belum bosan kah baca nya?
terima kasih sudah mampir untuk membaca!
jangan lupa berikan dukungan dengan vote
dan komentar yang membangun.***
jimin menjalani kehidupan nya seperti biasa nya.
tidak seperti bertahun tahun lalu, hidup nya terasa kacau dan tidak teratur. setiap malam berdiam diri di kamar sembari memeluk lutut, kadang ia menjambak atau bahkan membenturkan kepala nya sendiri ke tembok.
setiap ke kamar mandi harus di temani, kamar mandi nya wajib terang, dan tidak boleh ada bak berisi air. sebenarnya syarat ini memang masih berlaku hingga sekarang. jika ada, maka jimin akan menenggelamkan diri nya sendiri dengan alasan ia mendengar suara teman nya berteriak minta tolong.
padahal sebenarnya teman jimin itu tidak pernah kembali, dan tubuh nya tidak di temukan. bisa di katakan tewas.
keadaan jimin semakin terpuruk kala di susul kematian nenek nya, orang tua jimin menjual rumah yang pernah di tempati sang nenek supaya tidak ada lagi alasan bagi jimin untuk datang ke tempat itu. mengetahui itu, jimin mengamuk hebat. ia terus meronta ronta untuk kembali ke sana sembari berteriak bahwa ia harus menyelamatkan teman nya, baru berhenti setelah sang ayah yang merupakan seorang dokter menyuntikan obat penenang ke tubuh jimin.
"hati hati jimin, ibu akan sangat merindukan mu." sebuah kecupan di berikan pada pipi sang putra, membuatnya harus sedikit berjinjit karena anak nya tumbuh begitu besar. ia sangat terharu bahwa putra kecil nya bisa tumbuh begitu cepat, sedikit tidak rela karena rindu memanjakan sang anak.
jimin yang mendapat kecupan penuh sayang dari ibu nya tersenyum geli sekaligus senang, ia memeluk ibu nya begitu erat sembari menepuk nepuk punggung nya, " jiminnie juga akan sangat merindukan ibunda. percayalah, jimin akan baik baik saja dan jimin akan segera kembali agar bisa bertemu pada ibu yang sangat cantik." bisik nya guna menenangkan sang ibu yang sudah berlinang air mata, jimin terkekeh di akhir kalimat di susul dengan terlepasnya pelukan antar kedua nya.
"katakan pada ayah untuk tidak pulang terlambat agar bisa menemani ibu, jimin berangkat. aku menyayangimu." jimin mulai mengangkat koper terakhir nya ke dalam mobil. tangan nya melambai lambai pada sang ibu ketika ia berada di kursi kemudi, memberikan senyum lembut sebelum akhirnya menancap gas dan pergi dari pekarangan rumah orang tua nya.
jimin dapat melihat dari kaca sepion nya bahwa sang ibu masih melambai-lambai kan tangan nya ke arah mobil jimin, tatapan haru dan mata yang berkaca kaca itu sudah tidak terlihat dari jarak ini. jimin memantapkan senyum dan memacu mobil dengan kecepatan yg sedikit lebih besar.
Ini bukan pertama kali nya jimin pergi ke seoul dari busan. ia sering di ajak pergi oleh ayah nya ke rumah sakit pusat seoul untuk urusan pekerjaan atau sekedar berkonsultasi perihal jimin pada teman nya yang merupakan salah satu psikolog ternama disana. namun, ini pertama kali nya jimin pergi dari busan ke seoul sendiran, sebenarnya ia sedikit gugup, tapi ia dapat mengatasinya sendiri. buktinya ia bisa sampai beberapa belas kilometer dari posisi awal nya.
malam menyambut jimin, jalan tol dan suasana mobil begitu sepi, hanya ada dirinya sendiri di temani suara perempuan khas gps yang begitu kaku. sesekali jimin menyomot snack yang ada di samping nya atau menyeruput kopi untuk menghilangkan kantuk nya. malam begitu cerah seakan mendukung jimin dalam tekad nya untuk pergi ke seoul ; untuk menempuh pendidikan.
tiba tiba jimin teringat sang ibu yang selalu memanjakan nya dan sabar menghadapi nya. sebenarnya jimin agak khawatir meninggalkan sang ibu sendirian, karena biasanya sang ayah selalu pulang terlambat. maklum, pasien nya semakin banyak.
[ ayah jiminnie : hoi! ayah pulang lebih cepat sesuai permintaan mu untuk menemani ibu. semangat jiminnie, ayah mendukungmu:)
* memberimu se truk cinta * ]nah, seperti tahu jika jimin sedang khawatir langsung di beri pesan begitu. senyum jimin merekah ketika menatap layar ponsel nya yang menyala memunculkan pesan itu, namun jimin sengaja tidak menjawab nya, ia harus fokus berkendara meskipun jalanan terlampau sepi.
selama perjalanan jimin tidak menemukan kendala apapun, seperti mobil mogok, di rampok atau bahkan kecelakaan. justru jimin kehilangan rasa kantuk nya karena terbawa lantunan lagu yours - leehi ft chanyeol. jimin sengaja memasang lagu, agar suasana terasa sedikit hangat. hingga tidak terasa gps dari ponsel nya berseru bahwa mobil nya sudah berada kurang dari dua ratus meter dari kawasan apartemen yang sudah di beli oleh orang tua nya.
setelah memarkirkan mobil nya di basement, jimin keluar dari mobil nya dan mulai masuk ke dalam gedung apartemen nya. jimin tidak langsung membawa barang nya, sebenarnya hanya sebuah koper karena ibu nya bilang semua kebutuhan nya sudah disiapkan disana.
jimin sesekali menyunggingkan senyum pada orang yang berpapasan dengan nya baik saat di lobi atau bahkan di lift. telinga jimin kadang mendengar suara jeritan tertahan dari beberapa orang wanita muda yang ia beri senyum.
baiklah. penilaian pertama, jimin menyukai suasana nya.
jiwa dan raga jimin berhenti di sebuah pintu berangka 188 yang diyakini sebagai apartemen nya. jimin merogoh saku nya dan menemukan sebuah kartu, ia menempelkan nya pada scanner yang ada pintu nya, sepertinya apartemen nya ini bisa di pasangi sandi. tapi lebih baik nanti saja, jimin saat ini seperti nya benar benar tidak sabar dengan isi apartemen nya.
perlahan jimin masuk ke dalam apartemen nya. tidak begitu besar, dan tidak mewah juga. satu kamar tidur dan kamar mandi yang di desain seperti biasa ; tanpa bathub atau bak air. bahkan kebutuhan dapur nya sudah terpenuhi, sepertinya ibu jimin benar benar tidak ingin jimin makan sembarangan. betapa nikmat nya menjadi anak tunggal.
penilaian kedua, jimin menyukai apartemen nya. tapi bagaimana pun keadaan apartemen nya selama itu bukan hera palace atau apartemen di film strangers from hell, jimin tidak keberatan.
biarlah barang barang nya yang berada di mobil di bawa besok, setelah melihat tempat tidur tubuh nya langsung tergoda untuk merebahkan diri di atas nya. naluri nya jarang salah, kasur nya benar benar empuk. persetan dengan baju yang belum di ganti, ia ingin menikmati posisi nikmat nya.
yeah, sekiranya begitu perjalanan jimin dari busan ke seoul. ia berjanji akan memulai hidup baru dan menjadi lebih baik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
All Falls Down - KM
Fanfiction[ short story : on going ] sebagai pengidap thalasophobia, tentu jimin tahu apa yang harus ia hindari ; air yang dalam. namun, bagaimana jika jimin tiba tiba di tenggelamkan? area huruf kecil - cerita pendek