Libur sekolah tengah semester telah usai, kini saat nya murid MS High School kembali kesekolah untuk menuntut ilmu.
Seorang gadis berambut panjang tengah berjalan menuju halte, ia berjalan sembari bergerak mengikuti alunan musik yang didengar melalui earphone, sesekali ia tersenyum menyapa orang-orang yang melihatnya.
"Sar....Sara tungguin gue woy Sara." Teriak seorang laki-laki yang tengah berteriak memanggil Sara. Dia adalah Jafan teman Sara sejak kecil yang kerap dipanggil Jaja, awalnya yang memanggil Jafan dengan sebutan Jaja hanya Sara, namun teman sekelas mereka ikut memanggilnya Jaja, karna memurut mereka nama Jaja lebih pantas di lidah.
"Kayak ada yang manggil deh." Gumam Sara, lalu ia menengok ke belakang dan, ya, dia menemukan Jaja sedang berlari sembari melambaikan tangan.
"Cepet Ja cepet, ayo yo ayo yo yo ayo." Sara ikut berteriak dan melompat menyemangati Jaja seperti sedang menjadi suporter.
Jaja menghampiri Sara ngos ngosan.
"Elah Sar lo jalan cepet amat sih kayak mbak kunti, emang gue gak capek apa ngejar lo, asal lo tau gue belum sarapan, gue tadi udah kerumah lo mau numpang sarapan malah lo udah pergi." Cerocos Jaja yang sedang mengatur nafasnya.
"Elah Ja lo kok kayak cewek sih, nyerocos terus, kalo mau sarapan bareng tuh berangkat yang cepetan dikit ." Jawab Sara.
Mereka terus berbincang mengenai hal yang tidak penting sampai menuju halte. Mereka berdua duduk di bangku panjang dan menikmati pemandangan di pagi hari.
"Lo tumben sih Ja gak bawa motor, harusnya lo bawa motor biar uang jajan gue gak berkurang." Tanya Sara kepada Jaja, lagian tumben sekali Jaja tudak membawa motor.
"Males gue nanti lo numpang gak bayar uang bensin."
"Wah parah sih lo peritungan banget, awas lo ya jangan sarapan di rumah gue." Balas Sara menggeplak bahu Jaja.
"Eh gue itu irit ya, nabung buat modal warung gue."
"Irit yi."
🎲🎲🎲
Kini Sara tengah berjalan menuju kantin untuk menemani Jaja sarapan. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Rifa teman SMP nya dulu. Ia menyapa Rifa.
"Halo Rip." Sapa Sara kepada Rifa, namun Rifa hanya melirik Sara sekilas setelah itu ia pergi.
"Elah kasian amat lo gak dianggep temen sendiri." Celetuk Jaja. Jaja terkekeh melihat mulut Sara yang komat kamit sepertu sedang mengucap mantra.
"Tai lo." Sara berjalan mendahului Jaja yang sedang tertawa terpingkal-pingkal.
"Saraa..Sar tungguin gue." Itu bukan suara Jaja.
Sara menoleh dan mendapatkan teman kelasnya. Rafi, ia juga teman kecil Sara yang memiliki sifat seperti Jaja. Sableng.
"Sar tadi gue liat si Jaja lagi ketawa sambil jongkok kaya orang gila udah gitu didepan kelas orang lagi, gue mau samperin dia tapi gue takut ikut kerasukan." Ucap Rafi sembari terkekeh.
"Emang di tuh gila, masa gue dikacangin si Ripa dia malah ketawa." Balas Sara
"Bentar Sar bentar." Rafi berjongkok lalu tertawa karena melihat bibir Sara yang dimonyongkan seperti ikan lohan.
Sara yang melihat Rafi tertawa jadi ikut tertawa. Lalu ia menoleh ke kanan dan kiri ternyata mereka sedang di pertontonkan, akhirnya Sara meninggal kan Rafi dan melanjutkan berjalan menuju kantin.
🎲🎲🎲
Setibanya dikantin Sara mengedarkan pandangannya keseluruh kantin, ia berjalan menuju pojok kantin dimana ada teman sekelasnya Rani, Lana dan Gibran, ia melihat Rani yang sedang mengarahkan kameranya ke Gibran dan hanya di tanggapi dengan pelototan kecil oleh lelaki itu, ia terkekeh melihat kelakuan teman nya.
Sara duduk di samping Gibran dan menyapa teman-temannya.
"Eh Sar tumben lo gak di kintilin dua curut". Ucap Lana yang sedang memakan nasi gorengnya.
"Iya tuh tumben banget, biasanya udah kayak kembar siam aja gak bisa lepas." Sahut Rani sembari terkekeh.
"Mereka lagi ketawa di depan kelas orang kayak orang gila, malu gue mending kesini." Sontak mereka tertawa mendengar cerita Sara hanya Gibran saja yang terkekeh kecil, maklum saja Gibran adalah orang yang irit bicara, bukan sok cool ataupub dingin, Sara pernah bertanya kepada Gibran tentang itu dan Gibran menjawab 'Bingung mau nanggepin apa'
"Eh guys tumben ya Sara gak dikintilin sama dua curut, biasanya tuh Jaja sama Ra-eh tuh kan baru aja diomongin udah nongol aja si Rapi." Rani mengarahkan kameranya ke muka Rafi, Rafi hanya tersenyum dan mengedipkan mata.
"Apaan si Rapitek." Sahut Lana.
"Sar..Sara." Sara menoleh dan mendapati Jaja yang sedang tersenyum di depan pintu kantin.
Jaja menghampiri meja Sara dan merebut kamera yang ada di tangan Rani.
"Eh guys masa dia tuh setiap numpang sama gue gak pernah bayar uang bensin parah banget gak si." Ucap Jaja mengarahkan kameranya ke Sara.
"Eh lo gak usah sarapan di rumah gue lagi yah." Balas Sara sembari memukuli keoala Jaja.
"Eh Sar..Sar sakit elah." Sara tidak mendengarkan ucapan Jaja ia tetap saja memukul kepala Jaja.
Tringggg
Bel masuk berbunyi, Sara pukulannya kepada Jaja. Sara berjalan keluar kantin.
"Eh gue ke kelas duluan." Teriak Sara. Jaja mengejar Sara, enak saja sudah berlarian kesana kemari malah ditinggal.
"Lah kok gue dianggurin." Rafi pun ikut berlari menyusul Sara
🎲🎲🎲
KAMU SEDANG MEMBACA
Sara
Teen FictionIni tentang kehidupan Sara yang selalu diikuti oleh dua teman masa kecilnya. Dimana ada Sara disitu ada Jaja dan Rafi.