1. Mineral water

4.4K 378 19
                                    

.
.
.
.
.

Siang dengan matahari sudah terik,
namun cahayanya tidak bisa masuk ke kamar Mile yang masih tertutup tirai. Ia masih terlalu lelap untuk membuka mata. Kepalanya juga masih pusing, efek alkohol yang diminumnya hingga subuh tadi.

Jadi, ketika ada yang menyibak rambut di keningnya, ia langsung berbalik, ganti posisi. Satu sibakan lagi, ia mengeluh lalu tengkurap.

Mile tinggal sendiri di apartemen, mungkin saja itu hanya angin atau serangga yang usil.

Terdengar tawa kecil, yang terlalu dekat untuk kemungkinan bahwa itu adalah tetangga sebelah.

'Oh shit. Let's say i am still dreaming.' Keluh Mile, kali ini menenggelamkan wajah di bantal.

"Kamu bisa sesak napas nanti."

Suara seorang bicara di sebelahnya, membuat Mile perlahan membuka mata dan...

"Good-not so morning."

Betul. Ada seorang pria di sebelah Mile sedang tersenyum lebar padanya.

Mile kedip beberapa kali, memastikan orang itu hilang, itu ilusi atau semacamnya. Namun nyatanya ia masih ada di sana.  Atau jangan-jangan... ia salah masuk apartemen?

BRUK

Mile panik, berguling ke samping hingga jatuh dari ranjang.

"P'! are you okay?" pria itu beringsut, duduk di ujung ranjang, memastikan Mile tidak apa-apa.

Mile melihat sekeliling, tidak ada yang salah. Ini masih apartemennya. Masih ranjangnya. Masih meja kerjanya yang berantakan. Masih tubuhnya. Lalu siapa orang itu? Kenapa memanggil P' walau tidak pernah bertemu?

"Mau aku ambilin minum?" tawar pria itu.

Mile menatap pria itu. Bohong jika ia tidak sempat terkesima karena sosok di depannya tampan dengan kulit sewarna madu diintip matahari siang itu.

Mile bangkit, mencoba mengumpulkan kesadaran "Siapa lu?"

"Ah iya." Pria itu teringat sesuatu "Aku Apo. "

Mile menjawab dengan tatapan bingung. Namanya asing.

"Apo Nattawin, suami kamu dari masa depan."

Mile diam, menunggu ada tawa terdengar, namun Apo masih menatapnya lurus "Wuah, lucu. Tapi kayaknya penipuan begini kurang meyakinkan."  Ia beranjak mengambil kaos di bawah ranjang.

"Cuaca dingin begini, lain kali tidur pake baju ya..." ucap Apo ketika Mile masuk kamar mandi.

Mile mengabaikannya.

Setelah mandi dan memastikan bahwa Apo masih ada di apartemennya, Mile beranjak ke balkon untuk menelpon temannya. Semua temannya ia omeli, Prank yang tidak lucu, katanya.

Masalahnya tidak ada yang mengaku mengerjai Mile ataupun mengenal Apo ini. Dan mereka terdengar meyakinkan.

"Jadi lu bukan disuruh Tonghk ke sini?" tanya Mile begitu menutup pintu balkon. Ia masih belum selesai mengeringkan rambutnya yang hampir menutupi mata.

ApomorphineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang