5

1 1 0
                                    

Rumah Sakit..

Sesampainya di rumah sakit aku di sambut langsung oleh ketua dokter di rumah sakit tersebut. Beliau memperkenalkan diri dan mengajakku mengelilingi rumah sakit untuk mengenal seluk beluk rumah sakit dan tak lupa menunjuk dimana ruangan ku berada. Saat kami sampai di aula, tepat disaat ada pertemuan dimana saat dokter yang sedang presentasi menyampaikan apa yang akan dilakukan saat prosedur OP nanti dengan gaya andalannya dia menjelaskan prosedur OP dengan sombongnya. Aku bisa melihat bahwa dia adalah dokter  yang pintar tetapi masih terdapat banyak kesalahan.

"pertama aku minta maaf, sekarang hipotesisnya... mari kita katakan hipotesisnya bahwa.. tumor sudah menyebar lebih lanjut, jika aku memisahkan arteri secara bertahap..." ucap dokter itu dengan sonbongnya
"pemisahan apa?!" heranku dengan melihat gambar di presentasi. Semua orang yang mendengarku langsung menoleh padaku.
"siapa kau ini?!" tanya dokter itu dengan sombong dan marah saat tiba-tiba aku mengintrupsinya. di tambah lagi dia terheran-heran melihat ketua rumah sakit yang duduk di sampingku.
"Aku dr. Naya. Begini, tahap apa yang kau ambil dalam kasus seperti ini? tidak ada metode seperti itu didunia jika kau melihat dari titik bedah, eksisimu adalah mustahil. Jadi, apa dengan tindakan kemoterapi dan radiasi adalah tindakan yang benar? Tidak, keduanya bukan tindakan yang baik dan hatinya tidk akan bertahan" ucapku
"Lalu apa solusimu?!" Tanya dokter Indra
"Operasi Appleby. Ketika tumor menjadi sulit dijangkau karena lokasinya di arteri celiac.. sebenarnya operasi ini terbilang sulit dan banyak dokter yang menyerah, namun dengan metode ini kau bisa menyingkirkan arteri celiac" ucapku
"Jika kau menggunakan metode ini tidak ada darah yang memasok ke hati dan untuk menggunakan metode Appleby kita membutuhkan indikator lain"ucap dok Indra kemudian menoleh pada slide presentasi
"Fokuskanlah pandanganmu dan lihat setiap incinya" ucapku santai sambil menunjuk
"SMA, SMA akan menyediakan darah ke arteri kanan hati. Jadi meski tanpa arteri celiac darah akan tetap tersalurkan." Ucapku tenang
"Tetap saja itu beresiko tinggi" ujarnya dengan emosi
"Aku mengerti kalau kau belum pernah mencobanya "
"Aku tidak takut dan aku akan mencoba dengan caraku sendiri!"ucap dr. Indra
.
.
.
.

Ruang OP

Aku ikut menonton di atas dengan beberapa dokter lainnya dan juga ketua rumah sakit ini, kami berbincang sambil melihat caranya mengoperasi pasien. Sampai saat, dia melakukan pemisahan arteri darah mengalir tidak terkendali
"Tetap tenang dan lakukan kompresi" ucap ketua pada microphone penghubung
.
.
Disaat semua orang panik aku keluar dari ruangan dan menuju ruang ganti untuk melakukan OP. Saat pintu terbuka..
"Apa yang kau lakukan?!"
"Permisi, jika keadaannya terus seperti ini aku yang akan melakukannya sebelum pasien ini meninggal"
"Ini pasienku!" Ucap dr. Indra
"Biarkan dr. Naya yang melanjutkan OP dr. Indra!" Ucap ketua pada dokter tersebut

Author POV
Para dokter masih mempertanyakan apa yang akan Naya lakukan dengan pendarahan yang sebanyak itu. Seolah tak percaya bagaimana Naya bisa mengontrol pendarahan secepat itu dan mengembalikan keadaan pasien menjadi stabil.
Setelah menjahit arteri celiac nya Naya mengangkat tumor dengan baik, setelah itu Naya serahkan sisanya pada tim dr. Indra
.
.
Setelah menyelesaikan operasi...
"Pasien sudah aku ke cek keadaannya dalam keadaan stabil"
"Aku baru akan memeriksanya" ucap dr. Indra
"Tidak perlu cukup kau cek lagi vitalnya lalu datanglah ke ruanganku" ucapku sambil melangkah pergi

Ruang dr. Naya

"Maaf bukannya tidak sopan, tapi... Ada apa dengan sikapmu ketika kau melakukan operasi tadi?" Ucapku
"Bukan apa apa, hanya saja kalau kau tidak ikut campur pasti OP nya sama saja akan berjalan lancar!"
"Oh my God... Jangan pikir kau keponakan dari ketua rumah sakit maka aku akan memperlakukanmu spesial seperti dokter lain. Baiklah kau awasi saja pasienmu sebagai bentuk hukuman dan tanggung jawab" ucapku padanya dengan frustasi.
Menjadi atasan dr. Indra tidaklah mudah~batinku
.
.
.
Ina calling...
"Hallo"
"Mom.. i Miss you when you come home?"
"Sebentar lagi sweet heart, what are you doing? And where is aunty?"
"Aunty Ina prepare for our dinner mom, she make delicious food. And mommy tadi aku dan aunty membeli baju ballet look!"

 And mommy tadi aku dan aunty membeli baju ballet look!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow so beautiful sweet heart.. i wanna to see you wearing this outfit"
"Ok mom.. kalau begitu cepat pulang ya. See you at home mom"
"Ok bye sweet heart"
Ella pun mengakhiri video callnya
.
.
.
Tok
Tok....
"Permisi dokter Naya.. saya suster Wendy di suruh dokter ketua untuk menjadi suster pendamping dan saya sudah menyiapkan beberapa dokumen juga daftar pasien" ucap suster Wendy sambil menaruh beberapa dokumen di mejaku
"Oh ya salam kenal suster, apa jadwalku sudah ada di sini juga?" Ucapku
"Ya dokter sudah tertera semua dan untuk besok ada pertemuan dengan beberapa pasien" ucapnya
"Ahh... Oh ya kak Wendy kalau kita sedang keluar jangan memanggilku dokter ya. Karena, kurasa umurku lebih muda dari kakak.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu dok." Ucapnya sambil meninggalkan ruangan ku
.
.
.
.

Sesampainya di apartemen

"Mommy pulang.."
"Kau sudah pulang? Bagaimana hari pertama di rumah sakit tadi?"
"Hahh! Menyebalkan, aku mempunyai partner dokter yang sombong. Ngomong ngomong dimana Ella?"
"Wah bisa bisanya ada yang lebih berani dari kau Naya hahahah, Ella ada di kamarnya sedang main game di handphoneku"
.
.
Saat ku buka kamarnya ku lihat anakku yang sedang tiduran

Saat ku buka kamarnya ku lihat anakku yang sedang tiduran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai... Sweet heart fokus banget sampai gak tau ada mommy."
"Mommy?" Ucap Ella sambil memelukku
"Seperti nya anak mommy kangen sekali. Hmmm??"
"Tentu mommy.. i Miss you so much"
"Ok kalau begitu mari kita keluar dan tunggu mommy mandi dulu baru kita makan malam ok"
.
.
.
.

Meja makan

"Bagaimana hari pertamamu kerja?" Ina
"Hah! Aku bertemu dengan dokter aneh dan sombong!" Ucapku berapi api
"Hey hati hati jangan sampai kau suka dengannya.." Ina meledeku
"Tentu tidak, aku sudah punya Steve ya kan Ella?" Ucapku Sambil mengusap rambut Ella
"Bagaimana dengan Adit?"

Hening~

"Maaf aku tidak bermaksud..
"Sudahlah tak apa semoga aku tidak bertemu dengannya lagi" dan keadaan menjadi canggung setelah Ina berbicara tentang Adit.

Setelah acara makan malam selesai dan Ina pamit pulang dari apartemen, keadaan apartemen pun menjadi sepi hanya kami berdua. Sambil membereskan sisa-sisa cemilan makanan di meja ruang tengah dan menyiapkan cookies yang Ella minta untuk besok ia bawa bersama Ina. Lalu kami pun bersiap untuk tidur

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang