#3

1.5K 168 121
                                    

Katakan jika Sunghoon telah gila, atau mungkin Jaeyun juga? Sebab ia pun ikut memejamkan matanya dan menunggu hal selanjutnya yang akan Sunghoon lakukan seiring dengan jarak wajah keduanya yang semakin menipis, nafas hangat mereka saling beradu di tengah suhu dingin di kamar Jaeyun yang rasanya kini telah naik temperatur dan mulai memanas. Sampai akhirnya bibir keduanya hanya berjarak kurang dari sejengkal, Sunghoon meraih tengkuk Jaeyun dan—

"Sunghoon,"

Tubuhnya tersentak hingga hampir terjatuh dari duduknya, membawa kesadarannya kembali saat dirasa pipinya ditepuk oleh Jaeyun beberapa kali. Rasanya Sunghoon ingin berteriak karena sempat-sempatnya berpikiran kotor. Ia mengusap wajahnya, dalam hati mengutuk dirinya. Tidak cukupkah ia membuat Jaeyun trauma?! Sunghoon tidak ingin menimbulkan masalah lain.

"Sunghoon," panggil Jaeyun, lagi. Si Park masih mengabaikannya dan Jaeyun jelas menaruh rasa khawatir, apalagi wajahnya tadi nampak pucat pasi.

"Sunghoon, kok ngelamun. Lo sakit?" manik tajamnya menangkap pergerakan tangan Jaeyun yang akan menyentuh wajahnya lagi, maka secepat mungkin Sunghoon segera menangkapnya sebelum tangan itu mencapai wajahnya.

Hela napas berat lolos dari bibirnya, Sunghoon berusaha menjernihkan pikirannya yang kacau. Ia tidak mengerti mengapa tubuhnya selalu bereaksi sangat aneh setiap berdekatan dengan Jaeyun, bak ada daya tarik tersendiri yang membuatnya selalu ingin menyentuhnya hingga Jaeyun melenguh dan memohon—STOP! Park Sunghoon menggeram, dadanya kini bergemuruh saat bayangan-bayangan panas dan sensual mampir ke otaknya yang ia rasa semakin tercemar akibat terlalu banyak nongkrong bersama Jay dan Nicholas. Biarkan saja, Sunghoon akan menyalahkan mereka atas pengaruh buruk untuknya.

"Jaeyun,"

"H-huh?" Jaeyun bergumam bingung, matanya berkedip beberapa kali, menunggu kelanjutan kalimat Sunghoon yang tertahan di ujung lidahnya.

"Gimana kalo gue nyium lo lagi?"

"E-eh? M-maksudnya?"

Tubuh Jaeyun didorong lembut hingga separuh tubuhnya terbaring ke atas tempat tidur empuknya. Perlakuan Sunghoon sangat lembut, hingga membuat Jaeyun tidak berkutik. Tak ada pancaran rasa takut di matanya dan Sunghoon pikir itu adalah awal yang bagus. Setidaknya ia tidak perlu mengingatkan Jaeyun akan rasa traumanya seperti terakhir kali ketika dirinya menerjang Jaeyun secara agresif ketika mereka berada di rumah Jay.

Sunghoon menjatuhkan kedua tangannya ke sisi tubuh Jaeyun, menatap Jaeyun dari atas. Menyapu setiap detail wajahnya yang Sunghoon yakin seribu persen sangat mirip dengan seseorang yang selalu datang ke mimpinya. Dan disaat Sunghoon kembali mendekatkan wajahnya, kali ini betul-betul nyata, bukan sekadar lamunan, Jaeyun pun ikut memejamkan mata. Sunghoon agak terkejut karena ia pikir Jaeyun akan menamparnya, melemparkan sumpah serapah, atau mungkin meninjunya. Tapi siapa yang menyangka jika seseorang di bawahnya justru menunggu tindakannya.

Sunghoon mengulas senyum saat bibir keduanya telah berpagut. Sialan, pikirannya langsung melayang. Rasanya rindu sekali dengan manis dan lembutnya bibir Jaeyun yang tanpa sadar menjadi candu barunya. Melumatnya lembut hingga merasakan tangan Jaeyun kini merayap mencari tengkuknya, menginginkan agar Sunghoon semakin memperdalam pagutannya. Lenguhan lirih Jaeyun mulai terdengar, secara naluriah menaikkan gairahnya yang secara perlahan-lahan memuncak.

Tontonan film yang masih berputar di televisi hanya menjadi saksi, pun suhu ruangan yang semakin meninggi. Lidah keduanya berperang dan Jaeyun mengerang saat ia tidak dapat mengimbangi permainan Sunghoon, apalagi saat lidah Sunghoon dengan kurang ajar menyapu langit-langit mulutnya. Jaeyun rasanya berada di langit, pikirannya berkabut. Ia akui jika Sunghoon adalah seorang good kisser. Permainannya lembut namun juga panas, sangat lihai dalam membuatnya menerima tanpa perlawanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[sungjake] Rewind.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang