flight 19✈️

1.3K 207 9
                                    

Sammy Simorangkir ~Kaulah Segalanya

Saat semua tentangmu hanya mampu ku tuangkan dalam aksara. Dan hanya mampu ku ceritakan tanpa telinga sebagai pendengarnya.

(See You Captain!)
by fassaarei_

Happy Reading
🧡

Tertulis...

Malam ke malam terlewati, lembar demi lembar telah terisi. Semua yang ia lalui di harinya, ia abadikan melalui aksara.

Kebiasaan yang belum pernah ia lakukan sebelumya kini menjadi candu tersendiri bagi Dama. Dulu, setiap malam ia hanya diam merenung dan terisak. Namun, semua berbeda saat teman baru itu berada di genggamannya.

Setiap malamnya ia akan bercerita. Seolah memang benar yang di katakan Alfan. Menulis adalah sebaik-baiknya tempat bercerita tanpa telinga.

Berbagai hal ia bagikan dalam wujud aksara itu. Senangnya, dan sedihnya. Tak ada yang terlewat untuk ia ceritakan.

Dan malam ini ia menuliskan sebuah ucapan terimaksih yang tak sempat ia ucapkan untuk setiap hari.

Terimakasih untuk setiap senyum yang kamu berikan. Walau bukanlah aku pemiliknya.
Terimakasih telah membawa warna mu untukku, walau bukan akulah penikmat satu-satunya.

Kamu dan ketulusan mu. Kamu dan keindahan mu. Dan kamu, dengan segala yang ada pada dirimu.

~Damalara.

Ia menutupnya, dengan senyum yang semakin hari terbit. Di tatapnya buku yang telah menemaninya selama satu bulan itu. Bukan hanya tentang bukunya, melainkan tentang pemberinya.

Pemberi yang bukan sekedar memberi.

---

Pagi datang dengan indah. Matahari bersinar di ufuk timur. Menyapa setiap penghuni bumi dengan sinarnya. Sinar yang tak pernah redup sekalipun tak ada yang menyadari seberapa berarti hadirnya.

Hari ini pula tepat satu tahun di hari meninggalnya Tirto Suwiryo, Ayahnya.

Walau begitu menyakitkan mengingat hari ini. Ia tak akan lagi menangis. Ia tak akan lagi larut dalam dukanya. Ia tak akan lagi menyesali semua yang telah berlalu.

Bukankah ia telah meminta pada waktu untuk terus berjalan demi dirinya. Dan semuanya terbukti. Waktu memang terus berlalu. Lebih cepat dari yang ia minta, rasanya.

Berjalan di antara pusara yang berjajar, melewati setiap deretannya. Ini adalah kali pertamanya kembali mengunjungi tempat itu.
Tempat yang terakhir kali ia datangi, untuk mengantarkan seseorang yang hendak beristirahat selamanya.

"Hai Ayah."

"Hari ini tepat satu tahun ayah di surga. Selamat berbahagia di sana ayah. Capailah apapun yang belum ayah capai di dunia."

Hampir saja air matanya menetes, namun ia mengusapnya. Mencoba terus baik-baik saja. Dan mencoba bertahan dengan apapun yang ia lalui.

"Lihat Dama. Dama baik-baik aja kok. Dama sudah ikhlas ayah di sana."

"Ayah bahagia di sana ya, Dama sayang ayah. Terimakasih sudah menjadi ayah terbaik untuk Dama."

Tangannya mengusap nisan bertuliskan nama seseorang yang amat berarti dalam hidupnya. Seseorang yang akan selalu ia rindukan seberapa lama pun ia pergi dan sejauh apa ia meninggalkannya.

Ia hanya berharap, ini adalah kali terakhir ia di tinggalkan. Jika saja boleh ia meminta, lebih baik ia saja yang harus meninggalkan.

---

Bising dan sibuknya bandara tidak menghentikan langkahnya untuk mencapainya. Baginya di tempat ini lah, rasa bahagia dan sedih dapat ia temukan.

Melepas dan menjemput bahagia dan sedihnya di tempat yang sama. Tempat yang tidak akan pernah ia lupakan dalam sejarah hidupnya.

Tempat pertama kalinya ia harus di ajarkan bagaimana berat rasanya melepas. Dan bahagianya menjemput. Sebelum semuanya berakhir pada kehilangan hingga berlarut.

Dama tersenyum. Semua pernah ia rasakan di tempat ini. Lalu bagaimana caranya ia melupakan.

Matanya tertuju pada sebuah buku yang belakangan ini menemaninya. Sedih maupun senang, hanya ia yang tidak meninggalkannya.

"Sudah sebulan, tumben belum muncul juga." Gumamnya, ada rasa penasaran dengan seseorang yang telah sebulan ini belum juga menampakkan diri di hadapannya.

Sekeping ingatan kecil tentang seseorang itu, terputar dalam otaknya.

Seseorang yang belum bisa ia beri balasan apapun atas kebaikannya. Seseorang yang hanya berani ia angan-angankan selama belakangan ini. Dan seseorang itu pula yang sering sekenanya hadir tanpa di minta dalam mimpinya.

Apa ini?

Bersambung...

(Note Rei)

Sebelumnya Rei mau minta maaf terruuus pokoknya. Karena ngerasa gagal kalau mau bikin part yang ada uwu2nya gitu tuh.
Sekalinya bikin dan bisa, eh malah kaya ngerasa alay banget!! Ngerasa aja gitu sendiri. Jadi selalu di hapus-ketik-hapus dan seterusnya sampe kopyor rasanya.
Suka insinyur sama karya sendiri.
Pokoknya kalau kalian minta yang uwu2 kek gitu, Rei pasrah deh.

Oke cukup.

Jangan lupa tekan bintang!!🌟

Bonus Pict🧡

Bonus Pict🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 See You Captain!(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang