9. Not Easy to Forget

2.3K 500 218
                                    

_Seorang yang sekarang dibahagiakan orang lain, dulu pernah ngasih lo kesempatan, tapi lo sia-siakan._

🌹

Tepat malam hari, jalanan kota metropolitan terlihat indah dengan gemerlap lampu jalan yang menyala berjajaran. Alfa dengan mobil sport putihnya meliuk-liuk di jalanan mengejar mobil hitam yang dikendarai perempuan di depan kafe tadi.

"Ah, Shit!" umpat Alfa dari dalam mobil karena targetnya semakin jauh.

"Gue yakin itu lo. Lihat aja, gue nggak bakal kehilangan lo untuk kedua kalinya!"

Laki-laki itu menambah laju kecepatannya hingga perlahan mampu mengikis jarak mereka. Sayangnya, kelincahan pengendara mobil hitam tak mampu dia imbangi sampai berhenti di sebuah garasi bawah tanah.

Terlihat sebelah kaki berbalut sepatu boot keluar dari mobil hitam itu hingga menunjukkan sosok seorang perempuan dengan jaket hitam, berambut hitam yang sedikit kecokelatan dengan belahan tengah, panjang dan lurus melangkahkan kaki jenjangnya menjauh dari mobil yang baru saja dia kendarai. Namun, baru beberapa langkah, matanya terbelak lantaran merasa ada yang menarik tangannya dari belakang dan langsung memeluknya.

"Zetta, makasih udah kembali."

Pelukannya erat sekali, bahkan tak memberi kesempatan perempuan itu untuk bergerak barang sedikit pun. "Bertahun-tahun gue selalu nunggu momen ini, Ta... Momen pertemuan kita kembali. Gue yakin lo pasti kembali."

Ya, benar dugaan Alfa. Perempuan itu Zetta. Mantan calon tunangannya dulu yang menghilang tiga tahun lamanya.

Zetta mengeraskan wajah hingga terlihat kedua alis yang nyaris menyatu. "Lepasin!" Berusaha berontak, namun justru pelukannya semakin erat.

"Nggak akan! Gue nggak akan lepasin lo lagi. Gue nggak mau kehilangan lo untuk kedua kalinya, Ta."

Bugh!

Perempuan itu membenturkan lututnya pada aset Alfa dengan sangat kuat hingga membuatnya memekik kencang. "Aaaaaw!"

"Jangan sembarangan peluk-peluk gue! Lo pikir gue cewek dua ratus ribuan?" Zetta menunjuknya dengan kesal. Bahkan, raut wajahnya terlihat jelas kalau dia tengah murka.

Alfa menatapnya dengan wajah memelas. "Ta...."

Zetta spontan menepis tangannya. "Nggak usah sok kenal!"

"Ta, lo lupa sama gue? Gue Alfa. Calon tunangan lo."

Entah mengapa Zetta sangat benci dengan kehadiran Alfa. Dia menutup telinganya dengan kedua telapak tangan. "Stop! Gue nggak kenal sama lo! Dan nggak mau kenal! Jangan berlagak seolah-olah kita punya kisah masa lalu yang menarik untuk diulangi. No! Gue memang Zetta. Tapi, gue nggak kenal siapa lo!"

"Ta, lo masih marah sama gue?"

Pertanyaannya membuat Zetta tertawa remeh. "Marah? Nggak ada untungnya gue marah sama orang yang bahkan nggak ada peran apa pun di hidup gue. Jangan merasa paling penting sekalipun kita pernah kenal!"

Meskipun kesakitan, Alfa berusaha mengejar Zetta yang berjalan meninggalkannya. "Ta! Zetta!" teriaknya.

Teriakannya berhenti ketika sosok laki-laki lain berpakaian formal dengan raut wajah datar berjalan ke arah mereka. Langkahnya terhenti di hadapan Zetta. "Are you okay?" Dia bertanya karena melihat bibir tertekuk dan kening berkerut Zetta yang menyeramkan. Laki-laki itu hanya berekspresi datar dengan tangan yang sembunyi di dalam saku celana.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang