Sekapur Sirih:
Cerita ini murni saya tulis sebab sedang merindukan Kwon Jiyong yang jantungnya sudah terisi onggokan asma.
Defile Melodius:
무제(無題) (ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ, 2014) ⑊ ɢ-ᴅʀᴀɢᴏɴ
ꜰʟᴏᴡᴇʀ ʀᴏᴀᴅ ⑊ ʙɪɢʙᴀɴɢ
ɪꜰ ʏᴏᴜ ⑊ ʙɪɢʙᴀɴɢ
ʙᴀᴇ ʙᴀᴇ ⑊ ʙɪɢʙᴀɴɢ
ʟᴏᴠᴇ ᴘᴏᴇᴍ ⑊ ɪᴜ
ᴀʙᴏᴠᴇ ᴛʜᴇ ᴛɪᴍᴇ ⑊ ɪᴜ☾✧☽
Kuncup sakura meraung-raung dalam pagutan pupuk hijau, gaya-gayanya tiada rela menjadi abuk. Dara manis keturunan kepala desa tepergok merajut belas kasih dengan kompos dan tunas di tegal. Meriah sekali ladang milik kepala desa di pucuk dusun pukul delapan menuju sembilan kala ini-penuh pamer dan muka dua.
Anak ayam pernak-pernik di sudut kandang sampai terjungkal-jungkal menyingkir dari kaki busuk pewarta haus kisah. Para anggota desa berangkulan termakan bisik kucing oleh sang kepala desa yang sudi mempertontonkan kebajikannya. Semarak sekali, bukan?
"Sok menanam perdu busuk saja ditonjolkan. Dasar syirik." Anak perempuan tunggal kepala desa itu mengumuhkan sang ayah dalam sejodoh labiumnya. Tubuh kurusnya beringsut ke kandang ayam dengan bungkusan busana rona gelita. Kain penuh ruahnya senantiasa hitam seperti maling ayam, tetapi penghuni dusun sudah mafhum. Anak dara kepala desa punya kecintaan yang eksentrik.
"Ghi. Hari ini masih musim gugur, moncongmu durhaka sungguhan."
"Apa hubungannya, Paman Ji?"
"Tidakkah kamu mengumpat hanya di musim dingin?"
Basaghita mengusap lempung pada hidung, sampai-sampai roman adunnya penuh humus. Bulu hidungnya gatal, mungkin jengkel mencucup udara yang berbancuh pendosa. "Paman, kau seperti mengenalku sampai sumsum saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
and the bull among us
Fanfictionpaman, memang mengapa bila menikah tiada mengasihi? ✩ with the king, 𝐤𝐰𝐨𝐧 𝐣𝐢𝐲𝐨𝐧𝐠 (1/1)