Luna terbangun dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Sekujur tubuhnya terasa sakit, kepalanya juga pusing. Cewek itu ngeratin selimut putih yang menutupi tubuh polosnya sambil berusahan bangun meskipun itu berujung sia-sia.
"Lee Haechan sialan," umpatnya.
"Bangun juga lo." Haechan muncul dari balik pintu dengan sebuah nampan berisi makanan di tangannya.
"Nih, makan. Gue tau tenaga lo habis karena semalem—"
"SHUT UP!" Luna memekik keras memotong kalimat Haechan.
Haechan tersenyum remeh memandang Luna, "Masih sehat aja suara lo, padahal semalem lo kenceng banget ngedesahin—"
"DIEM LO BANGSAT!"
"—nama gue." Haechan tetap menyelesaikan kalimatnya tanpa memedulikan Luna yang menatapnya nyalang.
"Dikit lagi mata lo keluar dari tempatnya."
"Diem lo bacot!" Luna meneriakinya lagi.
"Ok ok, calm down. Gue diem, puas lo?" Final Haechan, mengalah.
Luna mengabaikan Haechan begitu saja, cewek itu lebih milih untuk bangkit dari ranjangnya.
"Shh..."
Sial, selangkangan gue sakit banget.
Rutuknya dalam hati.
Pergerakan Luna ga pernah lepas dari perhatian Haechan. Cowok itu jadi merasa sedikit kasihan. Mau gimanapun juga, Luna begitu ya karena ulahnya.
"Butuh bantuan, Kim Luna-ssi?" Tawar Haechan dengan sopan yang sialnya terlihat begitu menjengkelkan di mata Luna.
Luna sebenarnya ingin menolak bantuan Haechan, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuknya mempertahankan harga diri.
Lagi pula, sejak kapan seorang Kim Luna mempunyai harga diri di depan Haechan? Dulu, dialah yang dengan sukarela menyerahkan dirinya pada Haechan. Berharap dengan begitu Haechan bisa membalas perasaannya. Tapi, kenyataannya ga sesuai harapan Luna.
Haechan sampai sekarang (sepertinya) masih belum bisa membalas perasaannya. Perjodohan bisnislah yang membuat mereka menjadi terikat dalam tali pertunangan yang bisa dibilang sudah berjalan kurang lebih empat tahun.
Haechan dan Luna akan langsung menikah setelah keduanya sudah lulus kuliah nanti. Itu adalah keputusan final kedua orang tua mereka.
Mau menolak pun rasanya sudah sangat terlambat. Baik Haechan maupun Luna, keluarga mereka merupakan orang terpandang, koneksi sudah pasti ada di mana-mana.
Sebagian besar kolega bisnis orang tua mereka sudah tahu perihal hubungan Haechan dan Luna. Tapi, hubungan mereka dirahasiakan dari publik. Hal ini dilakukan demi menjaga privasi Haechan dan Luna.
Keluarga Lee dan Kim ingin kedua anak mereka bisa fokus menyelesaikan pendidikan masing-masing tanpa adanya gangguan dari luar. Dengan begitu, Haechan dan Luna akan siap untuk mengambil alih perusahaan milik orang tua mereka. Hanya orang-orang terdekat Haechan dan Luna saja yang mengetahui hubungan keduanya.
Miris.
Itulah kata yang mendeskripsikan nasib Luna selama ini. Terlibat dalam perjodohan konyol yang sialnya malah membuat Luna menaruh hati pada Haechan. Lebih sialnya lagi, Luna terjebak one-sided love.
Kim Luna bodoh!
Begitulah Luna sering mengatai dirinya. Dia bodoh karena dengan mudahnya jatuh cinta pada Haechan. Jika bisa, Luna lebih memilih untuk tidak pernah mengenal Haechan. Jika bisa, ia ingin dipertemukan dengan laki-laki biasa-biasa saja yang bisa mencintainya dengan tulus.
Tapi sepertinya Tuhan memang sudah merancang takdirnya seperti ini. Dijodohkan dengan Haechan, bertunangan, lalu menikah tanpa kebahagiaan.
Gak usah nyesel karena udah ngasi satu-satunya hal berharga yang lo punya ke gue. Toh, ujung-ujungnya lo bakal nikah sama gue nanti.
Haechan dengan kurang ajarnya berkata begitu setelah kejadian 'kali pertama' mereka. Dia berlagak menjadi cenayang yang bisa memprediksi masa depan. Ingin sekali rasanya Luna mencabik-cabik wajah tengilnya kala itu.
"Mau sampe kapan lo ngelamun? Mau sampe penunggu apartemen ini ngerasukin lo?" Suara Haechan membuyarkan lamunan Luna.
"Ck," Luna berdecak. "Bantuin ke kamar mandi."
"Lo gatau etiket orang minta tolong ya?"
"Hah?" Luna kebingungan.
Haechan memutar bola matanya malas, "Sopankah lo minta tolong kek gitu?"
"Please deh Chan, emangnya itu penting sekarang? Lo gak liat keadaan gue yang cukup memprihatinkan ini? Gue gabisa jalan gara-gara lo!" sungut Luna mulai kesal lagi.
Haechan mengulum bibir menahan senyum. Luna yang lagi ngomel gini kelihatan imut banget.
Tanpa banyak basa-basi lagi Haechan langsung meraih tubuh Luna, menggendongnya ala bridal style menuju kamar mandi.
"Bersihin badan lo, panggil gue kalo udah selesai." Ujarnya setelah meletakkan Luna di dalam bath up.
Luna hanya menyahuti Haechan dengan dehaman singkat.
Terlintas ide gila di otak Haechan. Dengan jahilnya dia meremas pelan payudara Luna yang tertutupi selimut itu dan sukses membuat cewek itu memekik kaget.
Haechan langsung lari terbirit-birit keluar dari kamar mandi sebelum terjadi baku hantam di dalam sana.
"LEE HAECHAN BAJINGAN AWAS LO!!!"
Haechan ga bisa menahan tawanya mendengar teriakan keras Luna dari balik bilik kamar mandi, "Wkwkwkwk Luna muka lo lawak banget anjir."
Sementara itu, Luna sibuk mengabsen seluruh penghuni kebun binatang saking kesalnya akan ulah Haechan. Lee Haechan benar-benar menguji kesabarannya.
A/n:Haechan anak baik, sayang haechan banyak banyak 🥺💚
1 like dari kalian itu sangat berarti 💚
May 26, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Shine | Haechan
FanfictionHaechan dikenal sebagai pria yang penuh dengan energi positif. Saking kuatnya aura positif yang dia punya, Haechan hampir tidak pernah terlihat murung di depan orang-orang yang mengenalnya. Dia tidak pernah lupa untuk sekadar menyapa orang-orang di...