7 - Seven • Who?

1.5K 230 75
                                    

A/N : anggap aja yang di atas itu bajunya di (y/n) yee. Kalau soal warna silahkan di sesuaikan... Burem? ... Maap Gak nemu yang HD ToT

###

"Terus berlari, terus berlari, terus berlari." gumam (y/n), berlari menghindari setiap anak panah yang meluncur ke arahnya.

Hak yang berlari di depannya tiba-tiba berhenti dan menariknya agar berlari lebih dulu. Sementara Yona masih di gendong oleh Hak.

Kali ini (y/n) yang memimpin, dengan hati-hati berjalan melewati jalan yang kini semakin sempit. "Hati-hati perhatikan lang-" belum selesai memperingatkan, (y/n) sudah tersandung batu dan terjatuh ke tanah, untung saja jalannya sudah sedikit melebar sehingga (y/n) tidak jatuh ke jurang di bawahnya.

"Aww, sakit. Paan sih lu batu, ngapain juga lu diam di situ!" (y/n) langsung memarahi... batunya?

Saat ingin berdiri untuk melanjutkan larinya, sebuah tangan menarik (y/n) hingga terbentur ke dada bidang seseorang. Orang itu adalah Hak yang berusaha melindungi Yona juga (y/n) dari anak panah dengan menggunakan punggungnya sebagai tameng.

"Hak!" teriak Yona histeris saat melihat Hak.

"Berisik, kita harus segera pergi dari sini." Hak mengangkat Yona lalu menarik tangan kanan (y/n) untuk bersembunyi di balik semak.

"Kalian diam di sini, bersembunyi dan jangan kemana-mana." perintah Hak sebelum berlari menuju para prajurit suku api.

"Bagaimana ini Yona. Tolong lakukan sesuatu!"

Yona berbalik melihat (y/n) mengangkat tangan kirinya yang mendapat aksesoris baru berupa anak panah yang menembusnya.

"K-kenapa kau bisa terkena juga?!" tanya Yona yang mulai panik.

Lukanya kembali mengeluarkan darah, begitu juga air matanya yang dari tadi meleleh. "S-saat Hak melindungi kita tadi, sebuah anak panah mengarah ke kepalanya tanpa pikir panjang aku menahannya dengan tangan kiriku, dan beginilah jadinya."

"B-bagaimana ini, kau bisa kehabisan darah, dan mati!!!" Yona tidak mendengar penjelasan (y/n) dan malah jauh lebih panik dari yang terluka.

"YONA JANGAN PANIK! I-INI BAIK-BAIK SAJA!" (y/n) berusaha menenangkan Yona dengan berteriak.

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG JIKA KAU TIDAK TENANG!"

"A-AKU SANGAT TENANG KOK!"

"BOHONG!"

"TIDAK!"

Mereka malah saling meneriaki satu sama lain tapi, untung saja tidak ada prajurit yang di dekat tempat mereka.

"Pokoknya kita harus tenang dulu." kata (y/n) setelah lelah berteriak.

"Um." Yona mengangguk.

Walaupun sedikit ragu (y/n) memegang anak panah itu, ingin mencabutnya. Di depannya Yona sudah mempersiapkan kain.

"Siap... Mulai."

Dengan sekuat tenaga (y/n) menarik anak panah itu, sebelum darahnya bercucuran, Yona langsung membalutnya dengan kain yang sudah di siapkannya. (y/n) menggigit bibirnya, kedua matanya terpejam Beru mengalihkan rasa sakitnya.

"Permukaan bulan! Ijuk! Amplas!" gumam (y/n) dengan penekanan pada setiap katanya.

"He? Apa yang kau katakan?" tanya Yona yang sudah selesai membalut luka (y/n).

"Aku hanya ingin mengurangi dosaku dengan mengganti kata-kata kasar, menggunakan benda-benda kasar." jawab (y/n).

"Oh... Sepertinya pendarahannya tidak mau berhenti." kata Yona, menunjuk kain yang semula berwarna putih kini berubah menjadi merah.

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang