⚠ There is a little bit of 'anu' ⚠
You can skip it if you feel uncomfy.Happy reading!
•
•
•Hujan deras tiba-tiba mengguyur Seoul malam ini. Beruntung, Haechan dan Luna udah balik ke apartemen sejak satu jam yang lalu. Karena hujan, udara malam ini makin terasa dinginnya. Tapi itu bukan jadi penghalang untuk Luna bersantai di balkon apartemen. Luna suka hujan. Sekarang aja tangannya lagi menengadah, ngerasain tetes demi tetes air hujan yang jatuh dari langit.
Luna terlonjak kaget karena tiba-tiba ada sepasang lengan yang meluk pinggangnya dari belakang. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Haechan.
"Haechan lo ngapain sih? Lepas ih, gue geli!" Ronta Luna waktu merasakan napas cowok itu di ceruk lehernya.
"Biarin kayak gini, sebentar aja." gumam Haechan semakin mengeratkan pelukannya.
"Nanti lo bisa sakit, Chan. Udaranya dingin gini."
"Nanti lo tinggal buat gue hangat lagi." sahutnya ambigu.
"Nggak usah aneh-aneh deh lo– akhh." Luna refleks mengerang waktu tangan Haechan dengan kurang ajarnya meremas dadanya. "Tangan lo bisa diem nggak?!"
"Makanya lo jangan berisik."
"Haechan ih, lepas!" Luna yang mulai risi pun semakin meronta minta dilepaskan.
Haechan berdecak kesal, "Lo beneran nggak bisa diem ya?"
"A– hmphh..."
Belum sempat Luna berbicara, bibirnya sudah keburu disambar Haechan. Ciumannya menuntut sampai Luna dibuat kewalahan.
"Nghh..."
Sial, gue kelepasan. Luna merutuki dirinya yang kelepasan mendesah waktu Haechan mengecupi lehernya.
Haechan tersenyum miring mendengar desahan Luna. Dia menyudahi sebentar kegiatannya lalu menatap Luna dengan tatapan sayunya, "Tadinya ada yang mau gue omongin sama lo, tapi kita tuntasin ini dulu."
☀☀☀
Bruk
Haechan menjatuhkan tubuhnya ke sebelah Luna setelah cowok itu mendapatkan pelepasannya. Haechan menolehkan kepalanya menghadap Luna, tunangannya itu kelihatan lemes banget padahal Haechan baru klimaks dua kali. Iya, dua kali di Haechan tapi berkali-kali di Luna. Luna suka heran kenapa tunangannya itu tahan lama banget?
"Lun, lo udah tidur?" tanya Haechan mencoba memastikan Luna udah tidur apa belum.
"Diem, gua capek mau tidur." sahut Luna dengan matanya yang terpejam.
"Ntar dulu, gue mau pillow talk."
"Bahasa lo pillow talk, bilang aja lo mau ngomong."
"Hadap sini makanya, jangan munggungin gue."
Luna yang tadinya munggungin Haechan dengan perasaan dongkol mengganti posisi tidurnya jadi menghadap cowok itu, dia merapatkan selimut yang menutupi tubuh polosnya. "Udah, lo mau ngomong apa?"
Haechan menatap Luna dengan lekat, "Jangan ngehindarin gue lagi."
"Hah? Apaan sih, gue nggak pernah menghindari lo." kekeh Luna terdengar kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Shine | Haechan
FanfictionHaechan dikenal sebagai pria yang penuh dengan energi positif. Saking kuatnya aura positif yang dia punya, Haechan hampir tidak pernah terlihat murung di depan orang-orang yang mengenalnya. Dia tidak pernah lupa untuk sekadar menyapa orang-orang di...