H.Yeji; Memengal kepalanya?

47 14 1
                                    

[OS Thriller; SAFE]


Airmata Yeji mengenang di pelupuk matanya, ia benar-benar hancur oleh apa yang ia lihat saat ini. Ia sangat ingin mengebrak meja yang berada di ujung cafe ini. Tetapi niatnya tidak bisa di lakukan secara langsung, ada Fell di sisinya. Sahabat yang pernah ia anggap begitu 'jahat' pada hubungannya.

Sekarang Yeji tahu, bahwa sebenarnya orang paling jahat adalah dirinya sendiri. Bahkan ia pernah menampar wajah cantik sahabatnya itu dengan tangannya sendiri. Sekarang Yeji sungguh menyesal. Apakah sahabatnya akan memaafkannya?

"Berhentilah menangis." Ujar gadis yang berada di hadapannya. "Apa kau ingin aku menghajar dia langsung?" Tanya Fell serius; bahkan ia hendak akan berdiri.

"Tidak." Balas Yeji; menahan tangan Fell yang terkepal kuat. "Jangan. Fell."

"Tch!" Desis Fell tidak suka. "Saat seperti ini, kau masih mencintainya?" Tanya Fell, bahkan wajahnya terlihat sangat meledek.

Yeji menggeleng kepala pelan. "Bukan,"

"aku tidak ingin tanganmu kotor olehnya." Sambung Yeji; memaksa memberikan senyuman terbaiknya.

Fell hanya tersenyum miris pada Yeji. "Aku sudah memberitahumu dulu, tetapi kau tidak pernah mendengarkan aku."

Yeji menunduk menyesal, ia benar-benar jahat saat itu. Ia membutakan seluruh pandangan, kecuali terhadap Felix. Baginya Felix adalah pemuda yang sangat sopan, baik, dermawan dan sangat terpuji. Karirnya yang bagus, wajahnya yang mempesona dan banyak yang Yeji suka dari sosok itu. Tetapi, Felix bukanlah sosok orang yang harus menerima pujian ini.

"Maaf." Gumam Yeji.

Fell memutar matanya, saat melihat airmata sudah berhasil mengalir ke pipi Yeji. "Sudah ya, aku harus pergi sekarang." Ujar Fell; beranjak dari tempat duduknya. Tetapi sebuah tangan berhasil menghentikan Fell lagi. Tangan Yeji bergetar, dengan ujung jarinya yang memutih.

"Fell," Terdengar suara Yeji yang juga ikut bergetar. "kumohon, ...hiks.... temani aku, sebentar disini."

Permohonan Yeji yang cukup ringan, Fell tidak pernah melihat Yeji menangis seperti ini sebelumnya. Walau saat ayahnya meninggal, Yeji tidak pernah menangis tertahan seperti ini. Lihatlah, begitu berpengaruhnya Felix pada sosok gadis di depannya. Fell tahu betul sifat Yeji, dan Fell yakin Yeji takkan menerima ini semua dengan lapang dada.

"Baiklah. Ku temani sebentar." Ujar Fell. Ia kembali duduk, tetapi kali ini ia duduk di samping Yeji.

Airmata terus berjatuhan dari bentuk mata kucing tersebut. Fell sangat tidak menyukai itu. "Hapus airmata mu, sebelum aku memengal kepala pemuda australia itu."

"Memengal kepalanya?" Gumam Yeji. "Ide bagus, hehe.."

"Kau menyuruhku untuk tidak mengotori tanganku, bukan?"

"Aku bisa melakukannya Fell," Balas Yeji. "walau sendiri."


-------T, B, C or END------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RED or RUN | H. Yeji ft. Felix LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang