22 : Solusi Terbaik

231 49 17
                                    

Pagi harinya, Vito langsung membimbing teman lamanya itu untuk mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh Vino. Sejak itu, Zahran memutuskan untuk tinggal lebih lama bersama Vito di apartemen Vino. Sebagai pemilik apartemen, Vino memberi izin. Begitu juga dengan Vito yang tidak masalah jika harus berbagi tempat tidur dengan Zahran. Ia telah berjanji akan membantu teman lamanya itu untuk kembali menemukan jati dirinya sebagai muslim.

Setelah membaca kalimat syahadat, Vito langsung mengenalkan Zahran kepada Imam Reza Habibie. Kepada Imam Jabieb, Vito menjelaskan semuanya tentang Zahran. Ia meminta tolong kepada Imam Jabieb agar berkenan membimbing teman baiknya.

Dengan begitu, ketika nanti dirinya pulang, Zahran masih memiliki tempat untuk belajar dan meminta pendapat. Jika iman Zahran terasa goyah, Imam Jabieb akan bisa mengukuhkannya.

Vito merasa Zahran akan memerlukan proses yang cukup panjang sampai pada taraf memahami Islam dengan baik dan benar. Waktu satu minggu tidak akan cukup bagi Zahran untuk mendapatkan kebahagiaan jiwa yang dicarinya.

Vito merasa hanya mampu mengantarkan Zahran sampai di tepi jalan yang lurus, selanjutnya Zahran sendirilah yang harus berusaha dan berikhtiar untuk melanjutkan perjalanan sampai di tujuan yang sebenarnya.

Setiap malam Zahran ikut shalat malam, ikut kajian hadis setiap pagi dan setiap menjelang tidur, Vito menjelaskan makna kalimat syahadat sambil tiduran selama tak lebih dari tujuh menit. Dan siang hari ketika Vito harus pergi ke perpustakaan, ia meminta kepada Zahran untuk pergi ke Historical Mosque menemui Imam Jabieb atau Azizi.

Sekeras-keras batu jika terus ditetesi air akan berlubang juga bahkan bisa hancur akhirnya. Begitu juga dengan hati dan jiwa Zahran. Setelah terus ditetesi dengan hikmah dan disinari pancaran ayat-ayat suci Al-Quran, ditambah doa dari Vito dan Imam Jabieb, Zahran pelan-pelan berubah.

Zahran mulai meninggalkan minuman keras. Ia mulai berusaha untuk shalat lima waktu secara berjamaah di masjid, atau ketika bersama Vito dan Vino. Akan tetapi, suatu malam menjelang tidur, Vito dikagetkan oleh kejujuran Zahran.

"Apa yang harus gue lakukan, Vit? Gue udah nggak kuat menahan lagi. Lo tau sendiri selama ini gue nggak bisa lepas dari perempuan. Dulu hidup satu rumah dengan Fiony. Terus semenjak putus dari Fiony, gue bergonta-ganti hidup dengan perempuan Rusia.

"Sejak gue ada di apartemen ini, gue nggak menyentuh perempuan sama sekali. Dan sekarang, gue ngerasa kalo gue udah nggak kuat lagi. Gue perlu hidup sama perempuan. Gue harus gimana?" Zahran berkata sejujurnya pada Vito mengenai apa yang dirasakannya dalam beberapa waktu terakhir.

Tidak ada yang Zahran tutupi tentang keinginannya itu, sebab ia butuh solusi. Ia sangat ingin menyalurkan hasratnya terhadap perempuan, namun tentunya dengan tidak melanggar ketentuan agama.

"Islam punya solusi untuk masalah lo itu, Ran. Keinginan lo bukan hal yang aneh kok. Emang udah jadi fitrahnya kalo seorang laki-laki butuh perempuan. Begitu juga sebaliknya. Dua makhluk Allah lain jenis itu memang diciptakan untuk bertemu dan hidup bersama dalam kasih sayang. Jalan paling suci bertemunya lelaki dan perempuan adalah dengan menikah. Maka, menikahlah, Ran. Dengan menikah, lo bakal mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan lebih membahagiakan daripada terus hidup dengan perempuan yang nggak halal."

"Sama siapa gue harus menikah? Gue perlu waktu cepat. Lo harus tahu, kalo lo pernah hidup bebas dengan perempuan seperti gue, lo seperti makan ganja atau narkoba, lo bakal kecanduan dan ketagihan. Gue nyaris nggak bisa bersabar lagi, Vit."

"Iya, gue paham banget kok, Ran. Sabarlah beberapa hari aja. Coba lo dateng ke Imam Jabieb. Sampaikan masalah lo ini kepada beliau apa adanya. Insyaallah beliau akan ada solusi yang lebih baik."

HELP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang