serius?”
“Ya, Runi. Tapi, ada kabar baiknya, kita juga akan sekelompok sama Sahel, si pintar dan rajin itu dari kelas sebelah, lumayan kan.” Amel berseru dengan senangnya, membuat beberapa mahasiswa lain menatapnya.
Benar juga apa yang dikatakan Amel, Seruni melanjutkan menatap ponselnya untuk melihat lebih detail siapa saja dan dari fakultas serta prodi apa saja orang-orang yang akan menjadi kelompok KKN-nya kali ini. Seruni dan Amel adalah sahabat yang sudah lengket semenjak mereka menjadi teman satu kelas di Fakultas Pendidikan program studi Bahasa, keduanya sudah saling akrab satu sama lain. Seruni menghentikan jari-jarinya lalu menatap sebuah nama yang dimaksudkan Amel tadi; Dayu.
Desas-desus yang beredar memang Dayu sangat tertutup, bahkan ia lebih memilih mengerjakan tugas secara individu dibanding kelompok jika itu memungkinkan, bahkan Dosen pun harus menegurnya tatkala ia menolak mengerjakan tugas presentasi yang diwajibkan berkelompok, sekali lagi Dayu lebih memilih mengerjakannya sendiri. Aneh? Tentu saja, tapi nampaknya para Dosen sudah tidak mengambil pusing akan hal itu.
Namun, pelaksanaan KKN ini Dayu tidak akan bisa mengambilnya secara individu, oleh sebab itu Dosen ingin melihat sebagaimana Dayu bisa bertahan dengan rasa kesendiriannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Batin Seruni
Horreur[PROMOSI] Seruni Saharaya, ia adalah mahasiswi tingkat akhir yang akan melaksanakan agenda wajib setiap kampus, yakni Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut KKN. Semenjak lahir ke dunia, Seruni telah dianugerahi mata batin yang terbuka, ia sering mel...