Chapter 2🍑

0 1 1
                                    

"Merhatiin mulu" Alden menoleh ketika ada yang menepuk bahunya. Ternyata Fandi. Fandi duduk di samping Alden yang sedang mengamati Keyra di koridor.

"Salah liat lo" elaknya. Fandi terkekeh, matanya masih menatap keberadaan Keyra yang sedang berjalan bersama dengan Bintang. "Gak usah bohong, Den. Gue tau lo masih ada rasa sama Keyra."

Alden menatap Fandi tajam. "Gak usah sok tau lo. Gue gak ada rasa sama dia, emangnya lo yang suka sama Natasha tapi gak berani ngejar."

Fandi menipiskan bibirnya. Jlebb banget sampai ke hati. Memang Alden kalau bicara selalu ngena di hati dan selalu meninggalkan bekas.

"Apaan, dah. Ngapa jadi bahas Natasha? Dia kan gak ada hubungannya sama Keyra." Alden menoleh, ia melihat Fandi yang bergerak gelisah. Alden menyeringai lebar. "Jelas-jelas lo juga cupu, gak berani deketin Natasha."

Fandi yang di ejek seperti itupun mendengus, ia menegakkan tubuhnya. "Bukan gitu, cuma gue ngerasa kalo Shasha itu beda. Shasha sama Zoya itu satu spesies, mereka terlalu bebas."

Alden menatap Fandi tak mengerti. "Bebas dalam artian?"

"Kekerasan. Gue pernah gak sengaja ngeliat mereka ikut tawuran, berantem sama preman bahkan pernah ikut balapan." Alden mulai tertarik dengan cerita Fandi.

"Lo, ngikutin mereka?" ucapnya geli. Fandi tergagap, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya.. Kan nggak sengaja"

Alden mendengus. "Mana mungkin nggak sengaja bisa setau itu, bilang aja lo sering ngintilin." Fandi nyengir. Ia kemudian melihat Zoya berjalan sendirian. "Zoya!"

Gadis yang namanya dipanggil itupun menoleh, dan berhenti berjalan. "Apaan?"

"Mau kemana?"

Zoya menaikkan alisnya heran. "Kepo banget lo, bukan urusan lo kan?" Zoya kembali berjalan mengabaikan panggilan Fandi. Fandi berdecak, ia pun bangkit dari duduknya. Alden yang memperhatikan itupun bertanya.

"Mau kemana lo?"

"Nyari minuman dingin"

***

Alden berjalan di koridor menuju kantin. Hari ini ia malas pulang, jadi ia memutuskan untuk duduk dulu di kantin sekolah. Ia memasuki kantin pojok, dan memesan es jeruk.

Ia duduk di pojokan dan mengeluarkan ponselnya, kakinya ia naikkan ke kursi sampingnya. Jarinya menggulir beranda instagram dan menemukan postingan Keyra bersama dengan Bintang. Mereka kelihatan bahagia ketika bersama, ia hanya mengamatinya saja.

"Beneran, Sha. Gue kemaren sempet dikejer sama mereka, sial banget gue jalan sendirian. Kalo ada lo juga kan, gue gak perlu lari dari mereka." Alden mengabaikan suara itu, ia masih mengamati wajah Keyra.

Gadis yang satunya lagi terkekeh. "Kemaren gue ada urusan, sorry ajalah ya ngga bisa nemenin lo."

"Tante lo nyuruh pulang?"

"Iya, cuma gue males banget. Lagian kan gue tinggal di apart, gue mau tinggal sama bokap cuma abang gue nggak ngijinin."

"Ya iyalah nggak ngijinin. Gue juga kalo jadi kakak lo gak bakal gue ijinin, terus nggak gue kasih lo ikut tawuran."

Alden menjadi tertarik dengan obrolan kedua gadis tersebut. Ia mendengarkan saja sambil meminum es jeruknya. "Kalo gue nggak ikut tawuran, yang ada lo mati. Dikejer preman aja lo kabur."

Gadis itu tertawa. Mereka adalah Natasha dan juga Zoya, orang yang diceritakan oleh Fandi tadi. Ternyata Fandi benar, mereka bener bener wah.

"Oh iya, lo berangkat jam berapa, Sha?" ucap Zoya sambil menyuapkan mie kedalam mulutnya. "Bentaran lagi. Hari ini kerjaan gue cuma di RSJ, nggak ada jadwal di studio. Lo sendiri, Ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang