Preview 2

696 42 1
                                    

Jeon Jungkook

Tidak pernah ada yang menyangka bahwa seorang Jeon Jungkook pada akhirnya akan menikah dan memiliki anak. Hal itu tidak pernah kuekspektasikan untuk terjadi, but that happened anyway.

Bahkan sekarang pernikahanku hampir memasuki tahun ke enam dan aku sudah memiliki Helena bersama dengan Sifra.

I don’t need anything else. Hanya mereka berdua dalam hidupku saja sudah cukup.

Hari ini, aku ada meeting dengan Direksi Pembangunan mengenai persoalan shopping centre di Glasgow. Aku berencana untuk mengembangkan bisnisku di sana.

Pembangunannya direncanakan pada musim semi tahun depan. Memang masih lama, sih, mengingat sekarang kami berada di bulan Februari sekarang. Tapi memang semuanya harus direncanakan dengan baik agar tidak ada kesalahan.

Bersama dengan Yoongi, aku menghadiri meeting nya.

Yoongi sudah menjadi sekretarisku sekarang. Karena memang dia itu sangat bisa diandalkan, dan Yoongi begitu pandai dalam hal apa pun.

Dia juga selalu tepat waktu. Aku mempercayakannya untuk menjadi sekretarisku.

Meeting nya berlangsung selama tiga puluh menit saja, dikarenakan Direksi Pembangunan juga memiliki jadwal meeting bersama perusahaan lain dengan proyek yang berbeda.

Seusai meeting nya selesai, aku mengatakan pada Yoongi, “As expected.” Kataku. “You are doing great today, Secretary Min,”

Yoongi meninju dadaku pelan. “Tidak perlu berlagak formal di hadapanku seperti itu, Jeon Jungkook.”

“Hei, aku tetap boss-mu, ya.”

“Whatever. Sekarang sudah jam makan siang, aku lapar. Traktir aku makan!”

Aku memutar bola mataku dan mencibir. “Bisa-bisanya seorang boss sepertiku diperintahkan seperti ini?”

“Cepat.”

Aku mendecak, “Fine.”

Bersama dengan Yoongi, aku keluar dari ruang meeting menuju ke tempat di mana mobilku diparkirkan.

Di sana sudah ada Saxon yang menungguku, beserta supir baruku, Andrew.

Saxon membungkuk ketika melihatku. Dia segera membukakan pintu mobil untukku masuk, tapi justru Yoongi yang lebih dulu masuk. Lalu Yoongi mengatakan, “Thank you, Mr. Saxon,”

Aku menghela nafas. Memang Yoongi menyebalkan.

Aku ikut masuk ke dalam dan aku duduk bersebelahan dengan Yoongi, sementara Saxon dan Andrew di depan.

Hari ini, aku menggunakan Range Rover. Mobil sport milikku sedang dalam masa perbaikan, jadi mau tidak mau aku harus menggunakan mobil yang lain.

Saxon bertanya padaku, “Where we head off to, Mr. Jeon?”

“Ke—”

“Sake no Hana.” Yoongi yang menjawab.

Aku menoleh pada Yoongi dan memberikannya tatapan tajam, namun Yoongi hanya tersenyum sembari mengatakan, “Aku lapar. Traktir aku makan di sana.”

Dan aku kembali menghela nafas. Entah untuk yang ke berapa kali hari ini.

Kukatakan pada Saxon, “Take us to Sake no Hana.”

“Yes, Sir.”

Perjalanan ke Sake no Hana hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja, karena kebetulan, I was in the neighbourhood.

Sesampainya di sana, aku, Yoongi, Saxon dan Andrew masuk ke dalam. Meski Saxon dan Andrew menolak. Mereka merasa tidak enak untuk ikut makan siang bersama. Tapi aku memaksa.

NASA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang