Taeyong berjalan mengekori Jaehyun di belakangnya. Jaehyun membuka pintu kamarnya dengan kasar amarah masih saja menguasai dirinya.
"Hyung emang bener anak itu ngelakuin self harm?" Tanya Taeyong yang penasaran.
Jaehyun mengangguk sembari mendudukkan dirinya di tepi ranjangnya.
"Gimana bisa? Hyung liat dia ngelakuin itu?"
Jaehyun menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya emosinya tak kunjung reda. "Gue liat banyak darah di kasurnya, bahkan sampai di bajunya"
Taeyong membuka mulutnya tak percaya. "Udah gila kali ya tu orang"
Jaehyun tak menggubris perkataan Taeyong, ia lebih memilih untuk merebahkan dirinya di kasur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yera terlihat sedang gelisah saat ini. Ia terus saja berjalan modar mandir di kamarnya.
Kemudian ia memainkan handphonenya dan membuka aplikasi line. Ia bisa melihat jika pesan yang ia kirim pada Jaemin dari beberapa hari lalu sama sekali tidak ada yang dilihat.
Kemudian jari-jarinya terlihat mulai mengetikkan sesuatu.
Line Nana| Kamu dimana?| Apa baik-baik aja?|
Yera menghembuskan nafasnya, ia tau kalau Jaemin tidak akan membalas line nya.
Lalu ia terpikirkan untuk menelfon Renjun, barang kali dia sudah mendapatkan informasi tentang Jaemin. Kenapa Yera tidak menelfon Haechan, ah sudahlah mungkin kalian sudah tau jawabannya.
Tak butuh waktu lama Renjun mengangkat telpon dari Yera.
"Hallo kenapa Ra?" Tanya Renjun dari seberang sana.
"Njun lo udah dapet kabar soal Jaemin belom?" Tanya Yera.
"Maaf banget Ra, sampe saat ini gue sama Haechan gak tau Jaemin dimana dan kenapa" Jawab Renjun seadanya.
"Oh ya udah deh Njun makasih ya"
Setelah itu Yera mematikan sambungan teleponnya. Yera yang merasa jengah pun memilih untuk berjalan-jalan keluar, siapa tau dia bertemu Jaemin dijalan, itu yang ia harapkan.
Kini Yera tengah duduk di kursi yang berada di pinggir jalan. Tak lama tiba-tiba seseorang datang dan duduk di sebelahnya. Sontak Yera menengok ke arah samping.