Part 3

37 23 10
                                    

Aku tidur nyenyak malam ini, mimpi itu tak datang menghantui ku. Entah mengapa semenjak aku menginjakan kaki ku di desa ini, aku merasa seperti manusia normal pada umumnya. Tidak merasakan kehadiran mereka.

Hari ini kami akan memulai pkl di satu satu nya rumah sakit di Desa ini.

Dengan keadaan rumah sakit yang kumuh dan tidak terawat. Ada banyak rumput liat di setiap sisi rumah sakit ini.

Desa ini seperti tidak berpenghuni, pagi ini aku tak melihat satupun warga yang berkeliaran. Dan satu satu nya orang yang kutemui di desa ini hanya buk wati, ibu yang memberikan kami tempat tinggal selama di desa ini. Aku tidak mau ambil pusing, mungkin saja para warga disini memang tidak suka bersosialisasi, bisa di lihat dari keadaan sekitar desa ini.

Saat ini kami sudah sampai di depan gedung rumah sakit centera, nama rumah sakit di desa ini.

"Rumah sakit nya kok serem ya? Kaya ga terawar ga si? Ucap tiara sambil melihat sekeliling area rumah sakit

"Hustt, ga boleh ngomong gitu. Nanti ada warga yang dengan" ucap jeff memperingati

"Yauda, ayo kita coba masuk aja yuk" ajak ku kepada mereka

Sampai di dalam rumah sakit ini pun aku tetap tidak bisa melihat mereka, entah nyatanya mereka yang tidak ada disini atau mata batin ku yang sudah tertutup.

Keadaan rumah sakit ini sangat jauh dari kata wajar, semua dinding kotor dipenuhi lumut dan lantai yang di lapisi lumpur kering. Ini sangat jauh dari kata wajar, sebenarnya apa yang terjadi pada desa ini?

"Kalian bisa liat sendiri kan? Lihat lihat, ini tu gak wajar. Gw yakin ada sesuatu di desa ini. Mana ada rumah sakit kotor dan ga terawat kaya gini?" Ucap Tiara dengan sedikit histeris

"Ya memang agak aneh sih ya, gw juga kaya ngerasa ada yang ganjal gitu" ujar zaki dengan muka heran.

"Eh eh, ada suster nya woy. Ayo kita tanya aja!" Dengan tergesa-gesa jeff menghampiri suster yang menjaga di meja administrasi

"Mba, kami mahasiswa kedokteran yang sedang PKL di rumah sakit ini. Kalau boleh tau kami di tempatkan di ruangan mana ya mba?"

"Selama disini kalian terserah ingin melakukan apa saja, asal satu hal yang harus kalian ketahui. Lihat ruangan itu! Itu adalah ruangan terlarang, kalian di larang tegas untuk memasuki ruangan itu!" Jelas suster itu dengan muka yang pucat dan tanpa ekspresi.

"Hm baik mba, kalau begitu kami mohon izin ingin melihat lihat sekeliling rumah sakit ini"

" Jangan lihat atau apalagi memasuki ruangan itu" ucap suster itu sekali lagi sambil terus menatap tanpa kedip ruangan itu

"Baik mba, terimakasih" ucap kami dan mulai meninggalkan suster itu.

Kami terus mengelilingi setia sudut rumah sakit ini. Tanpa tertinggal sedikit pun, aku memperhatikan setiap ruangan yang kulewati sampai akhirnya aku tidak sadar bahwa aku tertinggal jauh oleh ketiga teman ku. 

Ku percepat laju jalan ku untuk menghampiri mereka tetapi tanpa sengaja aku mendengar suara tangisan yang berasal dari satu kamar yang tak jauh dari posisiku, dengan keberanian penuh aku mulai mendekati kamar itu.

Ada yang beda dari kamar ini, kamar ini lebih bersih dan terawat dari semua kamar lainnya. Tak ada satupun lumut yang menempel di dinding nya dan lantai yang bersih tanpa noda.

Apa ini ruangan yang di sebut suster tadi? Tatapi, sepertinya tidak. Karna aku mendengar suara di kamar ini, sedangkan kata suster tadi tak boleh ada seorang pun yang masuk keruangan terlarang itu.

Semakin dekat aku dengan kamar itu semakin jelas pula ku dengar rintihan dan tangisan di dalam nya.

Saat aku ingin memutar knop pintu kamar itu, tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak ku. Saat aku berbalik aku terkejut dan takut seketika.

••••

Terimakasih sudah membaca, semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejak✨

Vote coment and share

HELP METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang